Bireuen, Aceh (ANTARA) - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dari Fraksi Partai NasDem Lestari Moerdijat menilai Rancangan Undang-Undang (RUU) Ketahanan Keluarga terlalu masuk ke ruang privat.
"Begini, kan itu baru kemarin keluar. Saya sendiri baru melihat "summary", belum secara mendetil. Namun, rasanya ada ruang-ruang privat yang tidak seyogyanya dimasuki dan kemudian kalau disahkan, negara yang harus ikut campur. Itu kemudian juga masuk ke ranah hukum," kata Lestari di Sekolah Sukma Bangsa, Bireuen, Aceh, Sabtu.
"Saya rasa itu sudah terlalu jauh. Ruang privat adalah ruang milik keluarga," ucap Lestari yang akrab disapa Rerie itu.
Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa seharusnya kita mempercayai dengan nilai-nilai yang sudah dimiliki selama ini.
"Kita juga harus percaya dengan nilai-nilai yang kita miliki. Kita sudah punya nilai, loh. Nilai agama sudah pasti, kemudian nilai budaya, nilai yang berbasis moral, itu semua sudah dimiliki. Kalau kita ingin menginfus, ada cara lain tetapi tidak lah harus kemudian ranah privat dicampuri sedemikian dalam," tuturnya.
Oleh karena itu, kata dia, Fraksi Partai NasDem menolak RUU Ketahanan Keluarga tersebut.
"Oh, pasti, pasti itu," ujar Rerie.
Sebelumnya, lima anggota DPR mengusulkan RUU Ketahanan Keluarga yaitu Ledia Hanifa dan Netty Prasetiyani (F-PKS), Ali Taher (F-PAN), Sodik Mudjahid (Fraksi Gerindra), dan Endang Maria Astuti (Fraksi Partai Golkar).
Ali Taher mengatakan usulannya terkait RUU tersebut disebabkan tingginya tingkat persoalan disharmonisasi keluarga di Indonesia.
Anggota Fraksi PAN DPR RI itu menilai diperlukan UU agar persoalan ketahanan keluarga bisa menjadi alternatif pemecahan berbagai persoalan sosial yang dihadapi dalam lingkup keluarga.
Adapun kedatangan Lestari di Sekolah Sukma Bangsa untuk menghadiri "Kenduri Kebangsaan" yang digagas oleh Yayasan Sukma dan Forum Bersama (Forbes) Anggota DPR RI-DPD RI asal Aceh. Lestari juga merupakan Ketua Yayasan Sukma.
"Begini, kan itu baru kemarin keluar. Saya sendiri baru melihat "summary", belum secara mendetil. Namun, rasanya ada ruang-ruang privat yang tidak seyogyanya dimasuki dan kemudian kalau disahkan, negara yang harus ikut campur. Itu kemudian juga masuk ke ranah hukum," kata Lestari di Sekolah Sukma Bangsa, Bireuen, Aceh, Sabtu.
"Saya rasa itu sudah terlalu jauh. Ruang privat adalah ruang milik keluarga," ucap Lestari yang akrab disapa Rerie itu.
Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa seharusnya kita mempercayai dengan nilai-nilai yang sudah dimiliki selama ini.
"Kita juga harus percaya dengan nilai-nilai yang kita miliki. Kita sudah punya nilai, loh. Nilai agama sudah pasti, kemudian nilai budaya, nilai yang berbasis moral, itu semua sudah dimiliki. Kalau kita ingin menginfus, ada cara lain tetapi tidak lah harus kemudian ranah privat dicampuri sedemikian dalam," tuturnya.
Oleh karena itu, kata dia, Fraksi Partai NasDem menolak RUU Ketahanan Keluarga tersebut.
"Oh, pasti, pasti itu," ujar Rerie.
Sebelumnya, lima anggota DPR mengusulkan RUU Ketahanan Keluarga yaitu Ledia Hanifa dan Netty Prasetiyani (F-PKS), Ali Taher (F-PAN), Sodik Mudjahid (Fraksi Gerindra), dan Endang Maria Astuti (Fraksi Partai Golkar).
Ali Taher mengatakan usulannya terkait RUU tersebut disebabkan tingginya tingkat persoalan disharmonisasi keluarga di Indonesia.
Anggota Fraksi PAN DPR RI itu menilai diperlukan UU agar persoalan ketahanan keluarga bisa menjadi alternatif pemecahan berbagai persoalan sosial yang dihadapi dalam lingkup keluarga.
Adapun kedatangan Lestari di Sekolah Sukma Bangsa untuk menghadiri "Kenduri Kebangsaan" yang digagas oleh Yayasan Sukma dan Forum Bersama (Forbes) Anggota DPR RI-DPD RI asal Aceh. Lestari juga merupakan Ketua Yayasan Sukma.