Batusangkar, (Antaranews Sumbar) - Industri kreatif berupa kerajinan tangan berbahan jerami hasil karya perajin asal Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat   (Sumbar) mulai dipasarkan ke beberapa daerah di Provinsi Riau.

     Perajin kerajinan jerami, Novia Wella di Batusangkar, Rabu, mengatakan aneka kerajinan yang ia produksi terdiri dari berbagai bentuk, salah satunya menyerupai beberapa jenis hewan.

     "Saat ini kerajinan tersebut telah menembus beberapa kota/kabupaten di provinsi tetangga seperti Pekanbaru, Teluk Kuantan, Bangkinang dan Pasir Pangiraian," katanya.

    Perajin yang akrab disapa Wella itu menyebutkan, hasil karyanya tersebut dijual dengan harga bervariasi, tergantung pada ukuran serta tingkat kesulitan pengerjaannya.

     Untuk kerajinan yang paling murah dimulai dari angka Rp10.000 hingga yang  paling mahal mencapai angka Rp2 juta rupiah.

     “Pembuatannya juga memiliki tingkat kesulitan yang berbeda, semakin banyak lekuk tubuh hewan yang dibuat maka semakin rumit pula pembuatannya,” ujar gadis berusia 25 tahun tersebut.

     Wella yang sehari-hari juga menjadi staf di bagian Humas dan Protokol Setda Kabupaten Tanah Datar itu menambahkan,  untuk kerajinan berukuran kecil, ia mampu menghasilkan mulai dari 10 hingga 20 kerajinan setiap harinya.

     Sementara untuk kerajinan dengan ukuran yang besar hanya mampu diproduksi 5-10 buah perhari.

       Bahan baku jerami yang merupakan bahan utama untuk membuat kerajinan didapatkannya dari laha pesawahan yang ada di sekitar kediamannya dengan dibantu oleh beberapa orang tenaga tambahan.

     “Jerami bisa didapatkan saat warga panen, dan ada juga yang dibeli, sedangkan pernak-pernik tambahan dibeli ke Bukittinggi,” katanya.

     Sekalipun sudah hasil kerajinannya sudah mulai dipasarkan hingga ke luar daerah, ia mengakui bahwasanya masih mengalami kendala dalam hal pemodalan yang berdampak pada produktfitas.

     Ia berharap, ke depannya usaha tersebut dapat semakin berkembang dan mampu menampung banyak tenaga kerja sehingga akan menghasilkan lebih banyak karya untuk memenuhi permintaan pasar. (*)

Pewarta : Syahrul Rahmat
Editor : Mukhlisun
Copyright © ANTARA 2024