Padang, (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Padang mencatat jumlah warga yang terkonfirmasi positif Corona Virus Disease (COVID-19) hingga 13 Mei 2020 telah melampaui 200 orang yaitu 203.

"Hari ini ada 14  penambahan kasus baru dengan perincian tujuh kasus di Kecamatan Padang Timur, empat kasus di Nanggalo, satu orang di Padang Barat, satu kasus di Lubuk Kilangan  dan satu orang di Pauh," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang Ferimulyani Hamid di Padang, Rabu.

Ia menyampaikan hingga 13 Mei 2020 sebaran kecamatan yang terkonfirmasi COVID-19 mencapai semua kecamatan yaitu   11 tersebar di 58 kelurahan.

Baca juga: Survei : 42,7 persen perantau Minang berpotensi pulang kampung

Dari 203 kasus tersebut pada hari ini terdapat satu pasien sembuh dan satu orang meninggal dunia.

14 kasus baru tersebut berada di Kelurahan Koto Luar satu orang, Kurao Pagang tiga orang, Surau Gadang satu orang, Andalas satu orang, Jati Batu lima orang, Kubu Marapalam satu orang, Bandar Buat satu orang dan Purus satu orang.

Sementara ia memaparkan hingga 13 Mei 2020 di Padang terdapat 2.064 pelaku perjalanan dari daerah terjangkit, 125 orang tanpa gejala, 93 orang dalam pengawasan, 153 pasien dalam pengawasan, positif 203 orang, meninggal 16 orang, negatif 60 orang, sembuh 44 orang, dan menunggu hasil 51 orang.

Sebelumnya Pemerintah Kota Padang menargetkan pada 29 Mei 2020 COVID-19  bisa berakhir dan tak ada lagi satu pun warga Padang yang positif.

"Insya Allah maka itu pada Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tahap kedua ini, kita pemerintah kota bersama semua elemen dan warga masyarakat Kota Padang harus sama-sama berupaya mewujudkannya melalui rencana aksi yang telah disusun," kata Wali Kota Padang Mahyeldi.

Sejalan dengan itu Ahli kesehatan dari Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (Unand) Padang Dr dr Andani Eka Putra menilai peningkatan kasus positif  COVID-19 di Sumatera Barat pertanda baik dalam konsep penanganan wabah. 

Baca juga: RSJ HB Saanin Padang tidak terima pasien gangguan jiwa akibat terpapar COVID-19

"Saya berani mengatakan kalau kasus kita banyak dan meningkat terus, itu menggembirakan karena yang ditemukan adalah orang-orang yang berpotensi menularkan sehingga bisa diputus mata rantai," kata dia.

Menurut Kepala Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Unand tersebut dalam penanganan COVID-19, yang paling utama dilakukan adalah menegakan identifikasi kasus dan segera melakukan pemutusan mata rantai penularan.

Ia memaparkan hingga saat ini jumlah pasien positif COVID-19 di Sumbar sebanyak 72,6 persen merupakan orang dalam pemantauan dan orang tanpa gejala dan hanya 27,4 persen pasien dalam pengawasan yang berada di rumah sakit.

"Artinya data ini memperlihatkan ada upaya serius Sumbar untuk  mendeteksi sebanyak mungkin OTG dan ODP karena mereka adalah sumber penular," kata dia. (*)

Baca juga: Meninggal di M DJamil, jenazah pasien COVID-19 Pesisir Selatan dimakamkan di Padang

Pewarta : Ikhwan Wahyudi
Editor : Mukhlisun
Copyright © ANTARA 2024