Magelang (ANTARA) - Ketekunan umat dalam berdoa agar segera terbebas dari pandemi COVID-19 harus disertai dengan usaha untuk mencegah penularan penyakit, antara lain dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan yang dibuat berdasarkan pertimbangan akal, pikiran, dan ilmu pengetahuan, kata Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Magelang Jumari.
Bertepatan dengan peringatan Nuzulul Quran pada 17 Ramadhan 1441 Hijriah, ia menjelaskan bahwa Al Quran mengajarkan keseimbangan dan perpaduan antara aspek ikhtiar dalam bentuk usaha lahiriah dan doa untuk memohon pertolongan Allah, akal dan kalbu, pikir dan zikir, serta ilmu dan iman.
"Sikap pasrah dan juga permohonan doa kepada Allah agar wabah COVID-19 segera berakhir perlu diikuti juga dengan usaha dalam bentuk pelaksanaan protokol kesehatan yang sudah dibuat dan disusun berdasarkan pertimbangan akal, pikiran, dan juga ilmu pengetahuan,” katanya dalam keterangan tertulis di Magelang, Minggu.
Pemerintah sudah menetapkan protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19, yang mencakup menjaga jarak fisik saat berinteraksi dengan orang lain, tidak membuat kerumunan, menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan, serta mengenakan masker saat beraktivitas di luar untuk kepentingan yang mendesak.
Jumari menjelaskan pula bahwa kata pertama dalam Surah Al 'Alaq, surah pertama Al Quran yang diturunkan, adalah iqra yang artinya "bacalah" dan perintah membaca memiliki arti dan menghimpun banyak makna, antara lain meneliti, mengkaji, mendalami, dan mengetahui ciri sesuatu.
Pilihan sikap dan kebijakan dalam menghadapi setiap persoalan hidup, menurut dia, seharusnya ditentukan berdasarkan proses sebagaimana makna yang terkandung dalam perintah tersebut.
"Yang dibaca tidak hanya yang tertulis semata, akan tetapi juga yang tidak tertulis," kata dia.
Ia menambahkan, membaca fenomena munculnya pandemi COVID-19 juga perlu dilakukan dengan semangat iqra.
"Banyak aspek yang perlu dipertimbangkan agar semua bisa selamat dan segera mampu melewati masa darurat ini," kata dia.
Jumari juga mengemukakan pentingnya membaca dan memahami Al Quran serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
"Jadikan setiap peringatan Nuzulul Quran sebagai momentum untuk refleksi dan evaluasi terkait pelaksanaan setiap pedoman hidup yang tercantum di dalam Al Quran itu sendiri," kata dia.
Bertepatan dengan peringatan Nuzulul Quran pada 17 Ramadhan 1441 Hijriah, ia menjelaskan bahwa Al Quran mengajarkan keseimbangan dan perpaduan antara aspek ikhtiar dalam bentuk usaha lahiriah dan doa untuk memohon pertolongan Allah, akal dan kalbu, pikir dan zikir, serta ilmu dan iman.
"Sikap pasrah dan juga permohonan doa kepada Allah agar wabah COVID-19 segera berakhir perlu diikuti juga dengan usaha dalam bentuk pelaksanaan protokol kesehatan yang sudah dibuat dan disusun berdasarkan pertimbangan akal, pikiran, dan juga ilmu pengetahuan,” katanya dalam keterangan tertulis di Magelang, Minggu.
Pemerintah sudah menetapkan protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19, yang mencakup menjaga jarak fisik saat berinteraksi dengan orang lain, tidak membuat kerumunan, menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan, serta mengenakan masker saat beraktivitas di luar untuk kepentingan yang mendesak.
Jumari menjelaskan pula bahwa kata pertama dalam Surah Al 'Alaq, surah pertama Al Quran yang diturunkan, adalah iqra yang artinya "bacalah" dan perintah membaca memiliki arti dan menghimpun banyak makna, antara lain meneliti, mengkaji, mendalami, dan mengetahui ciri sesuatu.
Pilihan sikap dan kebijakan dalam menghadapi setiap persoalan hidup, menurut dia, seharusnya ditentukan berdasarkan proses sebagaimana makna yang terkandung dalam perintah tersebut.
"Yang dibaca tidak hanya yang tertulis semata, akan tetapi juga yang tidak tertulis," kata dia.
Ia menambahkan, membaca fenomena munculnya pandemi COVID-19 juga perlu dilakukan dengan semangat iqra.
"Banyak aspek yang perlu dipertimbangkan agar semua bisa selamat dan segera mampu melewati masa darurat ini," kata dia.
Jumari juga mengemukakan pentingnya membaca dan memahami Al Quran serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
"Jadikan setiap peringatan Nuzulul Quran sebagai momentum untuk refleksi dan evaluasi terkait pelaksanaan setiap pedoman hidup yang tercantum di dalam Al Quran itu sendiri," kata dia.