Pariaman, (Antaranews Sumbar) - Ribuan wisatawan dari berbagai daerah ikut menyaksikan penutupan pesta budaya Tabuik 2018 yang diselenggarakan oleh pemerintah Kota Pariaman, Sumatera Barat, (Sumbar), Minggu sore.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sumbar, Oni Yulfian mengatakan pesta budaya tabuik setiap tahunnya mampu menyedot perhatian masyarakat dari berbagai daerah untuk melihat langsung even budaya itu.
"Sebagai even yang dilaksanakan oleh pemerintah dan melibatkan masyarakat, kegiatan ini harus bisa dinikmati sebaik mungkin oleh para wisatawan domestik maupun mancanegara," kata dia.
Oleh karena itu lanjut dia, kedepannya setiap penyelenggaraan pesta budaya tabuik diharapkan bisa menciptakan sentuhan serta hal menarik lainnya sehingga menimbulkan rasa kepuasan lebih dari wisatawan.
Wali Kota Pariaman Mukhlis Rahman memberikan kata sambutan. (Ist)
Selain itu katanya, pedagang dan masyarakat setempat juga diminta agar lebih sadar wisata seperti menjaga kebersihan lingkungan dengan tujuan memberikan rasa kepuasan dan kenyamanan pengunjung.
"Jika pengunjung sudah merasa puas datang ke Kota Pariaman, maka kedepannya mereka diyakini lebih sering berkunjung kemari," katanya.
Sementara itu Wali Kota Pariaman Mukhlis Rahman mengatakan pesta budaya tabuik yang diselenggarakan sejak 11 hingga 23 September 2018 merupakan even pariwisata tahunan.
Selain mendukung tingkat kunjungan pariwisata daerah katanya, pesta budaya tabuik juga bertujuan meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat setempat.
"Ribuan bahkan ratusan ribu masyarakat yang datang ke Pariaman otomatis akan berbelanja, tentunya ini berdampak ekonomi," katanya.
Kepala Dinas Pariwisata Sumbar Oni Yulfian (Ist)
Selain berdampak ekonomi dan tingkat kunjungan wisata, penyelenggaraan pesta budaya tabuik juga mendorong lahirnya berbagai sanggar kesenian daerah.
"Pemerintah bersama masyarakat Pariaman berkomitmen untuk terus menjaga seni dan kebudayaan daerah, dengan harapan generasi selanjutnya dapat menikmati serta melestarikannya," kata dia.
Selama 10 tahun terakhir katanya, pemerintah daerah telah banyak berbuat untuk memajukan pesta budaya tabuik seperti pembangunan dua unit rumah tabuik yang berlokasi di samping Balaikota dan Desa Karan Aur.
Kemudian setiap tahunnya pemerintah daerah juga rutin mengalokasikan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) hingga ratusan juta.
"Sewaktu saya Kepala Dinas Pariwisata, pemerintah daerah hanya mampu membantu Rp5 juta saja, namun kini sudah jauh meningkat signifikan," ujar dia.
Terkait kunjungan pariwisata terus mengalami peningkatan signifikan ke daerah itu. Sejak beberapa tahun terakhir diklaim mampu mencapai tiga wisatawan domestik bahkan mancanegara.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisata RI, Ni Wayan Giri Adnyani bersama Wali Kota Pariaman saat memasuki tenda utama. (Ist)
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisata RI, Ni Wayan Giri Adnyani memberikan apresiasi positif terhadap penyelenggaraan event kalender pariwisata nasional tersebut.
Ia juga mengungkapkan kebanggaan akan khasanah budaya Indonesia termasuk pesta budaya tabuik, apalagi jumlah pengunjung yang mencapai ribuan wisatawan.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pariaman, Elfis Candra mengatakan prosesi pesta budaya tabuik diawali dengan beberapa rangkain ritual.
Kegiatan pertama diawali dengan pawai muharram dan delapan prosesi lainnya seperti "Maambiak Tanah", kemudian prosesi "Maambiak Batang Pisang", prosesi "Maatam", prosesi "Maarak Jari-Jari", prosesi "Maarak Saroban", prosesi "Tabuik Naiak Pangkek", prosesi "Hoyak Tabuik" dan prosesi Tabuik dibuang ke laut.
Duo Tabuik Pasa dan Subarang bersanding sebelum dihoyak. (Ist)
Pelaksanaan pesta budaya tabuik 2018, pemerintah Kota Pariaman menargetkan 400 ribu wisatawan mengunjungi agenda pariwisata tersebut.
Penyelenggaraan Pesta Budaya Tabuik 2017, kunjungan pariwisata tercatat 200 ribu pengunjung. Oleh karena itu pemerintah daerah optimis kunjungan 400 ribu mampu tercapai.
"Target 400 ribu pengunjung tersebut tentunya tidak hanya datang dari wisatawan domestik saja, namun pemerintah juga berupaya menggaet turis mancanegara," kata dia.
Pesta Budaya Tabuik merupakan perayaan lokal dalam rangka memperingati Asyura, gugurnya Imam Husein, cucu Nabi Muhammad SAW, yang dilakukan oleh masyarakat di Kota Pariaman.
Pesta Budaya Tabuik tersebut juga menampilkan kembali pertempuran Karbala, dan memainkan gendang tassa. Tabuik merupakan istilah untuk usungan jenazah yang dibawa selama prosesi upacara tersebut.
Kegiatan tersebut dilakukan juga untuk menarik para wisatawan dari berbagai daerah ke Kota Pariaman.*
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sumbar, Oni Yulfian mengatakan pesta budaya tabuik setiap tahunnya mampu menyedot perhatian masyarakat dari berbagai daerah untuk melihat langsung even budaya itu.
"Sebagai even yang dilaksanakan oleh pemerintah dan melibatkan masyarakat, kegiatan ini harus bisa dinikmati sebaik mungkin oleh para wisatawan domestik maupun mancanegara," kata dia.
Oleh karena itu lanjut dia, kedepannya setiap penyelenggaraan pesta budaya tabuik diharapkan bisa menciptakan sentuhan serta hal menarik lainnya sehingga menimbulkan rasa kepuasan lebih dari wisatawan.
Selain itu katanya, pedagang dan masyarakat setempat juga diminta agar lebih sadar wisata seperti menjaga kebersihan lingkungan dengan tujuan memberikan rasa kepuasan dan kenyamanan pengunjung.
"Jika pengunjung sudah merasa puas datang ke Kota Pariaman, maka kedepannya mereka diyakini lebih sering berkunjung kemari," katanya.
Sementara itu Wali Kota Pariaman Mukhlis Rahman mengatakan pesta budaya tabuik yang diselenggarakan sejak 11 hingga 23 September 2018 merupakan even pariwisata tahunan.
Selain mendukung tingkat kunjungan pariwisata daerah katanya, pesta budaya tabuik juga bertujuan meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat setempat.
"Ribuan bahkan ratusan ribu masyarakat yang datang ke Pariaman otomatis akan berbelanja, tentunya ini berdampak ekonomi," katanya.
Selain berdampak ekonomi dan tingkat kunjungan wisata, penyelenggaraan pesta budaya tabuik juga mendorong lahirnya berbagai sanggar kesenian daerah.
"Pemerintah bersama masyarakat Pariaman berkomitmen untuk terus menjaga seni dan kebudayaan daerah, dengan harapan generasi selanjutnya dapat menikmati serta melestarikannya," kata dia.
Selama 10 tahun terakhir katanya, pemerintah daerah telah banyak berbuat untuk memajukan pesta budaya tabuik seperti pembangunan dua unit rumah tabuik yang berlokasi di samping Balaikota dan Desa Karan Aur.
Kemudian setiap tahunnya pemerintah daerah juga rutin mengalokasikan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) hingga ratusan juta.
"Sewaktu saya Kepala Dinas Pariwisata, pemerintah daerah hanya mampu membantu Rp5 juta saja, namun kini sudah jauh meningkat signifikan," ujar dia.
Terkait kunjungan pariwisata terus mengalami peningkatan signifikan ke daerah itu. Sejak beberapa tahun terakhir diklaim mampu mencapai tiga wisatawan domestik bahkan mancanegara.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisata RI, Ni Wayan Giri Adnyani memberikan apresiasi positif terhadap penyelenggaraan event kalender pariwisata nasional tersebut.
Ia juga mengungkapkan kebanggaan akan khasanah budaya Indonesia termasuk pesta budaya tabuik, apalagi jumlah pengunjung yang mencapai ribuan wisatawan.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pariaman, Elfis Candra mengatakan prosesi pesta budaya tabuik diawali dengan beberapa rangkain ritual.
Kegiatan pertama diawali dengan pawai muharram dan delapan prosesi lainnya seperti "Maambiak Tanah", kemudian prosesi "Maambiak Batang Pisang", prosesi "Maatam", prosesi "Maarak Jari-Jari", prosesi "Maarak Saroban", prosesi "Tabuik Naiak Pangkek", prosesi "Hoyak Tabuik" dan prosesi Tabuik dibuang ke laut.
Pelaksanaan pesta budaya tabuik 2018, pemerintah Kota Pariaman menargetkan 400 ribu wisatawan mengunjungi agenda pariwisata tersebut.
Penyelenggaraan Pesta Budaya Tabuik 2017, kunjungan pariwisata tercatat 200 ribu pengunjung. Oleh karena itu pemerintah daerah optimis kunjungan 400 ribu mampu tercapai.
"Target 400 ribu pengunjung tersebut tentunya tidak hanya datang dari wisatawan domestik saja, namun pemerintah juga berupaya menggaet turis mancanegara," kata dia.
Pesta Budaya Tabuik merupakan perayaan lokal dalam rangka memperingati Asyura, gugurnya Imam Husein, cucu Nabi Muhammad SAW, yang dilakukan oleh masyarakat di Kota Pariaman.
Pesta Budaya Tabuik tersebut juga menampilkan kembali pertempuran Karbala, dan memainkan gendang tassa. Tabuik merupakan istilah untuk usungan jenazah yang dibawa selama prosesi upacara tersebut.
Kegiatan tersebut dilakukan juga untuk menarik para wisatawan dari berbagai daerah ke Kota Pariaman.*