Pulau Punjung, (Antaranews Sumbar) - Suguhan kesenian tradisional dari empat etnik disiapkan untuk menyambut para pebalap Tour de Singkarak (TdS) di lokasi finis etape II Depan Kantor Bupati Dharmasraya, Sumatera Barat, Senin.
"Kesenian yang akan ditampilkan itu dari etnik Minang, Batak, Jawa dan Sunda," kata Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Dharmasraya, Benny Mandala Putra di Pulau Punjung, Senin.
Ia menjelaskan tarian yang akan ditampilkan, di antaranya tari tapak tirai, tari manakiak, reog ponorogo, randai, tari lumuik babuah cinto, tari tudung, kesenian tapanuli, sunda, kuda lumping, dan gendang tasa.
Menurut dia menampilkan kesenian tradisional bertujuan untuk memperkenalkan kekayaan budaya yang ada di daerah itu, serta juga memberikan hiburan untuk peserta dan masyarakat.
Munculnya berbagai kesenian daerah merupakan perwujudan Dharmasraya sebagai daerah yang heterogen atau di tempati masyarakat dari berbagai suku, budaya, dan, agama.
Pemerintah setempat juga menyiapkan batik 'Tanah Liek' atau batik tanah liat sebagai cenderamata untuk para pebalap dan official Tour de Singkarak (TdS), kata dia.
Selain selendang batik tanah liek, nanti juga akan disediakan bingkisan berupa panganan asli daerah, misalnya keripik tempe dan salak pondo kurnia, lanjut dia.
Ia menambahkan cenderamata batik tanah yang didesain berbentuk 'scraft' atau selendang sengaja dipilih karena ciri khas tersediri, baik dari segi motif maupun daerah yang memproduksi.
Etape II balap sepeda Tour de Singkarak memiliki lintasan terpanjang balapan dengan menempuh rute Sawahlunto-Dharmasraya sejauh 204,1 km pada Senin.
Balapan etape II tersebut mengambil start di Taman Segitiga, Sawahlunto pada Minggu pukul 09:00 WIB menuju Pasar Sawahlunto, Simpang Muaro Kalaban, Jalan Lintas Sumatera, Pulau Punjung, Sei Rumba, Simpang Sikabau dan finis di Kantor Bupati Dharmasraya.
Sumatera Barat adalah provinsi yang memiliki potensi pariwisata yang amat banyak dan beragam, hampir pada 19 kabupen dan kota di daerah itu. Promosi dilakukan dengan tagline "Taste of Padang,".(*)
"Kesenian yang akan ditampilkan itu dari etnik Minang, Batak, Jawa dan Sunda," kata Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Dharmasraya, Benny Mandala Putra di Pulau Punjung, Senin.
Ia menjelaskan tarian yang akan ditampilkan, di antaranya tari tapak tirai, tari manakiak, reog ponorogo, randai, tari lumuik babuah cinto, tari tudung, kesenian tapanuli, sunda, kuda lumping, dan gendang tasa.
Menurut dia menampilkan kesenian tradisional bertujuan untuk memperkenalkan kekayaan budaya yang ada di daerah itu, serta juga memberikan hiburan untuk peserta dan masyarakat.
Munculnya berbagai kesenian daerah merupakan perwujudan Dharmasraya sebagai daerah yang heterogen atau di tempati masyarakat dari berbagai suku, budaya, dan, agama.
Pemerintah setempat juga menyiapkan batik 'Tanah Liek' atau batik tanah liat sebagai cenderamata untuk para pebalap dan official Tour de Singkarak (TdS), kata dia.
Selain selendang batik tanah liek, nanti juga akan disediakan bingkisan berupa panganan asli daerah, misalnya keripik tempe dan salak pondo kurnia, lanjut dia.
Ia menambahkan cenderamata batik tanah yang didesain berbentuk 'scraft' atau selendang sengaja dipilih karena ciri khas tersediri, baik dari segi motif maupun daerah yang memproduksi.
Etape II balap sepeda Tour de Singkarak memiliki lintasan terpanjang balapan dengan menempuh rute Sawahlunto-Dharmasraya sejauh 204,1 km pada Senin.
Balapan etape II tersebut mengambil start di Taman Segitiga, Sawahlunto pada Minggu pukul 09:00 WIB menuju Pasar Sawahlunto, Simpang Muaro Kalaban, Jalan Lintas Sumatera, Pulau Punjung, Sei Rumba, Simpang Sikabau dan finis di Kantor Bupati Dharmasraya.
Sumatera Barat adalah provinsi yang memiliki potensi pariwisata yang amat banyak dan beragam, hampir pada 19 kabupen dan kota di daerah itu. Promosi dilakukan dengan tagline "Taste of Padang,".(*)