Padang (ANTARA) - Salah seorang mahasiswi Sekolah Tinggi Agama Islam Pengembangan Ilmu Quran (STAIPIQ) di Padang mewakili Sumatera Barat di ajang Musabaqah Hafal Quran (MHQ) cabang 30 juz antar pesantren yang kelima se-ASEAN.
Mahasiswi STAIPIQ Padang yang akan mengikuti Musabaqah Hafal Quran cabang 30 juz tersebut Latifatul Ismi (21) di Padang, Selasa mengakui baru pertama kali mengikuti lomba MHQ yang diadakan oleh Pesantren Darujannah di Jakarta.
Karena syarat untuk mengikuti seleksi MHQ belum pernah mendapatkan peringkat lima terbaik tingkat nasional, jika sekiranya pernah maka harus jarak satu tahun dari seleksi.
Sebelumnya ia pernah memenangkan lomba hafal Quran antar kampus, tingkat kabupaten, provinsi, dan lomba yang diselenggarakan oleh Radio Republik Indonesia (RRI) di Padang.
Selain itu, syarat untuk mengikuti lomba MHQ harus berumur delapan hingga 25 tahun merupakan santri pondok pesantren atau lembaga khusus tahfiz Quran, namun bagi mahasiswa diperbolehkan ikut jika ada lembaga khusus yang menaunginya.
"Kebetulan sambil kuliah saya juga mengajar di salah satu rumah tahfiz di Padang tingkat anak-anak dan mahasiswa, sehingga saya bisa mendaftar mengikuti lomba," kata dia.
Untuk mengikuti lomba MHQ cabang 30 juz yang kelima se-ASEAN tersebut harus terlebih dahulu mengikuti seleksi di Bukittinggi antar wilayah Sumatera Barat, Jambi dan Bengkulu.
"Dari ketiga wilayah tersebut akan dipilih satu orang pemenang untuk mewakili lomba MHQ Se-ASEAN. Alhamdulillah saya terpilih sebagai utusan lomba Musabaqah se-ASEAN," ujar dia.
Lomba MHQ tingkat Nasional dan ASEAN tersebut akan diadakan di Pondok Pesantren Darujannah di Jakarta pada Oktober 2019.
Latifah mengakui sudah hafal Quran 30 juz sejak Sekolah Menengah Atas (SMA) di kampungnya dan terus mengulang hafalannya sejak kuliah di STAIPIQ Padang.
Ia berharap saat mengikuti lomba MHQ Se-ASEAN, mampu memberikan penampilan terbaik sehingga bisa membawa nama baik orang tua, keluarga, kampus dan Provinsi Sumbar.
"Selain itu juga bisa menjadi evaluasi diri agar ke depannya benar-benar menjadi penghafal Quran," ujarnya.
Mahasiswi STAIPIQ Padang yang akan mengikuti Musabaqah Hafal Quran cabang 30 juz tersebut Latifatul Ismi (21) di Padang, Selasa mengakui baru pertama kali mengikuti lomba MHQ yang diadakan oleh Pesantren Darujannah di Jakarta.
Karena syarat untuk mengikuti seleksi MHQ belum pernah mendapatkan peringkat lima terbaik tingkat nasional, jika sekiranya pernah maka harus jarak satu tahun dari seleksi.
Sebelumnya ia pernah memenangkan lomba hafal Quran antar kampus, tingkat kabupaten, provinsi, dan lomba yang diselenggarakan oleh Radio Republik Indonesia (RRI) di Padang.
Selain itu, syarat untuk mengikuti lomba MHQ harus berumur delapan hingga 25 tahun merupakan santri pondok pesantren atau lembaga khusus tahfiz Quran, namun bagi mahasiswa diperbolehkan ikut jika ada lembaga khusus yang menaunginya.
"Kebetulan sambil kuliah saya juga mengajar di salah satu rumah tahfiz di Padang tingkat anak-anak dan mahasiswa, sehingga saya bisa mendaftar mengikuti lomba," kata dia.
Untuk mengikuti lomba MHQ cabang 30 juz yang kelima se-ASEAN tersebut harus terlebih dahulu mengikuti seleksi di Bukittinggi antar wilayah Sumatera Barat, Jambi dan Bengkulu.
"Dari ketiga wilayah tersebut akan dipilih satu orang pemenang untuk mewakili lomba MHQ Se-ASEAN. Alhamdulillah saya terpilih sebagai utusan lomba Musabaqah se-ASEAN," ujar dia.
Lomba MHQ tingkat Nasional dan ASEAN tersebut akan diadakan di Pondok Pesantren Darujannah di Jakarta pada Oktober 2019.
Latifah mengakui sudah hafal Quran 30 juz sejak Sekolah Menengah Atas (SMA) di kampungnya dan terus mengulang hafalannya sejak kuliah di STAIPIQ Padang.
Ia berharap saat mengikuti lomba MHQ Se-ASEAN, mampu memberikan penampilan terbaik sehingga bisa membawa nama baik orang tua, keluarga, kampus dan Provinsi Sumbar.
"Selain itu juga bisa menjadi evaluasi diri agar ke depannya benar-benar menjadi penghafal Quran," ujarnya.