Lubukbasung, (ANTARA) - Dinas Lungkungan Hidup (DLH) Kabupaten Agam, Sumatera Barat menurunkan tim untuk mengambil sampel kualitas udara emisi boiler milik pabrik PT Bukit Sawit Semesta di Manggopoh, Kecamatan Lubukbasung, Senin.
Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian Dinas Lingkungan Hidup Agam, Meilinda di Lubukbasung, Senin, mengatakan tim dengan jumlah lima orang itu berasal dari UPT Laboratorium DLH dua orang, Bidang Pengawasan dan Pengendalian DLH Agam tiga orang.
"Tim ini mengambil sampel dari emisi boiler menggunakan gas analyzer dan alat itu dimasukan ke cerong asap boiler tersebut selama 30 menit," katanya.
Ia mengatakan, sampel itu akan dibawa ke UPT Laboratorium DLH dan hasilnya akan keluar selama 14 hari ke depan.
Pengambilan sampel itu untuk menindaklanjuti surat pengaduan yang dimasukan Wali Nagari Manggopoh pada Jumat (6/9).
Surat dengan Nomor: 360/197/Pemer/MGP-2019 tentang Laporan Polusi Udara yang diakibatkan oleh perusahaan yang bergerak di bidang CPO tersebut.
"Saya mengucapkan terimakasih atas laporan itu, karena pemerintah nagari sudah proaktif dalam menindaklanjuti keluhan dari warga sekitar," katanya.
Ia menambahkan, DLH setempat melakukan pengawasan setiap tahun untuk 20 perusahaan di daerah itu.
Pengawasan itu dari dokumen lingkungan termasuk izin, pengendalian pencemaran air terkait limbah, pengendalian pencemaran udara, pengolahan bahan berbahaya dan beracun (B3).
"PT BSS memiliki izin lingkungan dan kita juga akan mengambil sampel kondisi udara di PT Anugrah Tripa Raya (ATR) pada Selasa (10/9) dan ini juga laporan dari masyarakat," katanya.
Sementara itu, Wali Nagari Manggopoh, Ridwan menambahkan surat yang diajukan ke DLH Agam itu dalam menindaklanjuti keluhan dari masyarakat terkait asap pada emisi boiler itu berwarna hitam.
"Warga sudah ribut di media sosial terkait polusi udara, sehingga saya mengambil langkah untuk melaporkan ke DLH Agam," katanya.
Ia mengakui, keluhan polusi atau pencemaran udara di PT BSS dan PT ATR bukan kali ini saja, tetapi keluhan itu sering di terima dari warga adanya asap pada emisi boiler perusahaan itu berwarna hitam.
Untuk itu, pihaknya mengimbau perusahaan untuk menyosialisasikan tentang lingkungan, sehingga warga mengetahui bahwa asap yang dikeluarkan itu tidak berdampak terhadap kesehatan.
"Ini tugas kita bagaimana mengantisipasi keluhan tersebut," katanya.
Asisten Proses pengolahan PT BSS, Rival Heryadi menambahkan pihaknya memfasilitasi tim dalam pengambilan sampel.
"Ini perintah manajemen, karena seluruh pimpinan sedang berada di luar kota dan saya diminta mendampingi tim dalam pengambilan data," katanya.
Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian Dinas Lingkungan Hidup Agam, Meilinda di Lubukbasung, Senin, mengatakan tim dengan jumlah lima orang itu berasal dari UPT Laboratorium DLH dua orang, Bidang Pengawasan dan Pengendalian DLH Agam tiga orang.
"Tim ini mengambil sampel dari emisi boiler menggunakan gas analyzer dan alat itu dimasukan ke cerong asap boiler tersebut selama 30 menit," katanya.
Ia mengatakan, sampel itu akan dibawa ke UPT Laboratorium DLH dan hasilnya akan keluar selama 14 hari ke depan.
Pengambilan sampel itu untuk menindaklanjuti surat pengaduan yang dimasukan Wali Nagari Manggopoh pada Jumat (6/9).
Surat dengan Nomor: 360/197/Pemer/MGP-2019 tentang Laporan Polusi Udara yang diakibatkan oleh perusahaan yang bergerak di bidang CPO tersebut.
"Saya mengucapkan terimakasih atas laporan itu, karena pemerintah nagari sudah proaktif dalam menindaklanjuti keluhan dari warga sekitar," katanya.
Ia menambahkan, DLH setempat melakukan pengawasan setiap tahun untuk 20 perusahaan di daerah itu.
Pengawasan itu dari dokumen lingkungan termasuk izin, pengendalian pencemaran air terkait limbah, pengendalian pencemaran udara, pengolahan bahan berbahaya dan beracun (B3).
"PT BSS memiliki izin lingkungan dan kita juga akan mengambil sampel kondisi udara di PT Anugrah Tripa Raya (ATR) pada Selasa (10/9) dan ini juga laporan dari masyarakat," katanya.
Sementara itu, Wali Nagari Manggopoh, Ridwan menambahkan surat yang diajukan ke DLH Agam itu dalam menindaklanjuti keluhan dari masyarakat terkait asap pada emisi boiler itu berwarna hitam.
"Warga sudah ribut di media sosial terkait polusi udara, sehingga saya mengambil langkah untuk melaporkan ke DLH Agam," katanya.
Ia mengakui, keluhan polusi atau pencemaran udara di PT BSS dan PT ATR bukan kali ini saja, tetapi keluhan itu sering di terima dari warga adanya asap pada emisi boiler perusahaan itu berwarna hitam.
Untuk itu, pihaknya mengimbau perusahaan untuk menyosialisasikan tentang lingkungan, sehingga warga mengetahui bahwa asap yang dikeluarkan itu tidak berdampak terhadap kesehatan.
"Ini tugas kita bagaimana mengantisipasi keluhan tersebut," katanya.
Asisten Proses pengolahan PT BSS, Rival Heryadi menambahkan pihaknya memfasilitasi tim dalam pengambilan sampel.
"Ini perintah manajemen, karena seluruh pimpinan sedang berada di luar kota dan saya diminta mendampingi tim dalam pengambilan data," katanya.