Jakarta (ANTARA) - PT BNI Sekuritas memastikan layanan operasional perusahaan meliputi jasa perantara pedagang efek, penjaminan emisi efek dan agen penjual reksadana selama pandemi Virus Corona baru penyebab penyakit COVID-19 tetap normal.
“Layanan tetap seperti biasa. Namun, karena fenomena COVID-19 yang mengharuskan social distancing maka lebih dari 60 persen karyawan bekerja dari rumah (Work From Home/WFH), selebihnya, secara bergiliran bekerja dari kantor (Work From Office/WFO),” kata Direktur Utama BNI Sekuritas Antonius Chandra Satya dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Menurut Antonius, di tengah pandemi COVID-19 perusahaan harus meyakinkan keamanan, kesehatan, dan keselamatan, seluruh karyawan agar keberlangsungan perusahaan tetap terjaga.
“WFH karyawan BNI Sekuritas tidak mengurangi kualitas layanan kepada nasabah. Ada beberapa unit yang tidak dapat melakukan WFH antara lain adalah trader, customer services, dan beberapa unit di back office yang terpaksa melakukan secara bergiliran,” ujarnya.
Selanjutnya, untuk memastikan kesehatan karyawan baik yang WFH maupun WFO, perusahaan melakukan berbagai upaya dimulai dengan memberikan suntik vitamin-C dan anti-flu gratis kepada pegawai.
Selain itu juga dilakukan penyemprotan disinfektan di seluruh ruangan kantor, memberikan vitamin, masker dan hand sanitizer di setiap unit di BNI Sekuritas. Seluruh pegawai juga diimbau menjaga kebersihan lingkungan.
Antonius menambahkan BNI Sekuritas juga membagikan paket bahan makanan dan vitamin kepada pengemudi ojek daring dan masyarakat sekitar kantor yang masih berjuang melayani para pekerja yang terpaksa WFO.
Memasuki tahun 2020 dan bertepatan dengan mewabahnya COVID-19, BNI Sekuritas membuat tema Driving Growth Through Innovation yang memberikan ruang bagi karyawan untuk berinovasi, mengembangkan ide-ide dan terobosan terbaik untuk pengembangan bisnis di tengah pandemi.
PT BNI Sekuritas yang merupakan anak usaha PT Bank BNI Tbk (Persero) ini sepanjang tahun 2019 membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp20,7 miliar atau meningkat 13,3 persen dibanding tahun sebelumnya sekitar Rp18,27 miliar.
Peningkatan laba perusahaan terutama didukung pendapatan dari bisnis penjaminan efek yang naik 59,6 persen selama periode 2019.