Kota Solok (ANTARA) -
Pemerintah Kota (Pemkot) Solok, Sumatera Barat mengembangkan produk turunan minyak atsiri agar dapat bersaing di pasaran dan meningkatkan kualitas produknya.
"Minyak atsiri saat ini sedang menjadi primadona baru, diminati oleh masyarakat dan petani. Minyak atsiri salah satu bahan baku untuk sterilisasi mengantisipasi pandemi COVID-19," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumbar, Asben Hendri di Padang, Senin (13/7).
Hal tersebut disampaikan dalam bimbingan teknis produk bagi wirausaha IKM turunan minyak atsiri yang terdampak COVID-19.
Menurutnya, minyak atsiri dari Kota Solok sangat berpotensi untuk dijual dalam bentuk dan kemasan yang lebih baik. Termasuk menciptakan produk turunan sehingga harganya lebih mahal dan bersaing.
"Produk turunan minyak atsiri bisa dijadikan disinfektan, hand sanitizer, parfum dan kosmetik," sebutnya.
Ia menambahkan perlu keseriusan untuk mengembangkan minyak atsiri ini. Jangan sampai para petani minyak atsiri terkena imbas dari pandemi COVID-19.
Sebelumnya, Emilham Harshad melaporkan, peserta bimtek ini terdiri dari 16 Industri Kecil Menengah (IKM) penghasil minyak atsiri, dengan rincian dari Kota Padang delapan IKM, Kota Solok dua IKM, Kabupaten Solok dua IKM, Kota Sawahlunto dua IKM, Kabupalen Sijunjung satu IKM, serta Kabupaten Kepulauan Mentawai satu IKM.
Sementara Wakil Wali Kota Solok Reinier menyampaikan apresiasi untuk Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumbar yang sudah mengagendakan kegiatan bimtek ini.
"Kami yakini, dengan adanya turunan-turunan minyak atsiri ini dapat mengurai lapangan pekerjaan dan meningkatkan perekonomian para petani," ujarnya.
Menurutnya, kegiatan ini merupakan upaya membantu pemerintah dalam meningkatkan perekonomian dan mengurangi angka kemiskinan.
Kegiatan berlangsung selama empat hari, dari 13 Juli 2020 sampai 16 Juli 2020 dengan total materi pelatihan sebanyak 31 jam.
Acara juga dihadiri Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumbar Asben Hendri, Ketua GOW Kota Solok Elfia Reinier, Ketua TP. PKK Kabupaten Sijunjung En Yuswir, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, Kepala Dinas Pertanian Kota Solok Ikhvan Marosa.
Selain itu, mengundang narasumber Fauzan dari CV. Equator Aromaterapi Bogor dan Gita Triyantika dari Rumah Aromawangi Bogor.
"Minyak atsiri saat ini sedang menjadi primadona baru, diminati oleh masyarakat dan petani. Minyak atsiri salah satu bahan baku untuk sterilisasi mengantisipasi pandemi COVID-19," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumbar, Asben Hendri di Padang, Senin (13/7).
Hal tersebut disampaikan dalam bimbingan teknis produk bagi wirausaha IKM turunan minyak atsiri yang terdampak COVID-19.
Menurutnya, minyak atsiri dari Kota Solok sangat berpotensi untuk dijual dalam bentuk dan kemasan yang lebih baik. Termasuk menciptakan produk turunan sehingga harganya lebih mahal dan bersaing.
"Produk turunan minyak atsiri bisa dijadikan disinfektan, hand sanitizer, parfum dan kosmetik," sebutnya.
Ia menambahkan perlu keseriusan untuk mengembangkan minyak atsiri ini. Jangan sampai para petani minyak atsiri terkena imbas dari pandemi COVID-19.
Sebelumnya, Emilham Harshad melaporkan, peserta bimtek ini terdiri dari 16 Industri Kecil Menengah (IKM) penghasil minyak atsiri, dengan rincian dari Kota Padang delapan IKM, Kota Solok dua IKM, Kabupaten Solok dua IKM, Kota Sawahlunto dua IKM, Kabupalen Sijunjung satu IKM, serta Kabupaten Kepulauan Mentawai satu IKM.
Sementara Wakil Wali Kota Solok Reinier menyampaikan apresiasi untuk Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumbar yang sudah mengagendakan kegiatan bimtek ini.
"Kami yakini, dengan adanya turunan-turunan minyak atsiri ini dapat mengurai lapangan pekerjaan dan meningkatkan perekonomian para petani," ujarnya.
Menurutnya, kegiatan ini merupakan upaya membantu pemerintah dalam meningkatkan perekonomian dan mengurangi angka kemiskinan.
Kegiatan berlangsung selama empat hari, dari 13 Juli 2020 sampai 16 Juli 2020 dengan total materi pelatihan sebanyak 31 jam.
Acara juga dihadiri Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumbar Asben Hendri, Ketua GOW Kota Solok Elfia Reinier, Ketua TP. PKK Kabupaten Sijunjung En Yuswir, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, Kepala Dinas Pertanian Kota Solok Ikhvan Marosa.
Selain itu, mengundang narasumber Fauzan dari CV. Equator Aromaterapi Bogor dan Gita Triyantika dari Rumah Aromawangi Bogor.