Bandar Lampung (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengajak para pelajar untuk menjauhi radikalisme dan terorisme, antara lain dengan tidak saling menjelek-jelekkan sesama.

"Hati-hati jangan coba-coba bersikap intoleran, misalnya, menjelek-jelekkan guru, sesama teman. Saling mengejek berpotensi menjadi radikalisme," kata Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Marsda TNI Dr A Adang Supriyadi, di Bandarlampung, Kamis.

Adang di hadapan ratusan pelajar SMA sederajat di Lampung pada kegiatan Lomba Video Pendek dan Diskusi Film yang digelar BNPT dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Lampung mengingatkan kalangan pelajar dan generasi muda untuk menjauhi paham radikal dan tindakan teror itu.

Dosen Universitas Pertahanan Nasional ini menjelaskan, terorisme terjadi antara lain disebabkan oleh kesalahan dalam menafsirkan agama, balas dendam, kemiskinan, ketidakadilan, pendidikan dan politik.

Namun, menurut Adang, sikap radikal bisa saja positif dan negatif. Radikalisme positif output-nya bela negara, tekun belajar, gotong royong, dan melestarikan kearifan lokal. Sementara radikalisme negatif memunculkan sikap intoleran, anti-Pancasila, anti-NKRI dan penyebaran takfiri yang berujung tindakan meneror.

Lomba Video Pendek dan Diskusi Film yang digelar di Hotel Horizon Bandarlampung antara lain dihadiri Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat Dr Andi Intan Dulung MA, sutradara film Ratikala Bahre Aditya, dan ratusan pelajar SMA sederajat se-Lampung. (*)

Pewarta : Budisantoso Budiman
Editor : Joko Nugroho
Copyright © ANTARA 2024