Jakarta, (ANTARA) - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian dan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menghadiri acara deklarasi kesepakatan bersama dalam rangka menjaga Papua Damai, di Jayapura, Papua, Jumat.
Kedatangan Kapolri bersama Panglima TNI ke Papua bertujuan untuk mengembalikan dan mengendalikan situasi keamanan di Papua agar dapat terkendali dan berjalan dengan baik.
Menurut Tito, keamanan adalah modal pembangunan. "Tanpa adanya keamanan, sumber daya alam yang melimpah pun tidak ada artinya," kata
Kapolri melalui siaran pers, Jumat.
Tito menegaskan rasa cintanya terhadap Papua. Menurut dia, Papua bukanlah daerah yang asing baginya karena ia pernah mengemban jabatan sebagai Kapolda Papua.
"Papua bagi saya pribadi bukanlah sesuatu yang asing, hati saya sudah melekat di Papua. Saya dan istri sudah terlanjur cinta dengan Papua, baik orangnya, alamnya, budayanya dan segalanya. Papua sudah di hati kami," kata Tito.
Baca juga: Papua Damai - Pengamat intelijen: sebaiknya pemerintah segera tarik TNI dari Papua
Tito pun menyesalkan aksi kericuhan yang terjadi di Papua dan Papua Barat beberapa waktu lalu, yang menelan korban jiwa.
"Beberapa waktu yang lalu kita agak tersentak dengan peristiwa yang terjadi baik di Surabaya, Malang, Manokwari, Sorong, di Deiyai dan terakhir di Jayapura kemarin," katanya.
Menurut Kapolri, Papua adalah cerminan keragaman yang ada di Indonesia.
Ia menyesalkan terjadinya insiden 29 Agustus di Abepura, Jayapura yang menurutnya tidak mencerminkan masyarakat Papua dan menyebabkan kerugian karena adanya warga yang meninggal dunia dan kerusakan berbagai bangunan.
Ia berterima kasih kepada semua pihak karena saat ini kondisi keamanan di Papua sudah stabil dan pihaknya akan menarik pasukan jika benar-benar sudah aman.
Baca juga: Papua Terkini - Pemerintah dan masyarakat Kota Sorong deklarasi damai bagian NKRI
"Saya ucapkan terima kasih kepada para tokoh etnis, tokoh-tokoh agama yang turut membantu menjaga stabilitas keamanan. Kalau ditanya kapan anggota-anggota BKO ini ditarik, sampai situasi aman," tegasnya.
Ia pun mengajak masyarakat agar stabilitas keamanan terus dijaga bersama-sama.
"Oleh karena itu selaku pimpinan kepolisian mohon dengan kerendahan hati mari kita sama sama bangun dan kita jaga stabilitas keamanan yang ada, itu adalah modal yang penting bagi Papua untuk maju," ujar Kapolri.
Baca juga: Kapolri pastikan kapan penarikan personil TNI-Polri di Papua
Sementara dalam sambutannya, Gubernur Papua Lukas Enembe menyampaikan komitmennya untuk menjaga keutuhan NKRI dan tidak akan membiarkan konflik Papua kembali terjadi, dalam periode kepemimpinannya.
"Saya berkomitmen untuk menjaga keutuhan kebhinekaan dan NKRI serta menghindari perpecahan," kata Lukas.
Ia berjanji akan memberi jaminan kepada setiap orang yang hidup di Tanah Papua. Pasalnya, siapa pun dia, dari golongan mana pun dia, memiliki hak untuk tinggal di seluruh wilayah nusantara tak terkecuali provinsi yang dijuluki sebagai Bumi Cendrawasih.
"Apapun itu, kami sudah sepakat untuk hidup berdampingan di Provinsi Papua," katanya. (*)
Kedatangan Kapolri bersama Panglima TNI ke Papua bertujuan untuk mengembalikan dan mengendalikan situasi keamanan di Papua agar dapat terkendali dan berjalan dengan baik.
Menurut Tito, keamanan adalah modal pembangunan. "Tanpa adanya keamanan, sumber daya alam yang melimpah pun tidak ada artinya," kata
Kapolri melalui siaran pers, Jumat.
Tito menegaskan rasa cintanya terhadap Papua. Menurut dia, Papua bukanlah daerah yang asing baginya karena ia pernah mengemban jabatan sebagai Kapolda Papua.
"Papua bagi saya pribadi bukanlah sesuatu yang asing, hati saya sudah melekat di Papua. Saya dan istri sudah terlanjur cinta dengan Papua, baik orangnya, alamnya, budayanya dan segalanya. Papua sudah di hati kami," kata Tito.
Baca juga: Papua Damai - Pengamat intelijen: sebaiknya pemerintah segera tarik TNI dari Papua
Tito pun menyesalkan aksi kericuhan yang terjadi di Papua dan Papua Barat beberapa waktu lalu, yang menelan korban jiwa.
"Beberapa waktu yang lalu kita agak tersentak dengan peristiwa yang terjadi baik di Surabaya, Malang, Manokwari, Sorong, di Deiyai dan terakhir di Jayapura kemarin," katanya.
Menurut Kapolri, Papua adalah cerminan keragaman yang ada di Indonesia.
Ia menyesalkan terjadinya insiden 29 Agustus di Abepura, Jayapura yang menurutnya tidak mencerminkan masyarakat Papua dan menyebabkan kerugian karena adanya warga yang meninggal dunia dan kerusakan berbagai bangunan.
Ia berterima kasih kepada semua pihak karena saat ini kondisi keamanan di Papua sudah stabil dan pihaknya akan menarik pasukan jika benar-benar sudah aman.
Baca juga: Papua Terkini - Pemerintah dan masyarakat Kota Sorong deklarasi damai bagian NKRI
"Saya ucapkan terima kasih kepada para tokoh etnis, tokoh-tokoh agama yang turut membantu menjaga stabilitas keamanan. Kalau ditanya kapan anggota-anggota BKO ini ditarik, sampai situasi aman," tegasnya.
Ia pun mengajak masyarakat agar stabilitas keamanan terus dijaga bersama-sama.
"Oleh karena itu selaku pimpinan kepolisian mohon dengan kerendahan hati mari kita sama sama bangun dan kita jaga stabilitas keamanan yang ada, itu adalah modal yang penting bagi Papua untuk maju," ujar Kapolri.
Baca juga: Kapolri pastikan kapan penarikan personil TNI-Polri di Papua
Sementara dalam sambutannya, Gubernur Papua Lukas Enembe menyampaikan komitmennya untuk menjaga keutuhan NKRI dan tidak akan membiarkan konflik Papua kembali terjadi, dalam periode kepemimpinannya.
"Saya berkomitmen untuk menjaga keutuhan kebhinekaan dan NKRI serta menghindari perpecahan," kata Lukas.
Ia berjanji akan memberi jaminan kepada setiap orang yang hidup di Tanah Papua. Pasalnya, siapa pun dia, dari golongan mana pun dia, memiliki hak untuk tinggal di seluruh wilayah nusantara tak terkecuali provinsi yang dijuluki sebagai Bumi Cendrawasih.
"Apapun itu, kami sudah sepakat untuk hidup berdampingan di Provinsi Papua," katanya. (*)