Jakarta, (Antara) - Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) menilai karut-marut pelaksanaan ujian nasional (UN) tahun 2013 sebagai bencana pendidikan.
"Ini adalah bencana pendidikan," kata Ketua Umum Pimpinan Pusat IPNU Khairul Anam di Jakarta, Senin.
IPNU mengajak semua pihak tidak saling menyalahkan, sebaliknya justru bersama-sama mencari solusi agar kejadian serupa tidak terjadi pada masa depan.
"Semua pihak harus bersama-sama mencari solusi, baik Presiden, Menteri Pendidikan, Kemendikbud, DPR, perusahaan, maupun masyarakat. IPNU sebagai organisasi komunitas pelajar pun merasa bertanggung jawab atas kejadian ini," kata Anam.
Menurut Anam, pihaknya saat ini terus berkoordinasi dengan pengurus IPNU di daerah untuk mengumpulkan data terkait dengan pelaksanaan UN.
"Informasi yang kami terima ada soal untuk wilayah Depok yang 'nyasar' ke Karawang. Ini problem sangat teknis," katanya.
Menurut Anam, perlu dilakukan pendalaman persoalan dan diinvestigasi secara menyeluruh sehingga diperoleh hasil yang komprehensif, mulai dari regulasi, sistem anggaran, hingga pelaksanaan teknis di lapangan.
"Jangan ada dulu yang mundur dari tugas dan tanggung jawab sebelum semuanya bisa diungkap," katanya.
Anam mengatakan bahwa karut-marut pelaksanaan UN menjadi bahasan utama dalam "Rembuk Pelajar" yang akan digelar IPNU pada tanggal 7 Mei mendatang. Sejumlah tokoh pendidikan diundang untuk mencari akar masalah dari persoalan tersebut.
"Ujian nasional akan kita bedah secara keseluruhan, mulai dari paradigma, regulasi, sistem anggaran, hingga pelaksanaan teknis di lapangan. Selain itu, juga apakah UN masih efektif sebagai alat evaluasi pendidikan saat ini," katanya.
Menurut Anam, hasil dari forum "Rembuk Pelajar" yang digelar untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional itu akan diberikan kepada semua pihak sebagai rekomendasi.
"Ini gerakan yang solutif, tidak demo teriak-teriak," katanya. (*/jno)
Karut-Marut UN Bencana Pendidikan
Ujian Nasional (UN). (Antara)