Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo membantah isu adzan tidak akan terdengar lagi dan pernikahan sesama jenis dibolehkan jika dirinya kembali memenangkan pemilihan Presiden 2019 di depan ulama dan Pimpinan Pondok Pesantren se-Jawa Barat.
"Banyak logika yang nggak masuk. Kemarin ramai masalah nanti pemerintah akan melegalkan kawin sejenis. Kita ini adalah negara yang sangat menghargai norma-norma agama," kata Presiden dalam acara silaturahmi dengan Peserta Halaqah Ulama dan Pimpinan Pondok Pesantren se-Jawa Barat Tahun 2019 di Istana Negara Jakarta, Kamis.
Kepala Negara juga mengungkap ada isu yang tidak sesuai logika jika Jokowi-Ma'ruf Amin memimpin lagi maka tidak dibolehkan adzan lagi.
"Dari survei yang kita lakukan, sembilan juta orang percaya mengenai itu. Kalau ini didiamkan akan bisa menjadi 15 juta, didiamkan lagi jadi 30 juta, didiamkan lagi jadi 50 juta sehingga bisa berbahaya kalau didiamkan," katanya.
Jokowi juga menyebut isu dirinya PKI juga sudah berkembang sejak dirinya memimpin negeri ini sehingga perlu ada klarifikasi.
Sebelumnya beredar video tiga orang ibu di Karawang, menyerukan kepada seorang warga untuk tidak memilih Jokowi di Pilpres 2019, karena jika Jokowi menang, adzan tidak akan terdengar lagi dan pernikahan sesama jenis dibolehkan.
Untuk itu, Presiden meminta para ulama untuk menjaga, merawat persatuan, merawat kerukunan untuk menjaga Negara Indonesia yang besar ini.
Presiden meminta setiap pesta demokrasi lima tahunan, baik pilihan bupati, gubernur maupun presiden, dapat mengorbankan ukhuwah.
"Apalagi dibarengi akhir-akhir ini dengan kabar-kabar fitnah yang bisa meresahkan masyarakat, yang bisa memecah belah bangsa," katanya.
Dalam acara silahturahmi ini tampak hadir Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Kepala Staf Presiden Moeldoko, Bupati Bogor Ade serta para tokoh ulama Jawa Barat. (*)
"Banyak logika yang nggak masuk. Kemarin ramai masalah nanti pemerintah akan melegalkan kawin sejenis. Kita ini adalah negara yang sangat menghargai norma-norma agama," kata Presiden dalam acara silaturahmi dengan Peserta Halaqah Ulama dan Pimpinan Pondok Pesantren se-Jawa Barat Tahun 2019 di Istana Negara Jakarta, Kamis.
Kepala Negara juga mengungkap ada isu yang tidak sesuai logika jika Jokowi-Ma'ruf Amin memimpin lagi maka tidak dibolehkan adzan lagi.
"Dari survei yang kita lakukan, sembilan juta orang percaya mengenai itu. Kalau ini didiamkan akan bisa menjadi 15 juta, didiamkan lagi jadi 30 juta, didiamkan lagi jadi 50 juta sehingga bisa berbahaya kalau didiamkan," katanya.
Jokowi juga menyebut isu dirinya PKI juga sudah berkembang sejak dirinya memimpin negeri ini sehingga perlu ada klarifikasi.
Sebelumnya beredar video tiga orang ibu di Karawang, menyerukan kepada seorang warga untuk tidak memilih Jokowi di Pilpres 2019, karena jika Jokowi menang, adzan tidak akan terdengar lagi dan pernikahan sesama jenis dibolehkan.
Untuk itu, Presiden meminta para ulama untuk menjaga, merawat persatuan, merawat kerukunan untuk menjaga Negara Indonesia yang besar ini.
Presiden meminta setiap pesta demokrasi lima tahunan, baik pilihan bupati, gubernur maupun presiden, dapat mengorbankan ukhuwah.
"Apalagi dibarengi akhir-akhir ini dengan kabar-kabar fitnah yang bisa meresahkan masyarakat, yang bisa memecah belah bangsa," katanya.
Dalam acara silahturahmi ini tampak hadir Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Kepala Staf Presiden Moeldoko, Bupati Bogor Ade serta para tokoh ulama Jawa Barat. (*)