Pulau Punjung, (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat menggagas program pria tangguh kawal ibu hamil (Patwal Bumil) guna menekan angka kematian ibu (AKI) di daerah itu.
"Jadi patwal bumil ini lebih fokus mengawal ibu kategori kehamilan risiko tinggi, dan secara umum untuk seluru ibu hamil," kata Kepala Dinkes Dharmasraya, Rahmadian di Pulau Punjung, Kamis.
Ia menjelaskan kondisi ibu dalam kategori kehamilan risiko tinggi memiliki penyakit, seperti darah tinggi, kelainan jantung, anemia, asma kencing manis, sering terjadi keguguran, pernah operasi sesar atau pengangkatan miom, dan lainnya.
Pelaksanaan patwal bumil tentu melibatkan suami ibu hamil itu sendiri, dan orang yang berpengaruh pada lingkungan masyarakat.
Melalui gerakan suami sayang istri, kata dia para suami dan orang terdekat keluarga harus lebih peka tentang pentingnya memberi perhatian kepada ibu hamil guna mengantisipasi hal yang tidak dinginkan terjadi.
"Jadi suami dan anggota keluarga harus peka terhadap kondisi kehamilan ibu, asupan gizinya, serta menyangkut keselamatan ibu dari mulai positif hamil sampai melahirkan, intinya ada upaya suami dalam memperhatikan kondisi kehamilan ibu," ungkap dia.
Menurut dia sebagai langkah awal gerankan tersebut sudah disosialisasikan kepeada wali nagari dan pemangku adat, dan perwakilan masyarakat dengan harapan mendapat dukungan dari seluruh masyarakat dan petugas kesehatan.
Berdasarkan data Dinkse Dharmasraya angka kematian ibu turun dalam dua tahun terakhir, misal pada 2017 AKI delapan kasus, 2018 empat kasus, dan 2019 hingga Juni baru dua kasus.
"Meskipun angka kematian ibu turun, kami akan terus berupaya menargetkan nihil kasus AKI dengan program-program yang sudah berjalan," tambah dia. (*)
"Jadi patwal bumil ini lebih fokus mengawal ibu kategori kehamilan risiko tinggi, dan secara umum untuk seluru ibu hamil," kata Kepala Dinkes Dharmasraya, Rahmadian di Pulau Punjung, Kamis.
Ia menjelaskan kondisi ibu dalam kategori kehamilan risiko tinggi memiliki penyakit, seperti darah tinggi, kelainan jantung, anemia, asma kencing manis, sering terjadi keguguran, pernah operasi sesar atau pengangkatan miom, dan lainnya.
Pelaksanaan patwal bumil tentu melibatkan suami ibu hamil itu sendiri, dan orang yang berpengaruh pada lingkungan masyarakat.
Melalui gerakan suami sayang istri, kata dia para suami dan orang terdekat keluarga harus lebih peka tentang pentingnya memberi perhatian kepada ibu hamil guna mengantisipasi hal yang tidak dinginkan terjadi.
"Jadi suami dan anggota keluarga harus peka terhadap kondisi kehamilan ibu, asupan gizinya, serta menyangkut keselamatan ibu dari mulai positif hamil sampai melahirkan, intinya ada upaya suami dalam memperhatikan kondisi kehamilan ibu," ungkap dia.
Menurut dia sebagai langkah awal gerankan tersebut sudah disosialisasikan kepeada wali nagari dan pemangku adat, dan perwakilan masyarakat dengan harapan mendapat dukungan dari seluruh masyarakat dan petugas kesehatan.
Berdasarkan data Dinkse Dharmasraya angka kematian ibu turun dalam dua tahun terakhir, misal pada 2017 AKI delapan kasus, 2018 empat kasus, dan 2019 hingga Juni baru dua kasus.
"Meskipun angka kematian ibu turun, kami akan terus berupaya menargetkan nihil kasus AKI dengan program-program yang sudah berjalan," tambah dia. (*)