Padang, (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Minangkabau Padang Pariaman menyatakan kualitas udara di Sumatera Barat (Sumbar) menyentuh kategori sangat tidak sehat pada Senin pagi, akibat asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Minangkabau, Yudha Nugraha di Padang, Senin, mengatakan berdasarkan sampel yang dilakukan di Bukittinggi kualitas udara pagi ini berada dalam kondisi sangat tidak sehat, yaitu dengan mengukur konsentrasi polutan partikulat (pm10) menunjukkan level sedang atau dalam rentang 253 µgram /m3.

"Yakni jauh berada di atas baku mutu sebesar 150 µgram /m3," sambung dia. 

Berdasarkan pantauan BMKG jarak pandang di Sumbar bervariasi yakni jarak pandang di Padang saat ini hanya mencapai 2,5 kilometer, namun di daerah Bukittinggi jarak pandang hanya  mencapai 700 meter.

Selain itu, berdasarkan  pantauan satelit Terra, Aquam, SNPP dan NOAA20 menunjukkan terjadi peningkatan jumlah titik api sebanyak 824 titik di Sumatera. 

"Sedangkan di Sumbar sendiri terdapat delapan titik api yaitu tiga di Dharmasraya, lima di Pesisir Selatan, dan satu di Kepulauan Mentawai," ujarnya. 

Berdasarkan Analisis citra satelit Himawari - 8 Rainfall potensial diperkirakan turun hujan di wilayah Dharmasraya, Sijunjung, Agam, Pasaman Barat, dan sekitarnya dengan intensitas ringan hingga sedang pada malam ini hingga besok.

"Kami mengimbau masyarakat agar berhati-hati saat berkendara karena 1potensi menurunnya jarak pandang," katanya.

Ia juga menyarankan agar masyarakat mengurangi aktifitas di luar rumah, terutama di malam hari namun jika terpaksa keluar rumah dianjurkan menggunakan masker.

"Banyak mengonsumsi air putih dan buah-buahan untuk menghindari dehidrasi," ujar dia.

Ia juga mengimbau masyarakat supaya tidak melakukan pembakaran berupa  sampah rumah tangga maupun dalam pembukaan lahan pertanian. (*)

Pewarta : Laila Syafarud
Editor : Mukhlisun
Copyright © ANTARA 2024