Lubuksikaping (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Pasaman, berencana membangun plaza khusus oleh-oleh dan cinderamata di taman Equator, Bonjol, untuk tingkatkan kunjungan para wisatawan ke daerah itu. 

Pembangunan plaza oleh-oleh dan cinderamata di tanah kelahiran Pahlawan Nasional, Tuanku Imam Bonjol ini untuk meningkatkan sumber pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pariwisata yang selama ini belum tergarap maksimal, kata Kepala Bidang Pariwisata, Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Pasaman, Radial Fuji, di Lubuksikaping, Sabtu.

Ia membenarkan rencana tersebut, dan pemerintah pusat melalui Kementerian Pariwisata, sudah mengalokasikan dana untuk pembangunan plaza oleh-oleh dan cindramata senilai Rp1,9 miliar lebih.

"Tahun ini akan mulai dikerjakan. Nilai anggarannya mencapai Rp1,9 miliar lebih. Itu dana DAK dari pusat," katanya. 

Kios-kios di plaza itu nanti, kata dia, akan menjajakan berbagai jenis produk khas Pasaman, mulai dari makanan, jajanan hingga produk kerajinan.  Produk-produk tersebut akan dijajakan kepada para wisatawan yang datang berkunjung. 

"Kios-kios di plaza itu nanti akan disewakan. Penyewaan itu yang akan mendatangkan income ke kas daerah. Selain itu, uang juga akan berputar kepada para pedagang disana," katanya. 

Dibalik kesuksesan menggaet dana pusat untuk pembangunan plaza oleh-oleh dan cinderamata, ternyata belum membuat mantan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat ini berpuas diri. 

Hal itu disebabkan oleh keinginannya untuk membangun planetarium sebagai pusat kajian ilmu astronomi di Taman Equator itu belum kesampaian. 

"Kita ingin di taman Equator itu dibangun planetarium. Dananya sekitar Rp9 miliar. Tapi, rencana ini terpaksa ditunda dulu, karena belum mendapatkan persetujuan dewan," ujarnya. 

Menurut Radial, jika disetujui oleh DPRD, planetarium itu nantinya akan dibangun ruang hampa udara dan ruang astronomi seperti miliknya SpaceX di Amerika. Sehingga menjadi pusat kajian dalam pengembangan ilmu astronomi bagi pelajar dan generasi muda. 

"Sudah diusulkan, akan tetapi selalu ditolak. Padahal jika dibangun, planetarium itu nanti rada-rada mirip museum Tsunami Aceh. Jadi pusat studi dan pusat kajian ilmu pengetahuan," katanya. 

Pewarta : Wahyu
Editor : Siri Antoni
Copyright © ANTARA 2024