Sawahlunto, (Antaranews Sumbar) - Wali Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, Deri Asta meresmikan kantor Kerapatan Adat Nagari (KAN) Silungkang daerah setempat pada Kamis (6/12).
Dalam sambutannya wali kota mengatakan kantor KAN Silungkang merupakan kantor KAN ke 4 yang diresmikan, dan merupakan kantor KAN milenial karena balai adatnya cukup mewah, ruangannya dipasang alat pendingin mengikuti trend modernisasi.
Jika sudah memiliki kantor modern tentu ke depan yang perlu dimodernisasi adalah program kerja, yakni bagaimana melakukan penguatan adat dan agama di tengah masyarakat.
"Kalau kita ingin hidup aman, damai, tertib dan tentram maka kita harus memperkuat bidang agama dan budaya," kata dia.
Adanya kantor KAN ini harus bisa menyelesaikan persoalan masyarakat, karena sudah ada tempat untuk menggelar pertemuan, berdiskusi sebagai upaya meyelesaikan masalah kampung. Apalagi saat ini sudah dibentuk lembaga Musawarah Nagari (MUSRI).
Ia menyebutkan kantor KAN Silungkang yang terletak di tengah Pasar Silungkang pernah mengalami kebakaran pada masa pergolakan PRRI pada 1958.
Sejak saat itu Nagari Silungkang tidak lagi memiliki balai adat untuk menyelenggarakan musyawarah pemangku adat.
KAN Silungkang kemudian pernah berkantor di salah satu ruangan di lantai bawah bekas kantor wali nagari yang terletak di tepi jalan raya, kemudian pindah ke bagian atas bangunan di tengah pasar.
Karena kondisi bangunan itu juga sudah tidak memadai lagi maka dirasa perlu membangun balai adat baru yang lebih representatif. Apalagi Silungkang merupakan pintu gerbang Kota Sawahlunto sehingga perlu memiliki balai adat yang lebih modern.
Sementara itu Sekretaris KAN Silungkang, Yusri Munir mengatakan lokasi pembangunan kantor KAN ini memanfaatkan ruang terbuka yang terletak di bagian atas bangunan pasar eks Balai Bawuah yang membelakangi sungai.
Ruang terbuka itu selama ini hanya dimanfaatkan oleh Bank BRI sebagai kantor kas dengan menyewa kepada KAN Silungkang.
Pembangunan kantor ini dimulai pada 4 Agustus 2015, dan baru selesai pada Desember 2017 menelan biaya sebesar Rp637.230.000.
Biaya ini diperoleh dari hasil sumbangan warga, di antaranya 18 Andiko Jakarta sebanyak Rp349.500.000, dari Persatuan Keluarga Silungkang (PKS) Kota Padang Rp26.000.000, sumbangan warga Silungkang Rp6.230.000, dan dari KAN Silungkang sendiri Rp88.500.000.
Kemudian dari Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Kemauan Bersama sebanyak Rp2.500.000, dari Yayasan SDI Rp7.000.000 serta dari Alokasi Dana Khusus (DAK) Sawahlunto Rp157.500.000.
Peresmian kantor KAN itu ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Wali Kota Sawahlunto, Deri Asta. (*)
Dalam sambutannya wali kota mengatakan kantor KAN Silungkang merupakan kantor KAN ke 4 yang diresmikan, dan merupakan kantor KAN milenial karena balai adatnya cukup mewah, ruangannya dipasang alat pendingin mengikuti trend modernisasi.
Jika sudah memiliki kantor modern tentu ke depan yang perlu dimodernisasi adalah program kerja, yakni bagaimana melakukan penguatan adat dan agama di tengah masyarakat.
"Kalau kita ingin hidup aman, damai, tertib dan tentram maka kita harus memperkuat bidang agama dan budaya," kata dia.
Adanya kantor KAN ini harus bisa menyelesaikan persoalan masyarakat, karena sudah ada tempat untuk menggelar pertemuan, berdiskusi sebagai upaya meyelesaikan masalah kampung. Apalagi saat ini sudah dibentuk lembaga Musawarah Nagari (MUSRI).
Ia menyebutkan kantor KAN Silungkang yang terletak di tengah Pasar Silungkang pernah mengalami kebakaran pada masa pergolakan PRRI pada 1958.
Sejak saat itu Nagari Silungkang tidak lagi memiliki balai adat untuk menyelenggarakan musyawarah pemangku adat.
KAN Silungkang kemudian pernah berkantor di salah satu ruangan di lantai bawah bekas kantor wali nagari yang terletak di tepi jalan raya, kemudian pindah ke bagian atas bangunan di tengah pasar.
Karena kondisi bangunan itu juga sudah tidak memadai lagi maka dirasa perlu membangun balai adat baru yang lebih representatif. Apalagi Silungkang merupakan pintu gerbang Kota Sawahlunto sehingga perlu memiliki balai adat yang lebih modern.
Sementara itu Sekretaris KAN Silungkang, Yusri Munir mengatakan lokasi pembangunan kantor KAN ini memanfaatkan ruang terbuka yang terletak di bagian atas bangunan pasar eks Balai Bawuah yang membelakangi sungai.
Ruang terbuka itu selama ini hanya dimanfaatkan oleh Bank BRI sebagai kantor kas dengan menyewa kepada KAN Silungkang.
Pembangunan kantor ini dimulai pada 4 Agustus 2015, dan baru selesai pada Desember 2017 menelan biaya sebesar Rp637.230.000.
Biaya ini diperoleh dari hasil sumbangan warga, di antaranya 18 Andiko Jakarta sebanyak Rp349.500.000, dari Persatuan Keluarga Silungkang (PKS) Kota Padang Rp26.000.000, sumbangan warga Silungkang Rp6.230.000, dan dari KAN Silungkang sendiri Rp88.500.000.
Kemudian dari Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Kemauan Bersama sebanyak Rp2.500.000, dari Yayasan SDI Rp7.000.000 serta dari Alokasi Dana Khusus (DAK) Sawahlunto Rp157.500.000.
Peresmian kantor KAN itu ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Wali Kota Sawahlunto, Deri Asta. (*)