Padang (ANTARA) - Ekspor ikan tuna dan udang lobster asal Kota Padang terhenti sejak pandemi COVID-19 karena negara tujuan menghentikan permintaan untuk sementara waktu.
"Pandemi COVID-19 menyebabkan ekspor ikan asal Padang mandek, akibatnya harga ikan tuna anjlok menjadi hanya Rp27 ribu per kilogram dibandingkan harga ekspor yang menembus Rp54 ribu per kilogram," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Padang, Guswardi di Padang, Jumat.
Menurut dia saat ini nelayan yang biasanya menangkap tuna untuk kebutuhan ekspor lebih memilih untuk menyediakan pasokan lokal kendati harganya turun.
"Ekspor mulai terhenti awal tahun, negara tujuan biasanya Jepang, China dan Amerika Serikat," ujarnya.
Tidak hanya komoditas tuna, untuk lobster juga terhenti saat ini pengirimannya ke luar negeri.
Ia menyebutkan ada sekitar lima kelompok besar nelayan yang bergerak di bidang ekspor tuna termasuk PT Dempo.
Biasanya pengiriman dari Bandara Internasional Minangkabau setelah ikan dibekukan ke Jakarta untuk dikirim ke negara tujuan, ujarnya.
Sementara untuk budidaya perikanan air tawar di Padang cukup baik kendati permintaan juga turun karena pembeli sepi.
"Ikan tetap ada tapi pembeli berkurang, terutama nila dan lele," kata dia.
Guswardi menyebutkan terdapat 1.200 orang yang membudidayakan ikan air tawar dengan kolam air deras dan tanah.
Hasil produksi cukup untuk memenuhi kebutuhan Padang ditambah dengan hasil tangkapan nelayan dari laut, tambah dia.
Sementara berdasarkan data yang dihimpun dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat ekspor daging dan ikan olahan mengalami penurunan 0,95 persen pada Januari hingga Maret 2020 dibandingkan periode yang sama pada 2019.
Pada Januari hingga Maret 2019 nilai ekspor daging dan ikan olahan mencapai 0,05 juta dolar Amerika Serikat.
"Pandemi COVID-19 menyebabkan ekspor ikan asal Padang mandek, akibatnya harga ikan tuna anjlok menjadi hanya Rp27 ribu per kilogram dibandingkan harga ekspor yang menembus Rp54 ribu per kilogram," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Padang, Guswardi di Padang, Jumat.
Menurut dia saat ini nelayan yang biasanya menangkap tuna untuk kebutuhan ekspor lebih memilih untuk menyediakan pasokan lokal kendati harganya turun.
"Ekspor mulai terhenti awal tahun, negara tujuan biasanya Jepang, China dan Amerika Serikat," ujarnya.
Tidak hanya komoditas tuna, untuk lobster juga terhenti saat ini pengirimannya ke luar negeri.
Ia menyebutkan ada sekitar lima kelompok besar nelayan yang bergerak di bidang ekspor tuna termasuk PT Dempo.
Biasanya pengiriman dari Bandara Internasional Minangkabau setelah ikan dibekukan ke Jakarta untuk dikirim ke negara tujuan, ujarnya.
Sementara untuk budidaya perikanan air tawar di Padang cukup baik kendati permintaan juga turun karena pembeli sepi.
"Ikan tetap ada tapi pembeli berkurang, terutama nila dan lele," kata dia.
Guswardi menyebutkan terdapat 1.200 orang yang membudidayakan ikan air tawar dengan kolam air deras dan tanah.
Hasil produksi cukup untuk memenuhi kebutuhan Padang ditambah dengan hasil tangkapan nelayan dari laut, tambah dia.
Sementara berdasarkan data yang dihimpun dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat ekspor daging dan ikan olahan mengalami penurunan 0,95 persen pada Januari hingga Maret 2020 dibandingkan periode yang sama pada 2019.
Pada Januari hingga Maret 2019 nilai ekspor daging dan ikan olahan mencapai 0,05 juta dolar Amerika Serikat.