Pariaman, (ANTARA) - Pemerintah Kota Pariaman, Sematera Barat menggelar lomba memasak sala lauak bertajuk 'sejuta sala' pada rangkaian Pariaman Expo 2019 guna memunculkan kreatifitas pelaku usaha kecil terhadap panganan itu.
"Ini merupakan upaya agar sala dapat lebih dikenal luas oleh masyarakat dan dapat dikemas untuk oleh-oleh," kata Wali Kota Pariaman Genius Umar saat membuka Lomba Masak Sala dalam rangkaian Pariaman Ekspo 2019 di Pariaman, Rabu.
Ia mengatakan pihaknya ingin panganan yang berbahan baku tepung, ikan dan bumbu lainnya itu bisa dijual tidak hanya oleh pelaku usaha kecil tapi juga menjadi produk industri untuk oleh-oleh keluar daerah.
Untuk itu lanjutnya pihaknya bekerja sama dengan sejumlah akademisi dan pihak lainnya agar panganan ini bisa bertahan lama sehingga menjadi oleh-oleh.
Menurutnya hal tersebut bisa saja terjadi karena sejumlah panganan khas daerah lainnya di Indonesia bisa dikemas untuk menjadi oleh-oleh di antaranya dodol Garut dan pempek Palembang.
Ia menjelaskan awal munculnya sala lauk tersebut karena pasokan ikan di Pariaman berlebih sehingga warga menjadikan ikan sebagai ikan asin.
"Namun ikan asin tidak enak kalau dimakan begitu saja sehingga warga mengolahnya menjadi sala lauk," katanya.
Hasilnya lanjutnya panganan tersebut enak dan diterima oleh masyarakat dan menjadi makanan khas Pariaman.
Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah Kota Pariaman Gusniyetti Zaunit mengatakan saat ini setidaknya jumlah pedagang yang menjual sala lauak di sejumlah objek wisata di Pariaman mencapai 40 orang.
"Namun hingga sekarang belum ada variasi terhadap sala," ujarnya.
Oleh karena itu lanjutnya pihaknya menyelenggarakan lomba masak variasi sala lauak bertajuk 'sejuta sala' guna memunculkan ide kreatif pedagang panganan itu di Kota Pariaman. (*)
"Ini merupakan upaya agar sala dapat lebih dikenal luas oleh masyarakat dan dapat dikemas untuk oleh-oleh," kata Wali Kota Pariaman Genius Umar saat membuka Lomba Masak Sala dalam rangkaian Pariaman Ekspo 2019 di Pariaman, Rabu.
Ia mengatakan pihaknya ingin panganan yang berbahan baku tepung, ikan dan bumbu lainnya itu bisa dijual tidak hanya oleh pelaku usaha kecil tapi juga menjadi produk industri untuk oleh-oleh keluar daerah.
Untuk itu lanjutnya pihaknya bekerja sama dengan sejumlah akademisi dan pihak lainnya agar panganan ini bisa bertahan lama sehingga menjadi oleh-oleh.
Menurutnya hal tersebut bisa saja terjadi karena sejumlah panganan khas daerah lainnya di Indonesia bisa dikemas untuk menjadi oleh-oleh di antaranya dodol Garut dan pempek Palembang.
Ia menjelaskan awal munculnya sala lauk tersebut karena pasokan ikan di Pariaman berlebih sehingga warga menjadikan ikan sebagai ikan asin.
"Namun ikan asin tidak enak kalau dimakan begitu saja sehingga warga mengolahnya menjadi sala lauk," katanya.
Hasilnya lanjutnya panganan tersebut enak dan diterima oleh masyarakat dan menjadi makanan khas Pariaman.
Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah Kota Pariaman Gusniyetti Zaunit mengatakan saat ini setidaknya jumlah pedagang yang menjual sala lauak di sejumlah objek wisata di Pariaman mencapai 40 orang.
"Namun hingga sekarang belum ada variasi terhadap sala," ujarnya.
Oleh karena itu lanjutnya pihaknya menyelenggarakan lomba masak variasi sala lauak bertajuk 'sejuta sala' guna memunculkan ide kreatif pedagang panganan itu di Kota Pariaman. (*)