Bukittinggi (ANTARA) - Kantor Kementerian Agama Kota Bukittinggi, Sumatera Barat memperkirakan 200 warga setempat ditunda pemberangkatan untuk melaksanakan umrah seiring diberlakukannya penangguhan layanan ibadah itu oleh Pemerintah Arab Saudi.
"Setiap ada pemberangkatan umrah, Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) selalu melapor pada kami. Rata-rata setiap bulan ada 200 orang yang menunaikannya melalui PPIU," kata Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah Kemenag Bukittinggi Tri Andriani Djusair di Bukittinggi, Jumat.
Penundaan keberangkatan sekitar 200 orang itu untuk jadwal pemberangkatan dari 1 Maret 2020 melalui 12 PPIU atau biro perjalanan haji dan umrah yang beroperasi di Bukittinggi.
Lama perjalanan yang disediakan oleh biro perjalanan bervariasi mulai dari sembilan hari hingga paling lama 15 hari.
Saat ini, ujarnya tidak ada warga daerah itu yang sedang berada di Tanah Suci menunaikan umrah karena rombongan terakhir jadwal keberangkatan Februari 2020 dilaporkan sudah kembali ke Tanah Air pada Kamis(27/2) atau saat keluarnya informasi penangguhan tersebut dari Arab Saudi.
Karena kondisi itu, ia meminta setiap biro perjalanan agar dapat memberikan pengertian sebaik mungkin kepada calon jamaah yang sudah menantikan kesempatan bisa beribadah ke Tanah Suci.
Ia juga berharap agar masyarakat terutama calon jamaah yang tertunda keberangkatannya dapat memaklumi kondisi tersebut karena Pemerintah Arab Saudi berupaya mengantisipasi makin meluasnya penyebaran virus corona baru atau COVID-19.
"Informasi penagguhan ini belum diketahui akan berlangsung sampai kapan. Namun kabar baiknya bagi yang sudah memiliki visa, pemerintah sedang berupaya mencarikan jalan keluar terbaik," katanya.
Sebelumnya, Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi menangguhkan sementara pelayanan umrah bagi warga dari luar kerajaan sebagai upaya mencegah penyebaran virus corona baru.
Kementerian juga mengonfirmasi perusahaan-perusahaan umrah dan agen luar negeri untuk membatalkan pemesanan apapun sejak diterbitkannya pengumuman itu sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) per tanggal 25 Februari 2020, kasus COVID-19 yang terkonfirmasi secara global mencapai 81.109 dengan penambahan 871 kasus baru yang meliputi 459 kasus baru di 37 negara di luar China dan 412 kasus baru di China.
Di antara negara yang melaporkan kasus COVID-19 ada negara berpenduduk Muslim seperti Uni Emirat Arab, Malaysia, Irak, Iran, Kuwait, Bahrain, Afghanistan, Oman, Mesir dan India.
"Setiap ada pemberangkatan umrah, Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) selalu melapor pada kami. Rata-rata setiap bulan ada 200 orang yang menunaikannya melalui PPIU," kata Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah Kemenag Bukittinggi Tri Andriani Djusair di Bukittinggi, Jumat.
Penundaan keberangkatan sekitar 200 orang itu untuk jadwal pemberangkatan dari 1 Maret 2020 melalui 12 PPIU atau biro perjalanan haji dan umrah yang beroperasi di Bukittinggi.
Lama perjalanan yang disediakan oleh biro perjalanan bervariasi mulai dari sembilan hari hingga paling lama 15 hari.
Saat ini, ujarnya tidak ada warga daerah itu yang sedang berada di Tanah Suci menunaikan umrah karena rombongan terakhir jadwal keberangkatan Februari 2020 dilaporkan sudah kembali ke Tanah Air pada Kamis(27/2) atau saat keluarnya informasi penangguhan tersebut dari Arab Saudi.
Karena kondisi itu, ia meminta setiap biro perjalanan agar dapat memberikan pengertian sebaik mungkin kepada calon jamaah yang sudah menantikan kesempatan bisa beribadah ke Tanah Suci.
Ia juga berharap agar masyarakat terutama calon jamaah yang tertunda keberangkatannya dapat memaklumi kondisi tersebut karena Pemerintah Arab Saudi berupaya mengantisipasi makin meluasnya penyebaran virus corona baru atau COVID-19.
"Informasi penagguhan ini belum diketahui akan berlangsung sampai kapan. Namun kabar baiknya bagi yang sudah memiliki visa, pemerintah sedang berupaya mencarikan jalan keluar terbaik," katanya.
Sebelumnya, Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi menangguhkan sementara pelayanan umrah bagi warga dari luar kerajaan sebagai upaya mencegah penyebaran virus corona baru.
Kementerian juga mengonfirmasi perusahaan-perusahaan umrah dan agen luar negeri untuk membatalkan pemesanan apapun sejak diterbitkannya pengumuman itu sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) per tanggal 25 Februari 2020, kasus COVID-19 yang terkonfirmasi secara global mencapai 81.109 dengan penambahan 871 kasus baru yang meliputi 459 kasus baru di 37 negara di luar China dan 412 kasus baru di China.
Di antara negara yang melaporkan kasus COVID-19 ada negara berpenduduk Muslim seperti Uni Emirat Arab, Malaysia, Irak, Iran, Kuwait, Bahrain, Afghanistan, Oman, Mesir dan India.