Painan, Sumbar (ANTARA) - Badan Usaha Milik Nagari (BUMNag) Taratak Maimbau, Nagari Taratak, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat membudidayakan ikan lele dengan sistem bioflok dalam upaya menggerakan roda usaha lembaga itu.
"Jika tidak ada aral melintang dalam waktu dekat kami akan panen perdana ikan lele menggunakan sistem bioflok," kata Direktur BUMNag Taratak Maimbau, Seng Boy di Painan, Senin.
Selain sebagai upaya menggerakan roda usaha BUMNag, usaha budidaya lele sistem bioflok yang saat ini dijalankan juga diharapkan diadopsi oleh masyarakat sekitar sehingga berdampak positif terhadap peningkatan ekonomi keluarga mereka.
"Budidaya ikan dengan menerapkan sistem bioflok merupakan model baru, mudah-mudahan kegiatan kami ini bisa diikuti oleh masyarakat," sebutnya.
Saat ini pihaknya memiliki tiga unit kolam bioflok dan dalam waktu dekat ditambah dua unit lagi.
Ia mengungkapkan budidaya lele dengan bioflok memiliki beberapa keunggulan jika dibanding dengan budidaya di kolam konvensional.
Yang pertama lebih hemat pakan, hal tersebut karena peran bakteri pribiotik yang sengaja dikembangbiakkan di dalam kolam tersebut.
Bakteri tersebut mampu mengelola pakan yang tidak habis dimakan ikan serta kotoran ikan menjadi pakan cadangan.
Yang kedua ialah mengenai tempat, di kolam konvensional yang berisikan air satu kubik hanya mampu menampung 100 ekor lele, sementara di kolam bioflok dengan air yang sama mampu menampung satu sampai dua ribu ekor lele.
Bahkan lanjutnya, air kolam bioflok juga tidak berbau seperti kolam konvensional pada umumnya, sehingga ikan yang dihasilkan juga tidak amis dan lebih gurih serta tidak mengganggu masyarakat sekitar.
BUMNag Taratak Maimbau merupakan satu-satunya BUMNag binaan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi di Pesisir Selatan, selain mendapat pelatihan BUMNag ini juga mendapat alokasi anggaran dari pemerintah pusat.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Nagari, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Pesisir Selatan, Hamdi menyebutkan dari 182 nagari di daerah setempat baru sekitar 160 nagari yang membentuk BUMNag, selebihnya masih tahapan pembentukan.
Ia mendorong agar BUMNag Taratak Maimbau memaksimalkan potensi usaha sehingga bisa memacu berkembangnya BUMNag lain di daerah setempat.
"Jika tidak ada aral melintang dalam waktu dekat kami akan panen perdana ikan lele menggunakan sistem bioflok," kata Direktur BUMNag Taratak Maimbau, Seng Boy di Painan, Senin.
Selain sebagai upaya menggerakan roda usaha BUMNag, usaha budidaya lele sistem bioflok yang saat ini dijalankan juga diharapkan diadopsi oleh masyarakat sekitar sehingga berdampak positif terhadap peningkatan ekonomi keluarga mereka.
"Budidaya ikan dengan menerapkan sistem bioflok merupakan model baru, mudah-mudahan kegiatan kami ini bisa diikuti oleh masyarakat," sebutnya.
Saat ini pihaknya memiliki tiga unit kolam bioflok dan dalam waktu dekat ditambah dua unit lagi.
Ia mengungkapkan budidaya lele dengan bioflok memiliki beberapa keunggulan jika dibanding dengan budidaya di kolam konvensional.
Yang pertama lebih hemat pakan, hal tersebut karena peran bakteri pribiotik yang sengaja dikembangbiakkan di dalam kolam tersebut.
Bakteri tersebut mampu mengelola pakan yang tidak habis dimakan ikan serta kotoran ikan menjadi pakan cadangan.
Yang kedua ialah mengenai tempat, di kolam konvensional yang berisikan air satu kubik hanya mampu menampung 100 ekor lele, sementara di kolam bioflok dengan air yang sama mampu menampung satu sampai dua ribu ekor lele.
Bahkan lanjutnya, air kolam bioflok juga tidak berbau seperti kolam konvensional pada umumnya, sehingga ikan yang dihasilkan juga tidak amis dan lebih gurih serta tidak mengganggu masyarakat sekitar.
BUMNag Taratak Maimbau merupakan satu-satunya BUMNag binaan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi di Pesisir Selatan, selain mendapat pelatihan BUMNag ini juga mendapat alokasi anggaran dari pemerintah pusat.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Nagari, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Pesisir Selatan, Hamdi menyebutkan dari 182 nagari di daerah setempat baru sekitar 160 nagari yang membentuk BUMNag, selebihnya masih tahapan pembentukan.
Ia mendorong agar BUMNag Taratak Maimbau memaksimalkan potensi usaha sehingga bisa memacu berkembangnya BUMNag lain di daerah setempat.