Jakarta (ANTARA) - Gempa tektonik dengan magnitudo 6,1 yang terjadi di wilayah Laut Jawa pada Selasa pukul 05.54.44 WIB tidak berpotensi menimbulkan tsunami berdasarkan analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

"Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 5,77 LS dan 110,64 BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 85 km arah utara Mlonggo, Jepara, Jawa Tengah pada kedalaman 539 km," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Selasa.

Berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, menurut dia, gempa bumi tersebut termasuk jenis gempa dalam akibat adanya deformasi atau penyesaran pada lempeng yang tersubduksi di bawah Laut Jawa.

Rahmat mengatakan, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi itu memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault).

Menurut dia, getaran gempa tersebut dirasakan di daerah Karangkates, Nganjuk, Yogyakarta, Purworejo, Kuta, dan Mataram pada skala III MMI, dirasakan nyata dalam rumah dan terasa seperti ada truk berlalu.

Getaran akibat gempa juga dirasakan di Denpasar, Malang, Lumajang, Tulungagung, Blitar, Ponorogo, Pacitan, Surabaya, Wonogiri, dan Kebumen pada skala II-III MMI.

Selain itu, gempa tersebut getarannya dirasakan di Banjarnegara, Pangandaran, Karangasem, Lombok Barat , Garut, Boyolali, Krui, Sekincau, Semaka, Pekalongan, Banyumas, wonosobo, Magelang, Purbalingga, dan Gianyar pada skala II MMI, getaran yang dirasakan oleh beberapa orang dan membuat benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Menurut Rahmat, hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan yang terjadi akibat gempa bumi tersebut.

Hasil monitoring BMKG menunjukkan hingga pukul 06.50 WIB belum menunjukkan ada aktivitas gempa bumi susulan.

Rahmat mengimbau warga tetap tenang serta memeriksa bangunan tempat tinggal untuk mengetahui dampak gempa dan menghindar dari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa,
 

Pewarta : Desi Purnamawati
Editor : Joko Nugroho
Copyright © ANTARA 2024