Padang, (ANTARA) - Wali Kota Padang Mahyeldi menyampaikan mahasiswa Papua yang sedang menuntut ilmu di kota itu tidak perlu khawatir dengan keamanan dan keselamatan serta meminta mereka tetap fokus menuntut ilmu.
"Ketika mahasiswa Papua berada di Kota Padang, masyarakat tidak pernah menanyakan penduduk asli dan tidak asli dan tidak pula pernah ada ungkapan penduduk asli dan tidak asli, semuanya adalah warga kota Padang," kata dia di Padang, Minggu usai bersilaturahmi dengan mahasiswa Papua.
Menurutnya tugas pemerintah Kota Padang memberikan perlindungan kepada seluruh warganya tidak memandang warna kulit, agama, dan bahasanya dari mana asal usulnya karena ini Pemerintahan Indonesia dan semangat seperti ini ada di Pemerintah Kota Padang.
Ia mengingatkan mahasiswa Papua yang ada di Padang jangan sampai gagal mengikuti perkuliahan dan harus sukses dan tamat dengan nilai terbaik dalam waktu yang lebih pendek.
"Anggaplah jajaran Pemerintah Kota Padang, Forkompinda, masyarakat dan alim ulama sebagai orang tua sendiri, jangankan dari Papua dari Patani kuliah di Universitas Islam Negeri (UIN) diberikan bantuan dan dukungan," ujarnya.
Ia juga berpesan begitu selesai kuliah membawa ilmu mari bangun tanah Papua dan jangan lupakan masyarakat Minang.
Tidak hanya itu menurutnya pemerintah kota Padang menyediakan anggaran bagi masyarakat yang mengalami permasalahan terkait pendidikan atau kegiatan lainnya.
Mahasiswa Papua terdaftar sebagai mengikuti perkuliahan di Universitas Negeri Padang (UNP), Universitas Andalas (Unand dan Politani Payakumbuh.
Ia menyampaikan Papua adalah bagian dari pada NKRI. Papua saudara dari ranah Minang.
Ketika terjadi kerusuhan di Papua masyarakat kota Padang merasakan, dan ini yang dianjurkan oleh adat istiadat, agama di Indonesia bahwasanya ibarat suatu tubuh yang sakit maka semua merasakan, ujarnya.
Selain itu Papua memiliki kekhususan sehingga Pemerintah menggelontorkan dana otonomi khusus (Otsus) pada tahun 2020 untuk pembangunan di Papua.
Ini menunjukan pemerintah Republik Indonesia memberikan perhatian serius untuk Papua dan kami masyarakat Sumatera Barat tidak pernah menanyakan atau protes akan hal itu, kami ingin Papua jauh lebih maju, dan keinginan seperti itu pula yang ada pada semangat Pemerintah Republik Indonesia," katanya.
Pada sisi lain ia menyampaikan masyarakat Minang paling mudah berinteraksi dengan suku lain karena ketika orang Minang berada pada suatu tempat akan menyatu dengan warga setempat.
"Ketika mahasiswa Papua berada di Kota Padang, masyarakat tidak pernah menanyakan penduduk asli dan tidak asli dan tidak pula pernah ada ungkapan penduduk asli dan tidak asli, semuanya adalah warga kota Padang," kata dia di Padang, Minggu usai bersilaturahmi dengan mahasiswa Papua.
Menurutnya tugas pemerintah Kota Padang memberikan perlindungan kepada seluruh warganya tidak memandang warna kulit, agama, dan bahasanya dari mana asal usulnya karena ini Pemerintahan Indonesia dan semangat seperti ini ada di Pemerintah Kota Padang.
Ia mengingatkan mahasiswa Papua yang ada di Padang jangan sampai gagal mengikuti perkuliahan dan harus sukses dan tamat dengan nilai terbaik dalam waktu yang lebih pendek.
"Anggaplah jajaran Pemerintah Kota Padang, Forkompinda, masyarakat dan alim ulama sebagai orang tua sendiri, jangankan dari Papua dari Patani kuliah di Universitas Islam Negeri (UIN) diberikan bantuan dan dukungan," ujarnya.
Ia juga berpesan begitu selesai kuliah membawa ilmu mari bangun tanah Papua dan jangan lupakan masyarakat Minang.
Tidak hanya itu menurutnya pemerintah kota Padang menyediakan anggaran bagi masyarakat yang mengalami permasalahan terkait pendidikan atau kegiatan lainnya.
Mahasiswa Papua terdaftar sebagai mengikuti perkuliahan di Universitas Negeri Padang (UNP), Universitas Andalas (Unand dan Politani Payakumbuh.
Ia menyampaikan Papua adalah bagian dari pada NKRI. Papua saudara dari ranah Minang.
Ketika terjadi kerusuhan di Papua masyarakat kota Padang merasakan, dan ini yang dianjurkan oleh adat istiadat, agama di Indonesia bahwasanya ibarat suatu tubuh yang sakit maka semua merasakan, ujarnya.
Selain itu Papua memiliki kekhususan sehingga Pemerintah menggelontorkan dana otonomi khusus (Otsus) pada tahun 2020 untuk pembangunan di Papua.
Ini menunjukan pemerintah Republik Indonesia memberikan perhatian serius untuk Papua dan kami masyarakat Sumatera Barat tidak pernah menanyakan atau protes akan hal itu, kami ingin Papua jauh lebih maju, dan keinginan seperti itu pula yang ada pada semangat Pemerintah Republik Indonesia," katanya.
Pada sisi lain ia menyampaikan masyarakat Minang paling mudah berinteraksi dengan suku lain karena ketika orang Minang berada pada suatu tempat akan menyatu dengan warga setempat.