Bukittinggi, (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Global Atmosopheric Watch (GAW) Bukit Kototabang, Sumatera Barat mencatat kualitas udara background yang terukur di stasiun tersebut sudah di level sedang.
"Udara background berarti kualitas udara yang terpantau di stasiun GAW yang jauh dari sumber polusi seperti permukiman dan industri," kata Kepala BMKG Stasiun GAW Wan Dayantolis dikonfirmasi dari Bukittinggi, Kamis.
BMKG Stasiun GAW berlokasi di tengah rimbunnya hutan dan dengan kondisi kualitas udara terukur di sana sudah di level sedang, dapat diperkirakan kualitas udara di perkotaan bisa lebih buruk.
Jarak pandang pada Kamis(12/9) pagi diperkirakan kurang dari dua kilometer.
Berdasarkan pengolahan data informasi sebaran hotspot dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), di Sumbar pada Kamis(12/9) pagi terpantau peningkatan jumlah hotspot yang menjadi indikasi awal kebakaran lahan.
Hotspot di Sumbar dengan tingkat kepercayaan di atas 80 persen terpantau sembilan titik di Kabupaten Dharmasraya tersebar di Koto Baru dan Pulau Punjung, tiga titik di Rao Mapat Tunggul Kabupaten Pasaman dan empat titik di Pacung Soal Kabupaten Pesisir Selatan.
Sementara sebelumnya pada Rabu(11/9) terpantau 11 hotspot di wilayah Sumbar.
Di samping itu sebaran hotspot di provinsi sekitar Sumbar juga masih banyak ditambah angin bergerak dari daerah terjadi kebakaran hutan dan lahan yaitu timur dan selatan mengarah ke Sumbar berpengaruh pada kualitas udara.
Sebaran hotspot di sekitar Sumbar yaitu 269 titik di Riau, 430 titik di Jambi, 20 titik di Sumatera Utara, 9 titik di Bengkulu dan 437 di Sumatera Selatan.
Karena kondisi tersebut, bila diperlukan masyarakat dapat menggunakan masker ketika beraktivitas di luar rumah.
Masyarakat juga diimbau agar tidak melakukan aktivitas yang dapat memperburuk kualitas udara seperti melakukan pembakaran sampah dan membakar lahan. (*)
"Udara background berarti kualitas udara yang terpantau di stasiun GAW yang jauh dari sumber polusi seperti permukiman dan industri," kata Kepala BMKG Stasiun GAW Wan Dayantolis dikonfirmasi dari Bukittinggi, Kamis.
BMKG Stasiun GAW berlokasi di tengah rimbunnya hutan dan dengan kondisi kualitas udara terukur di sana sudah di level sedang, dapat diperkirakan kualitas udara di perkotaan bisa lebih buruk.
Jarak pandang pada Kamis(12/9) pagi diperkirakan kurang dari dua kilometer.
Berdasarkan pengolahan data informasi sebaran hotspot dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), di Sumbar pada Kamis(12/9) pagi terpantau peningkatan jumlah hotspot yang menjadi indikasi awal kebakaran lahan.
Hotspot di Sumbar dengan tingkat kepercayaan di atas 80 persen terpantau sembilan titik di Kabupaten Dharmasraya tersebar di Koto Baru dan Pulau Punjung, tiga titik di Rao Mapat Tunggul Kabupaten Pasaman dan empat titik di Pacung Soal Kabupaten Pesisir Selatan.
Sementara sebelumnya pada Rabu(11/9) terpantau 11 hotspot di wilayah Sumbar.
Di samping itu sebaran hotspot di provinsi sekitar Sumbar juga masih banyak ditambah angin bergerak dari daerah terjadi kebakaran hutan dan lahan yaitu timur dan selatan mengarah ke Sumbar berpengaruh pada kualitas udara.
Sebaran hotspot di sekitar Sumbar yaitu 269 titik di Riau, 430 titik di Jambi, 20 titik di Sumatera Utara, 9 titik di Bengkulu dan 437 di Sumatera Selatan.
Karena kondisi tersebut, bila diperlukan masyarakat dapat menggunakan masker ketika beraktivitas di luar rumah.
Masyarakat juga diimbau agar tidak melakukan aktivitas yang dapat memperburuk kualitas udara seperti melakukan pembakaran sampah dan membakar lahan. (*)