Jakarta (ANTARA) - Staf Khusus Presiden Joko Widodo, Lenis Kogoya menyebutkan pemerintah akan memberikan perhatian lebih besar kepada para mahasiswa asal Papua di berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
"Pola asramanya kita perhatikan, pola hidupnya kita perhatikan, terus pendidikan juga perhatikan, jadi kejadian ini tidak terulang lagi ke depan. Ini saya laporkan pada Presiden," katanya usai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa.
Ia menyebutkan akan ada strategi khusus untuk menangani masalah Papua dan yang lebih khusus lagi untuk menangani masalah mahasiswa.
Pada Selasa jam 11.00 WIB ini sebenarnya dia akan berangkat ke Surabaya untuk bertemu Gubernur Jatim.
"Tapi pas mau berangkat, tiba-tiba Presiden memanggil, terus saya ketemu dengan Presiden," katanya.
Ia menjelaskan pada intinya Presiden Jokowi menyampaikan seperti yang sudah disampaikan pada Senin (19/8) petang.
"Kita harus saling memaafkan, karena kita anak bangsa yang sama, bagaimana kita harus bersatu membangun masa depan Indonesia yang lebih baik," katanya.
Lenis menyebutkan Selasa sore akan terbang ke Surabaya bertemu dengan Gubernur Jatim. Menurut dia, pertemuan dengan Gubernur Jatim dan pihak-pihak diperlukan untuk merumuskan strategi yang lebih baik.
"Mungkin dalam waktu tidak terlalu lama, kita ajak Presiden ke Papua lagi, untuk berdialog dan berdiskusi dengan masyarakat Papua dan Papua Barat, dengan tokoh adat atau pemerintah," katanya.
Menurut dia, pertemuan itu juga penting untuk mendapatkan gambaran harapan-harapan masyarakat Papua untuk lima tahun kedua pemerintahan Presiden Jokowi.
"Saya akan minta langsung pada Presiden, mungkin pekan depan atau bulan inilah, Presiden ke Papua, supaya Presiden ketemu langsung dengan masyarakat Papua dan Papua Barat," katanya.
Ia juga meminta warga Papua tidak larut terus dalam kemarahan dan kebencian. "Kalau ada yang pukul pipi kanan, serahkan pipi kiri, jadi sakit hati cukup satu hari, yang bakar kantor kah di Papua Barat, bakar kantor DPRD, kantor gubernur lama, cukup sampai situ," katanya.
Ia menyebutkan aktivitas pemerintahan baik di Papua maupun Papua Barat sudah berjalan kembali sehingga masyarakat bisa mendapatkan pelayanan dengan baik.
"Sekarang lawan kita bukan manusianya, lawan kita sekarang adalah kemiskinan, sehingga yang harus dilakukan adalah bagaimana kita maju, masa depan Indonesia yang maju, khususnya di tanah Papua harus kita kejar," demikian Lenis Kogoya.
"Pola asramanya kita perhatikan, pola hidupnya kita perhatikan, terus pendidikan juga perhatikan, jadi kejadian ini tidak terulang lagi ke depan. Ini saya laporkan pada Presiden," katanya usai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa.
Ia menyebutkan akan ada strategi khusus untuk menangani masalah Papua dan yang lebih khusus lagi untuk menangani masalah mahasiswa.
Pada Selasa jam 11.00 WIB ini sebenarnya dia akan berangkat ke Surabaya untuk bertemu Gubernur Jatim.
"Tapi pas mau berangkat, tiba-tiba Presiden memanggil, terus saya ketemu dengan Presiden," katanya.
Ia menjelaskan pada intinya Presiden Jokowi menyampaikan seperti yang sudah disampaikan pada Senin (19/8) petang.
"Kita harus saling memaafkan, karena kita anak bangsa yang sama, bagaimana kita harus bersatu membangun masa depan Indonesia yang lebih baik," katanya.
Lenis menyebutkan Selasa sore akan terbang ke Surabaya bertemu dengan Gubernur Jatim. Menurut dia, pertemuan dengan Gubernur Jatim dan pihak-pihak diperlukan untuk merumuskan strategi yang lebih baik.
"Mungkin dalam waktu tidak terlalu lama, kita ajak Presiden ke Papua lagi, untuk berdialog dan berdiskusi dengan masyarakat Papua dan Papua Barat, dengan tokoh adat atau pemerintah," katanya.
Menurut dia, pertemuan itu juga penting untuk mendapatkan gambaran harapan-harapan masyarakat Papua untuk lima tahun kedua pemerintahan Presiden Jokowi.
"Saya akan minta langsung pada Presiden, mungkin pekan depan atau bulan inilah, Presiden ke Papua, supaya Presiden ketemu langsung dengan masyarakat Papua dan Papua Barat," katanya.
Ia juga meminta warga Papua tidak larut terus dalam kemarahan dan kebencian. "Kalau ada yang pukul pipi kanan, serahkan pipi kiri, jadi sakit hati cukup satu hari, yang bakar kantor kah di Papua Barat, bakar kantor DPRD, kantor gubernur lama, cukup sampai situ," katanya.
Ia menyebutkan aktivitas pemerintahan baik di Papua maupun Papua Barat sudah berjalan kembali sehingga masyarakat bisa mendapatkan pelayanan dengan baik.
"Sekarang lawan kita bukan manusianya, lawan kita sekarang adalah kemiskinan, sehingga yang harus dilakukan adalah bagaimana kita maju, masa depan Indonesia yang maju, khususnya di tanah Papua harus kita kejar," demikian Lenis Kogoya.