Painan (ANTARA) - Dua unit mesin dompeng penyedot pasir dan kerikil diduga liar menambang di Muara Surantih, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, aktivitas itu diduga dibekingi oleh aparatur pemerintah setempat.
     "Keduanya beroperasi sejak lama, dan pemiliknya leluasa menjalankan aksinya karena dibekingi oleh oknum aparat pemerintah," kata Camat Sutera, Fachrudin di Painan, Kamis.
     Bahkan tambahnya, ketika akan dilakukan penertiban mesin-mesin sudah tidak di lokasi, karena rencana tersebut sudah dibocorkan oleh oknum aparatur dimaksud.
     "Izin keduanya saya pastikan tidak ada, kami juga telah beberapa kali menegur, namun tidak digubris dan ketika dilakukan penertiban mesinnya tidak di lokasi," ungkapnya.
     Padahal sebutnya, jika mesin tersebut terus beroperasi maka akan berisiko terhadap batu jeti di Muara Surantih yang dibangun dengan anggaran miliar rupiah beberapa tahun lalu.
     "Batu jeti akan amblas bersama dengan tebing muara, dan uang miliaran rupiah yang dikucurkan akan terbuang sia-sia," katanya.
     Sementara itu, salah seorang pemilik mesin dompeng, Rizal (40) mengaku telah menambang pasir dan kerikil di lokasi itu sejak satu setengah tahun terakhir.
     Ia memastikan jika kegiatannya itu tidak akan berdampak terhadap batu jeti di lokasi, dan kegiatannya juga berdasarkan permintaan dari nelayan agar muara tidak dangkal.
     Dalam menjalankan aktivitasnya ia mengaku mengantongi izin perdagangan pasir dan kerikil.
     Selain memenuhi kebutuhan masyarakat, pasir dan kerikil yang diproduksinya juga dijual ke beberapa perusahaan yang memproduksi aspal.
     Terpisah Rizal (22) yang merupakan pekerja di mesin dompeng lainnya, mengaku mesin yang dioperasikannya juga telah mengantongi izin, namun ia tidak bisa memperlihatkannya karena dipegang oleh pemilik mesin. (*)
   

Pewarta : Didi Someldi Putra
Editor : Mukhlisun
Copyright © ANTARA 2024