Pulau Punjung (ANTARA) - Bupati Sutan Riska Tuanku Kerajaan menyampaikan penggalian jejak sejarah Dharmasraya masa lampau melalui even Festival Pamalayu, guna menjadikan penyemangat mendorong daerah bisa lebih maju di masa mendatang.
Hal ini disampaikan Bupati Sutan Riska pada pembukaan workshop heritage diikuti para jurnalis media cetak, elektronik dan online serta perangkat daerah setempat di rumah dinas Bupati, Sabtu malam.
Para pemateri dalam kesempatan itu, meliputi pewaris kerajaan yang ada di Dharmasraya, meliputi Sutan Riska Tuanku Kerajaan Rajo Koto Besar, Sutan Henri Tuaku Bagindo Ratu Rajo Siguntur dan Abdul Haris Tuaku Sati Rajo Pulau Punjung.
Selain itu, juga ada nara sumber dari peneliti Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumbar, Jambi, Riau dan Kepri, Teguh Hidayat serta Sejahrawan Wendri Wanhar --yang tengah melakukan penelitian tentang sejarah kerajaan Dharmasraya--.
"Kegiatan festival Pamalayu bagian upaya pemerintah daerah untuk mencari indentitas daerah. Dari sejarah ini hendaknya bisa terus mendorong daerah lebih maju," ujarnya.
Terkait, ada suatu daerah dengan menggali identitas daerahnya setelah bisa membawa kemajuan cukup signifikan.
Selama ini, Pemkab Dharmasraya terus bersemangat memajukan Dharmasraya di bidang infrastruktur, kebudayaan dan bidang lainnya.
Ke depan, kata dia, tentu Dharmasraya bisa menjadi daerah yang sejajar dengan daerah-daerah lain yang sudah berkembang.
"Perlu diingat bahwa penggalian tatanan kebudayaan masa lampau itu bukan dalam artian kita kembali ke masa lalu era kerajaan, tapi ini untuk dapat jadi spirit dalam mengembangkan Dharmasraya dengan nilai-nilai yang ada agar dapat diteruskan ke generasi hari ini dan masa mendatang," katanya.
Sebab, begitu banyak nilai-nilai yang dapat dikembangkan dari perjalanan sejarah tersebut.
Menurut dia, sebagai perwujudan yang dilakukan Pemerintah Daerah kepada generasi muda tentang membangun nilai adat dan budaya dengan mendorong nagari menghidupkan kembali adat salingkah nagari.
Sebab, dari dana desa sebesar 30 persen dapat dimanfaatkan dalam meningkatkan sumber daya manusia, termasuk pengembangan nilai adat dan budaya tersebut.
"Upaya ini melalui LKAAM Dharmasraya untuk berperan untuk menularkan adat dan budaya bersama dengan para penghulu dan ninik mamak. Bentuk komitmen dan kepedulian Pemkab Dharmasraya sejak beberapa tahun terakhir telah memberi insentif bulan untuk para ninik mamak,"ungkapnya.
Abdul Haris yang juga Rajo Pulau Punjung manambahkan, pewaris kerajaan di Dharmasraya saling bersinergi dalam mendorong pembangunan daerah.
Hal menunjukkan eksistensi keberadaan kerajaan yang ada di Dharmasraya dan adanya Festival Pamalayu bisa terus maju, tambah Ketua LKAAM Dharmasraya itu.
Sutan Henri Tuanku Bagindo Ratu juga menambahkan, Festival Pamalayu dalam upaya pengembangan sektor pariwisata daerah dan semoga dengan digajinya sejarah ini semakin berkembang ke depannya.
Hal ini disampaikan Bupati Sutan Riska pada pembukaan workshop heritage diikuti para jurnalis media cetak, elektronik dan online serta perangkat daerah setempat di rumah dinas Bupati, Sabtu malam.
Para pemateri dalam kesempatan itu, meliputi pewaris kerajaan yang ada di Dharmasraya, meliputi Sutan Riska Tuanku Kerajaan Rajo Koto Besar, Sutan Henri Tuaku Bagindo Ratu Rajo Siguntur dan Abdul Haris Tuaku Sati Rajo Pulau Punjung.
Selain itu, juga ada nara sumber dari peneliti Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumbar, Jambi, Riau dan Kepri, Teguh Hidayat serta Sejahrawan Wendri Wanhar --yang tengah melakukan penelitian tentang sejarah kerajaan Dharmasraya--.
"Kegiatan festival Pamalayu bagian upaya pemerintah daerah untuk mencari indentitas daerah. Dari sejarah ini hendaknya bisa terus mendorong daerah lebih maju," ujarnya.
Terkait, ada suatu daerah dengan menggali identitas daerahnya setelah bisa membawa kemajuan cukup signifikan.
Selama ini, Pemkab Dharmasraya terus bersemangat memajukan Dharmasraya di bidang infrastruktur, kebudayaan dan bidang lainnya.
Ke depan, kata dia, tentu Dharmasraya bisa menjadi daerah yang sejajar dengan daerah-daerah lain yang sudah berkembang.
"Perlu diingat bahwa penggalian tatanan kebudayaan masa lampau itu bukan dalam artian kita kembali ke masa lalu era kerajaan, tapi ini untuk dapat jadi spirit dalam mengembangkan Dharmasraya dengan nilai-nilai yang ada agar dapat diteruskan ke generasi hari ini dan masa mendatang," katanya.
Sebab, begitu banyak nilai-nilai yang dapat dikembangkan dari perjalanan sejarah tersebut.
Menurut dia, sebagai perwujudan yang dilakukan Pemerintah Daerah kepada generasi muda tentang membangun nilai adat dan budaya dengan mendorong nagari menghidupkan kembali adat salingkah nagari.
Sebab, dari dana desa sebesar 30 persen dapat dimanfaatkan dalam meningkatkan sumber daya manusia, termasuk pengembangan nilai adat dan budaya tersebut.
"Upaya ini melalui LKAAM Dharmasraya untuk berperan untuk menularkan adat dan budaya bersama dengan para penghulu dan ninik mamak. Bentuk komitmen dan kepedulian Pemkab Dharmasraya sejak beberapa tahun terakhir telah memberi insentif bulan untuk para ninik mamak,"ungkapnya.
Abdul Haris yang juga Rajo Pulau Punjung manambahkan, pewaris kerajaan di Dharmasraya saling bersinergi dalam mendorong pembangunan daerah.
Hal menunjukkan eksistensi keberadaan kerajaan yang ada di Dharmasraya dan adanya Festival Pamalayu bisa terus maju, tambah Ketua LKAAM Dharmasraya itu.
Sutan Henri Tuanku Bagindo Ratu juga menambahkan, Festival Pamalayu dalam upaya pengembangan sektor pariwisata daerah dan semoga dengan digajinya sejarah ini semakin berkembang ke depannya.