Jakarta (ANTARA) - China berhasil melakukan uji coba kereta api levitasi magnetik (maglev) berkecepatan 600 kilometer per jam di Shanghai.
Satu unit gerbong kereta maglev yang dirancang dan dibuat oleh CRRC Qingdao Sifang di Kota Qingdao, Provinsi Shandong, dikirim ke Shanghai untuk melakukan uji laju di rel magnet 1,5 kilometer di Tongji Univevrsity, Distrik Jiading.
Purwarupa kereta tersebut telah menyelesaikan 200 uji coba pada tujuh kategori sesuai persyaratan teknis, demikian Wakil Kepala Teknis CRRC Qingdao Sifang, Ding Sansan, dikutip media setempat, Selasa.
Perusahaan di bawah naungan China Railway Rolling Stock Corp tersebut terdepan dalam teknologi kereta maglev di China.
Setelah tiga tahun melakukan penelitian dan pengembangan bersama 30 perusahaan dan institusi mitranya, CRRC Qingdao berhasil melakukan terobosan dalam teknologi utama perkeretaapian, seperti suspensi, traksi, komunikasi, dan sistem kendali.
Kereta maglev tersebut menggunakan elektromagnetik agar bisa tetap bertahan di atas rel.
Oleh karena tidak adanya gesekan dengan rel, kereta tersebut bisa berjalan dengan lancar dan tenang.
Dalam kondisi ideal, kereta itu bisa mencapai levitasi statis sehingga menurut Ding, uji coba tersebut berguna untuk memverifikasi kinerja komponen utama dan menghimpun data penting untuk optimalisasi model berikutnya.
Sistem transportasi kereta cepat berbasis maglev telah menjadi proyek penting bagi Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi China, sedangkan penelitian dan pengembangan purwarupa kereta lima gerbong tersebut telah masuk dalam daftar perencanaan.
"Kereta itu melayang 10 milimeter di atas rel dan akan menjadi moda transportasi tercepat dalam jarak 1.500 kilometer," kata Ding.
Jalur terpadat Beijing-Shanghai direncanakan dapat ditempuh dalam waktu 4,5 jam, termasuk persiapan. Kereta cepat saat ini hanya bisa menempuh jalur tersebut selama 5,5 jam. Kereta maglev nantinya hanya perlu 3,5 jam untuk melintasi jalur sepanjang 1.800 kilometer tersebut.
Ding telah terlibat dalam pengembangan berbagai kereta api cepat di China, termasuk yang berkecepatan 250 kilometer per jam dan kereta peluru Fuxing yang mampu melaju dengan kecepatan 400 kilometer per jam, tercepat di dunia.
Shanghai mulai mengoperasikan sistem maglev pertama pada 2003 di jalur sepanjang 30 kilometer dari Bandar Udara Internasional Pudong menuju pusat kota.
Dengan menggunakan maglev berkecepatan 430 kilometer per jam itu, penumpang tujuan Bandara Pudong hanya butuh waktu delapan menit.
Satu unit gerbong kereta maglev yang dirancang dan dibuat oleh CRRC Qingdao Sifang di Kota Qingdao, Provinsi Shandong, dikirim ke Shanghai untuk melakukan uji laju di rel magnet 1,5 kilometer di Tongji Univevrsity, Distrik Jiading.
Purwarupa kereta tersebut telah menyelesaikan 200 uji coba pada tujuh kategori sesuai persyaratan teknis, demikian Wakil Kepala Teknis CRRC Qingdao Sifang, Ding Sansan, dikutip media setempat, Selasa.
Perusahaan di bawah naungan China Railway Rolling Stock Corp tersebut terdepan dalam teknologi kereta maglev di China.
Setelah tiga tahun melakukan penelitian dan pengembangan bersama 30 perusahaan dan institusi mitranya, CRRC Qingdao berhasil melakukan terobosan dalam teknologi utama perkeretaapian, seperti suspensi, traksi, komunikasi, dan sistem kendali.
Kereta maglev tersebut menggunakan elektromagnetik agar bisa tetap bertahan di atas rel.
Oleh karena tidak adanya gesekan dengan rel, kereta tersebut bisa berjalan dengan lancar dan tenang.
Dalam kondisi ideal, kereta itu bisa mencapai levitasi statis sehingga menurut Ding, uji coba tersebut berguna untuk memverifikasi kinerja komponen utama dan menghimpun data penting untuk optimalisasi model berikutnya.
Sistem transportasi kereta cepat berbasis maglev telah menjadi proyek penting bagi Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi China, sedangkan penelitian dan pengembangan purwarupa kereta lima gerbong tersebut telah masuk dalam daftar perencanaan.
"Kereta itu melayang 10 milimeter di atas rel dan akan menjadi moda transportasi tercepat dalam jarak 1.500 kilometer," kata Ding.
Jalur terpadat Beijing-Shanghai direncanakan dapat ditempuh dalam waktu 4,5 jam, termasuk persiapan. Kereta cepat saat ini hanya bisa menempuh jalur tersebut selama 5,5 jam. Kereta maglev nantinya hanya perlu 3,5 jam untuk melintasi jalur sepanjang 1.800 kilometer tersebut.
Ding telah terlibat dalam pengembangan berbagai kereta api cepat di China, termasuk yang berkecepatan 250 kilometer per jam dan kereta peluru Fuxing yang mampu melaju dengan kecepatan 400 kilometer per jam, tercepat di dunia.
Shanghai mulai mengoperasikan sistem maglev pertama pada 2003 di jalur sepanjang 30 kilometer dari Bandar Udara Internasional Pudong menuju pusat kota.
Dengan menggunakan maglev berkecepatan 430 kilometer per jam itu, penumpang tujuan Bandara Pudong hanya butuh waktu delapan menit.