Pariaman, (ANTARA) - Pemerintah Kota Pariaman, Sumatera Barat segera melakukan pengerukan bibir muara sungai Batang Piaman yang mengalami pendangkalan, agar kapal yang keluar masuk menuju pulau wisata bisa kembali lancar.
"Sebenarnya awal tahun depan batu grip akan dibangun sehingga dapat mengurangi penutupan muara oleh pasir, namun menunggu itu lama," kata Wali Kota Pariaman Genius Umar di Pariaman, Rabu.
Agar lebih cepat maka dalam bulan ini pendangkalan harus segera diatasi, karena muara itu dimanfaatkan sebagai dermaga wisata ke pulau Angso Duo dan ke pulau lainnya, termasuk nelayan yang akan menyandarkan kapalnya.
Ia mengatakan jika dikeruk, maka kapal wisata dan nelayan di daerah itu setiap waktu dapat keluar masuk, baik untuk membawa wisatawan maupun untuk mengangkut ikan hasil tangkapan.
"Nanti setiap waktu, setiap jam kapal bisa masuk ke dermaga," katanya.
Saat ini dermaga tidak berfungsi optimal karena adanya pendangkalan di mulut muara, maka dapat mengurangi kunjungan wisatawan ke sejumlah pulau terutama pulau Angso Duo yang mana merupakan objek wisata unggulan di daerah itu.
Ia mengatakan selain pulau Angso Duo pihaknya juga akan mengembangkan pulau lainnya di daerah itu guna menambah daya tarik pariwisata ke Kota Pariaman.
Sementara itu, salah seorang pengusaha kapal wisata Zainal Efendi mengatakan akibat pendangkalan muara tersebut penghasilannya dari kapal wisata pulau berkurang 60 persen karena semenjak itu naik dan turun wisatawan harus di pantai.
"Wisatawan banyak yang datang ke loket, namun karena mendengar harus naik di pantai mereka mengurungkan niatnya ke pulau," ujarnya.
Ia mengatakan alasan wisatawan tersebut yaitu karena tidak ingin basah baik naik dan turun kapal maupun ketika kapal menghadang ombak besar di pantai.
Sebelumnya puluhan kapal wisata di Kota Pariaman tidak bisa berlayar mengantarkan wisatawan ke pulau, karena tertahan di dermaga akibat terjadinya pendangkalan dan penumpukan pasir di ujung muara sungai.
"Pendangkalan terjadi disebabkan angin dari arah Selatan sehingga mengubah arah ombak yang berakibat pada penumpukan pasir di ujung muara Pariaman," kata pengusaha kapal wisata pulau Zainal Efendi di Pariaman.
Ia mengatakan karena pendangkalan tersebut setidaknya lebih dari 40 unit kapal wisata tidak bisa melayani wisatawan ke pulau, bahkan belasan kapal nelayan tidak bisa melaut. (*)