Payakumbuh, (Antaranews Sumbar) - Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi, melakukan studi banding ke lokasi budidaya perbenihan ikan lele di Talawi Kelurahan Ompang Tanah Sirah, Kota Payakumbuh, Sumatera Barat, untuk mempelajari cara budidaya perbenihan lele Mutiara, pada Jumat.
"Kami ingin meniru ilmu perikanan Payakumnuh untuk diterapkan di Pemkab Merangin karena produksi perikanan di Talawi Payakumbuh cukup tinggi,"kata Sekretaris Peternakan dan Perikanan Pemkab Merangin Muhammad Damai, Jumat.
Sementara itu, Kepala Seksi Perbenihan Perikanan Dinas Pertanian Kota Payakumbuh, Encun Suryana menjelaskan untuk meningkatkan produksi lele pihaknya tidak lagi menggunakan bibit lele Sangkuriang sejak tahun 2018.
Selain itu kolam lele di Kecamatan Payakumbuh Utara itu terletak di dataran kering sehingga sistem pengairan berasal dari air tanah yang dinaikkan dengan mesin pompa air.
"Melalui cara tersebut, hasil yang diraih tetap optimal. Ini bisa dilakukan setelah adanya pembinaan berupa penyuluhan perikanan dari Pemko Payakumbuh," kata Encun.
Sementara untuk pengembangan bibit atau larva yang sudah akan tumbuh menjadi anak ikan di Lokasi pembibitan budidaya lele mutiara Payakumbuh tidak lagi memberi makan berupa cacing.
"Selain rumit mencarinya, harganya juga mahal kalau dibeli, alangkah baiknya dialihkan ke kotoran unggas puyuh kering," jelasnya di lokasi budidaya lele mutiara milik Firman dan Al Hadi Putra itu.
Dari hasil studi banding tersebut, Muhammad Damai mengaku cukup tertarik untuk mengembangkan budidaya lele mutiara ini di daerahnya sehingga bisa mengangkat perekonomian warga sekitar seperti di Payakumbuh.
"Semoga bisa dikembangkan di Merangin yang terkenal juga dengan ikan Bawungnya, yang banyak diperairan Jambi," tutur Muhammad Damai.
Sebelum ke Kota Payakumbuh studi banding yang dinamai studi peningkatan perekonomian masyarakat yang dipimpin langsung Bupati Merangin Al Haris ini juga telah mengunjungi Lubuk Ikan Larangan Pemkab Limapuluh Kota. (*)
"Kami ingin meniru ilmu perikanan Payakumnuh untuk diterapkan di Pemkab Merangin karena produksi perikanan di Talawi Payakumbuh cukup tinggi,"kata Sekretaris Peternakan dan Perikanan Pemkab Merangin Muhammad Damai, Jumat.
Sementara itu, Kepala Seksi Perbenihan Perikanan Dinas Pertanian Kota Payakumbuh, Encun Suryana menjelaskan untuk meningkatkan produksi lele pihaknya tidak lagi menggunakan bibit lele Sangkuriang sejak tahun 2018.
Selain itu kolam lele di Kecamatan Payakumbuh Utara itu terletak di dataran kering sehingga sistem pengairan berasal dari air tanah yang dinaikkan dengan mesin pompa air.
"Melalui cara tersebut, hasil yang diraih tetap optimal. Ini bisa dilakukan setelah adanya pembinaan berupa penyuluhan perikanan dari Pemko Payakumbuh," kata Encun.
Sementara untuk pengembangan bibit atau larva yang sudah akan tumbuh menjadi anak ikan di Lokasi pembibitan budidaya lele mutiara Payakumbuh tidak lagi memberi makan berupa cacing.
"Selain rumit mencarinya, harganya juga mahal kalau dibeli, alangkah baiknya dialihkan ke kotoran unggas puyuh kering," jelasnya di lokasi budidaya lele mutiara milik Firman dan Al Hadi Putra itu.
Dari hasil studi banding tersebut, Muhammad Damai mengaku cukup tertarik untuk mengembangkan budidaya lele mutiara ini di daerahnya sehingga bisa mengangkat perekonomian warga sekitar seperti di Payakumbuh.
"Semoga bisa dikembangkan di Merangin yang terkenal juga dengan ikan Bawungnya, yang banyak diperairan Jambi," tutur Muhammad Damai.
Sebelum ke Kota Payakumbuh studi banding yang dinamai studi peningkatan perekonomian masyarakat yang dipimpin langsung Bupati Merangin Al Haris ini juga telah mengunjungi Lubuk Ikan Larangan Pemkab Limapuluh Kota. (*)