Palembang, (ANTARA) - Inovasi pendidikan Kota Palembang berupa Program Layanan Tak Boleh Berhenti Sekolah akan diangkat ke level nasional setelah masuk 45 Top Inovasi Pelayanan Publik Indonesia 2020.
Deputi Bidang Pelayanan Publik Kementerian Pendayagunaan Reformasi dan Birokrasi RI, Diah Natalisa saat berada di Palembang, Rabu mengatakan program tersebut menyentuh langsung kebutuhan masyarakat akan akses pendidikan terutama dari kalangan kurang mampu.
"Niat kami program ini akan diangkat ke level nasional mengikuti kebijakan nasional, dan Insyallah juga diikutsertakan dalam kompetisi inovasi pelayanan publik yang diselenggarakan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)," ujarnya saat meninjau sekolah filial Palembang.
Melalui program tersebut setidaknya ada 787 anak putus sekolah dan anak jalan berkesempatan kembali melanjutkan pendidikan tanpa biaya sepeserpun, proses pembelajaran sendiri menginduk (filial) ke tiga sekolah formal yakni SD Negeri 238, SMP Negeri 19, dan SMA Negeri 11 Palembang.
Bahkan lulusan sekolah tersebut difasilitasi untuk masuk ke dunia kerja lewat kolaborasi dengan Dinas Ketenagakerjaan Provinsi Sumatera Selatan, dengan konsep tersebut maka tak heran jika Poltabes mampu tembus top 45 dari 3.156 inovasi seindonesia, kata dia.
"Secara khusus kami mengapresiasi Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palembang yang sudah dua tahun berturut-turut masuk top 45 inovasi publik," tambahnya.
Sementara Kepala Disdik Palembang, Ahmad Zulinto, menambahkan bahwa sekolah filial di bawah program layanan tak boleh berhenti sekolah akan dikembangkan ke arah sektor produksi dengan memaksimalkan keterampilan permesinan dan komputer.
"Bahkan nanti ada juga kursus kecantikan dan digital printing supaya ketika lulus mereka langsung kerja, tidak kembali ke jalanan," kata Zulinto. (*)
Deputi Bidang Pelayanan Publik Kementerian Pendayagunaan Reformasi dan Birokrasi RI, Diah Natalisa saat berada di Palembang, Rabu mengatakan program tersebut menyentuh langsung kebutuhan masyarakat akan akses pendidikan terutama dari kalangan kurang mampu.
"Niat kami program ini akan diangkat ke level nasional mengikuti kebijakan nasional, dan Insyallah juga diikutsertakan dalam kompetisi inovasi pelayanan publik yang diselenggarakan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)," ujarnya saat meninjau sekolah filial Palembang.
Melalui program tersebut setidaknya ada 787 anak putus sekolah dan anak jalan berkesempatan kembali melanjutkan pendidikan tanpa biaya sepeserpun, proses pembelajaran sendiri menginduk (filial) ke tiga sekolah formal yakni SD Negeri 238, SMP Negeri 19, dan SMA Negeri 11 Palembang.
Bahkan lulusan sekolah tersebut difasilitasi untuk masuk ke dunia kerja lewat kolaborasi dengan Dinas Ketenagakerjaan Provinsi Sumatera Selatan, dengan konsep tersebut maka tak heran jika Poltabes mampu tembus top 45 dari 3.156 inovasi seindonesia, kata dia.
"Secara khusus kami mengapresiasi Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palembang yang sudah dua tahun berturut-turut masuk top 45 inovasi publik," tambahnya.
Sementara Kepala Disdik Palembang, Ahmad Zulinto, menambahkan bahwa sekolah filial di bawah program layanan tak boleh berhenti sekolah akan dikembangkan ke arah sektor produksi dengan memaksimalkan keterampilan permesinan dan komputer.
"Bahkan nanti ada juga kursus kecantikan dan digital printing supaya ketika lulus mereka langsung kerja, tidak kembali ke jalanan," kata Zulinto. (*)