Padang Panjang (ANTARA) - Pesilat asal Inggris yang menjadi peserta Minangkabau Silek Retreat di Padang Panjang, Sumatera Barat menilai silat Minang memiliki banyak gerakan menantang.
Salah seorang pesilat asal London John Silmon di Padang Panjang, Rabu, mengatakan gerakan yang menantang dan cukup berat dilakukan menjadi salah satu daya tarik yang membuatnya mempelajari bela diri tersebut.
"Seperti posisi tubuh 'kudo-kudo randah', cukup berat dilakukan dan mungkin itu yang membedakan silat dengan bela diri lain," katanya.
Silmon mengatakan ia pertama kali mengenal silat pada 1984 dan diajarkan oleh seorang guru dari Indonesia yang kala itu tinggal di London.
Kemudian pada 2002, ia berkesempatan berkunjung ke Bukittinggi dan saat itu ia pertama kali mengenal silat Minang yang masih dipelajarinya hingga sekarang.
Di Minangkabau Silek Retreat, Silmon bersama sejumlah pesilat lain dari Inggris, Irlandia dan Malaysia belajar enam aliran silat dari perguruan silat di Sumbar.
Pada kegiatan yang digelar untuk kedua kalinya itu, ia bisa lebih fokus mempelajari silat karena jumlah peserta yang lebih sedikit dibanding penyelenggaraan pertama di 2017 yang juga diikuti lebih banyak negara.
"Setelah belajar di sini mungkin saya akan kenalkan pula pada teman-teman di London. Tidak secara secara luas karena sayapun masih belajar tapi cukup untuk membuat mereka tertarik," katanya.
Di sela-sela belajar gerakan para pesilat asing itu juga belajar beberapa kosa-kata Minang bersama tuo silek (guru silat) dan anggota perguruan yang mengajarkan bela diri tersebut.
Pemerintah Kota Padang Panjang Pemerintah Kota Padang Panjang menggelar Minangkabau Silek Retreat pada 31 Agustus hingga 5 September 2019.
Kegiatan itu digelar untuk melestarikan tradisi silek (silat) Minangkabau serta melakukan kaji ulang (retreat) untuk mengenalkan asal usul bela diri tradisional itu pada pecinta silat internasional dan masyarakat setempat.
Kepala Dinas Pariwisata setempat Hendri Fauzan mengatakan kepesertaan pesilat hingga mancanegara diharapkan dapat menguatkan posisi silat sebagai sebuah kekayaan budaya Indonesia yang dapat dinikmati dan dipelajari oleh warga negara lain.
Salah seorang pesilat asal London John Silmon di Padang Panjang, Rabu, mengatakan gerakan yang menantang dan cukup berat dilakukan menjadi salah satu daya tarik yang membuatnya mempelajari bela diri tersebut.
"Seperti posisi tubuh 'kudo-kudo randah', cukup berat dilakukan dan mungkin itu yang membedakan silat dengan bela diri lain," katanya.
Silmon mengatakan ia pertama kali mengenal silat pada 1984 dan diajarkan oleh seorang guru dari Indonesia yang kala itu tinggal di London.
Kemudian pada 2002, ia berkesempatan berkunjung ke Bukittinggi dan saat itu ia pertama kali mengenal silat Minang yang masih dipelajarinya hingga sekarang.
Di Minangkabau Silek Retreat, Silmon bersama sejumlah pesilat lain dari Inggris, Irlandia dan Malaysia belajar enam aliran silat dari perguruan silat di Sumbar.
Pada kegiatan yang digelar untuk kedua kalinya itu, ia bisa lebih fokus mempelajari silat karena jumlah peserta yang lebih sedikit dibanding penyelenggaraan pertama di 2017 yang juga diikuti lebih banyak negara.
"Setelah belajar di sini mungkin saya akan kenalkan pula pada teman-teman di London. Tidak secara secara luas karena sayapun masih belajar tapi cukup untuk membuat mereka tertarik," katanya.
Di sela-sela belajar gerakan para pesilat asing itu juga belajar beberapa kosa-kata Minang bersama tuo silek (guru silat) dan anggota perguruan yang mengajarkan bela diri tersebut.
Pemerintah Kota Padang Panjang Pemerintah Kota Padang Panjang menggelar Minangkabau Silek Retreat pada 31 Agustus hingga 5 September 2019.
Kegiatan itu digelar untuk melestarikan tradisi silek (silat) Minangkabau serta melakukan kaji ulang (retreat) untuk mengenalkan asal usul bela diri tradisional itu pada pecinta silat internasional dan masyarakat setempat.
Kepala Dinas Pariwisata setempat Hendri Fauzan mengatakan kepesertaan pesilat hingga mancanegara diharapkan dapat menguatkan posisi silat sebagai sebuah kekayaan budaya Indonesia yang dapat dinikmati dan dipelajari oleh warga negara lain.