Jakarta, (ANTARA) - Peneliti senior The Habibie Center Dewi Fortuna Anwar mengenang Presiden ke-3 Republik Indonesia Bacharudin Jusuf Habibie sebagai pemimpin bangsa yang egaliter.

"Terbuka dan sikapnya egaliter. Meskipun saya jauh lebih muda dan lebih sedikit pengalaman dari beliau, kami sering berdiskusi, berdebat dan berbeda pendapat secara terbuka," katanya kepada ANTARA melalui aplikasi pesan WhatsApp, Rabu malam.

Ia mengatakan bahwa Habibie adalah seorang patriot dan cendekiawan terkemuka dunia.

Habibie juga ia kenang sebagai pemikir sekaligus pelaku yang sepanjang hayatnya berjuang untuk memajukan bangsa Indonesia melalui SDM yang berkualitas.

Baca juga: Ini doa aktor Reza Rahadian atas wafatnya BJ Habibie
Baca juga: Habibie wafat, pendobrak industri penerbangan itu telah tiada 

Selain itu, mantan pemimpin Indonesia tersebut juga tidak kenal lelah mendorong peningkatan peradaban yang memadukan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta iman dan takwa (Imtaq) selain juga terus berupaya membangun demokrasi di Indonesia.

Pengamat senior The Habibie Center yang didirikan Habibie itu juga mengatakan bahwa Habibie mengingatkannya kepada ayahnya yang biasa berdebat tentang berbagai topik.

Bangsa Indonesia telah kehilangan seorang tokoh yang besar, tapi cita-cita dan warisan besar Pak Habibie akan tetap diingat dan menjadi inspirasi bangsa.

"Selamat jalan Pak Habibie. Selamat beristirahat. Kami tidak akan pernah melupakan Bapak," katanya. (*)

Baca juga: Begini isi twitter ucapan belasungkawa Mahathir atas wafatnya Habibie
Baca juga: Hampir semua ibu Indonesia ingin punya anak seperti Habibie, kata Menristekdikti
 

Pewarta : Katriana
Editor : Mukhlisun
Copyright © ANTARA 2024