Padang (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sumatera Barat menurunkan tim untuk menyelidiki penyebab kematian massal ikan di hulu Sungai Batang Maek, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Lima Puluh Kota.
"Hari ini tim sudah turun ke lapangan. Kita ambil sampel untuk memastikan penyebab kematian ikan-ikan itu. Dugaan sementara karena pencemaran, tetapi harus dipastikan," kata Kepala DLH Sumbar, Siti Aisyah di Padang, Jumat.
Ia mengatakan sampel yang diambil akan diuji labor untuk memastikan kandungannya, apakah memang karena zat kimia. Namun prosesnya akan memakan waktu cukup lama.
"Biasanya perlu dua minggu untuk mendapatkan hasil uji labor. Namun bisa lebih sampai sebulan. Yang pasti, penyebabnya nanti bisa dipastikan dari hasil labor itu," katanya.
Terkait adanya tambang timah hitam di sekitar lokasi, Siti Aisyah tidak mau berspekulasi. Ia mengatakan keterkaitan itu baru bisa dipastikan jika ada dasar yang jelas yaitu uji labor.
"Kita tunggu hasil itu dulu," katanya.
Sebelumnya ribuan ikan di hulu Sungai Batang Maek mati tiba-tiba. Bangkai ikan itu terbawa arus sungai hingga ke waduk PLTA Koto Panjang.
Kondisi itu dikhawatirkan bisa berpengaruh buruk terhadap ikan yang hidup di waduk, yang menjadi salah satu andalan masyarakat setempat dalam mencari nafkah.
Wali Nagari Tanjuang Pauh, Kabupaten Limapuluh Kota Taufik JS mengatakan sebagian warganya berprofesi sebagai nelayan, menangkap ikan di waduk PLTA Koto Panjang. Bangkai ikan yang terbawa arus ke waduk membawa bau busuk menyengat dan dikhawatirkan berpengaruh buruk terhadap ikan di waduk.
Hal itu akan berdampak luas terhadap perekonomian warga jika tidak segera diantisipasi. Ia berharap pemerintah daerah dan pemerintah provinsi segera turun tangan untuk mengatasi persoalan tersebut.
"Hari ini tim sudah turun ke lapangan. Kita ambil sampel untuk memastikan penyebab kematian ikan-ikan itu. Dugaan sementara karena pencemaran, tetapi harus dipastikan," kata Kepala DLH Sumbar, Siti Aisyah di Padang, Jumat.
Ia mengatakan sampel yang diambil akan diuji labor untuk memastikan kandungannya, apakah memang karena zat kimia. Namun prosesnya akan memakan waktu cukup lama.
"Biasanya perlu dua minggu untuk mendapatkan hasil uji labor. Namun bisa lebih sampai sebulan. Yang pasti, penyebabnya nanti bisa dipastikan dari hasil labor itu," katanya.
Terkait adanya tambang timah hitam di sekitar lokasi, Siti Aisyah tidak mau berspekulasi. Ia mengatakan keterkaitan itu baru bisa dipastikan jika ada dasar yang jelas yaitu uji labor.
"Kita tunggu hasil itu dulu," katanya.
Sebelumnya ribuan ikan di hulu Sungai Batang Maek mati tiba-tiba. Bangkai ikan itu terbawa arus sungai hingga ke waduk PLTA Koto Panjang.
Kondisi itu dikhawatirkan bisa berpengaruh buruk terhadap ikan yang hidup di waduk, yang menjadi salah satu andalan masyarakat setempat dalam mencari nafkah.
Wali Nagari Tanjuang Pauh, Kabupaten Limapuluh Kota Taufik JS mengatakan sebagian warganya berprofesi sebagai nelayan, menangkap ikan di waduk PLTA Koto Panjang. Bangkai ikan yang terbawa arus ke waduk membawa bau busuk menyengat dan dikhawatirkan berpengaruh buruk terhadap ikan di waduk.
Hal itu akan berdampak luas terhadap perekonomian warga jika tidak segera diantisipasi. Ia berharap pemerintah daerah dan pemerintah provinsi segera turun tangan untuk mengatasi persoalan tersebut.