Padang, (ANTARA) - Akademisi Universitas Andalas (Unand) Padang Rozidateno Putri Hanida M.PA menilai perlu sinergi pemangku kepentingan untuk bisa mewujudkan pemberian ASI ekslusif di kota Padang.
"Selama ini masing-masing pemangku kepentingan di Padang sudah menjalankan program untuk meningkatkan target pemberian ASI ekslusif namun masih jalan sendiri dan belum bersinergi," kata dia di Padang, Rabu.
Ia menyampaikan hal itu pada grup diskusi terpumpun dengan tema advokasi kebijakan dalam meningkatkan dukungan stakeholder untuk implementasi ASI ekslusif di Padang sebagai bentuk pengabdian masyarakat jurusan Administrasi Publik FISIP Unand bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Padang dan Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Sumbar.
Menurutnya saat ini pencapaian ASI ekslusif di Padang masih rendah berada pada angka 76 persen dari target 80 persen.
"Ada banyak faktor penyebab dan salah satunya adalah kurangnya sinergi para pihak," katanya.
Ia menyampaikan Dinas Kesehatan punya program, bidan, organisasi dan lainnya tapi belum bersinergi dan terhubung.
Pada sisi lain ia juga masih menemukan adanya oknum tenaga kesehatan yang memberikan souvenir susu formula kepada ibu yang melahirkan di rumah sakit.
"Padahal secara aturan itu tidak dibolehkan," kata dia.
Pada sisi lain ia melihat secara regulasi aturan yang mendukung pemberian ASI ekslusif sudah ada di Padang maupun di Sumbar dan yang diperlukan adalah upaya mengimplementasikan lebih optimal.
Sementara Ketua AIMI Sumbar Ria Oktorina menyampaikan perlu sinergi banyak pihak untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya ASI ekslusif.
Selain itu juga perlu edukasi dan sosialisasi kepada ibu bagaimana memberikan ASI yang benar, katanya. (*)
"Selama ini masing-masing pemangku kepentingan di Padang sudah menjalankan program untuk meningkatkan target pemberian ASI ekslusif namun masih jalan sendiri dan belum bersinergi," kata dia di Padang, Rabu.
Ia menyampaikan hal itu pada grup diskusi terpumpun dengan tema advokasi kebijakan dalam meningkatkan dukungan stakeholder untuk implementasi ASI ekslusif di Padang sebagai bentuk pengabdian masyarakat jurusan Administrasi Publik FISIP Unand bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Padang dan Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Sumbar.
Menurutnya saat ini pencapaian ASI ekslusif di Padang masih rendah berada pada angka 76 persen dari target 80 persen.
"Ada banyak faktor penyebab dan salah satunya adalah kurangnya sinergi para pihak," katanya.
Ia menyampaikan Dinas Kesehatan punya program, bidan, organisasi dan lainnya tapi belum bersinergi dan terhubung.
Pada sisi lain ia juga masih menemukan adanya oknum tenaga kesehatan yang memberikan souvenir susu formula kepada ibu yang melahirkan di rumah sakit.
"Padahal secara aturan itu tidak dibolehkan," kata dia.
Pada sisi lain ia melihat secara regulasi aturan yang mendukung pemberian ASI ekslusif sudah ada di Padang maupun di Sumbar dan yang diperlukan adalah upaya mengimplementasikan lebih optimal.
Sementara Ketua AIMI Sumbar Ria Oktorina menyampaikan perlu sinergi banyak pihak untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya ASI ekslusif.
Selain itu juga perlu edukasi dan sosialisasi kepada ibu bagaimana memberikan ASI yang benar, katanya. (*)