Pulaupunjung (ANTARA) - Bupati Sutan Riska terus mendorong pemerataan pembangunan di Kabupaten Dharmasraya, guna mencegah jarak ketimpangan pertumbuhan antara eks transmigrasi dengan koto tak kian melebar, saat ini mulai terlihat.
Itulah sebabnya, Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan, mengupayakan pemerataan pertumbuhan dengan mengarahkan pembangunan infrastruktur ke koto. Dengan demikian, warga koto bisa mengejar ketertinggalannya, seperti yang dilakukan di Jorong Koto Daulat, Nagari Sungai Duo, Kecamatan Sitiung, baru-baru ini ketika meninjau pembangunan infrastruktur.
Di jorong Koto Daulat yang dihuni bukan warga transmgrasi alias warga pendatang, Bupati Sutan Riska menggandeng Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera V untuk membangun embung di sana.
Dengan adanya proyek tersebut diharapkan warga Koto Daulat bisa memanfaatkan untuk mengembangkan perekonomian keluarga.
Menurut dia, embung yang dibangun di Koto Daulat itu bisa dimanfaatkan untuk mengairi sawah sekitar 200 hektare.
Selain itu, embung yang diberi nama Gajah eno itu juga bisa dimanfaatkan untuk pengembangan budidaya perikanan. Selain itu, juga untuk menarik kunjungan wisata bagi masyarakat sekitarnya.
Dengan demikian, Sutan Riska yakin jika kelak embung ini selesai, maka peluang pengembangan ekonomi di jorong Koto Daulat akan semakin besar.
Terkait dengan hal ini, Bupati Sutan Riska minta agar wali nagari setempat melakukan langkah langkah pemberdayaan masyarakat dengan memotivasi pengembangan usaha bagi masyarakat sekitar.
Embung Gajah Eno diharapkan selesai dalam waktu 220 hari kalender. Dibiayai oleh pemerintah pusat melalui BWS Sumatera V sebesar Rp3,9 miliar.
Embung itu setelah jadi diperkirakan mempunyai luas 1 hektar dengan kedalaman 175 cm dan kedalaman air 125 cm.
Itulah sebabnya, Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan, mengupayakan pemerataan pertumbuhan dengan mengarahkan pembangunan infrastruktur ke koto. Dengan demikian, warga koto bisa mengejar ketertinggalannya, seperti yang dilakukan di Jorong Koto Daulat, Nagari Sungai Duo, Kecamatan Sitiung, baru-baru ini ketika meninjau pembangunan infrastruktur.
Di jorong Koto Daulat yang dihuni bukan warga transmgrasi alias warga pendatang, Bupati Sutan Riska menggandeng Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera V untuk membangun embung di sana.
Dengan adanya proyek tersebut diharapkan warga Koto Daulat bisa memanfaatkan untuk mengembangkan perekonomian keluarga.
Menurut dia, embung yang dibangun di Koto Daulat itu bisa dimanfaatkan untuk mengairi sawah sekitar 200 hektare.
Selain itu, embung yang diberi nama Gajah eno itu juga bisa dimanfaatkan untuk pengembangan budidaya perikanan. Selain itu, juga untuk menarik kunjungan wisata bagi masyarakat sekitarnya.
Dengan demikian, Sutan Riska yakin jika kelak embung ini selesai, maka peluang pengembangan ekonomi di jorong Koto Daulat akan semakin besar.
Terkait dengan hal ini, Bupati Sutan Riska minta agar wali nagari setempat melakukan langkah langkah pemberdayaan masyarakat dengan memotivasi pengembangan usaha bagi masyarakat sekitar.
Embung Gajah Eno diharapkan selesai dalam waktu 220 hari kalender. Dibiayai oleh pemerintah pusat melalui BWS Sumatera V sebesar Rp3,9 miliar.
Embung itu setelah jadi diperkirakan mempunyai luas 1 hektar dengan kedalaman 175 cm dan kedalaman air 125 cm.