Muaro (Antaranews Sumbar) - Lembaga Masyarakat Peduli Sijunjung menggelar ekspedisi Rimbo Lisun untuk menemukan bukti-bukti sejarah yang dilaksanakan selama tiga hari sejak 1- 3 September 2018.

Hutan Lisun berada di perbatasan Sumbar dengan Riau. Tepatnya di Sijunjung, Sumatera Barat yang mana disana terdapat peninggalan sejarah perkampungan lama dan kuburan sepanjang tiga meter di daerah tersebut.

Anggota DPRD Muslim mengatakan sumpur kudus merupakan salah satu nagari yang kaya akan kekayaan alam dan membuktikan bahwa ada sejarah manis yang terkandung sehingga Sumpur Kudus dijuluki Mekkah darek.

Ia berpesan agar hutan ini terjaga ekosistem maupun flora, satwa karena menargetkan tempat ini menjadi wisata nasional serta internasional. Tim ekspedisi Rimbo lisun untuk mencari jejajak sejarah di daerah itu

Kegiatan ini merupakan kegiatan sosial sebagai bentuk kepedulian kepada bumi Sijunjung dan semoga jejak perjalanan ini bisa juga diikuti oleh teman-teman yang lain dan supaya  menjaga lingkungan-lingkungan kita ini, tambah dia.

Dalam ekspedisi itu didampingi langsung Damramil 08 Kumanis Kecamatan Sumpur Kudus Kapten infantri Dwi Budianto serta dua orang prajurit TNI.

Ia menjelaskan kegiatan ini diikuti  38 orang yang terdiri anggota DPRD Sijunjung Muslim, masyarakat peduli Sijunjung, aliansi tanjung ampalu dan Sijunjung, kontras Timpeh, kelompok pecinta alam batu gando.

Selain itu, melibatkan Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sijunjung, Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sijunjung dan Puskesmas Padang Laweh selaku tim medis.

Ia sangat bangga dari kegiatan ini, mudahan kedepan nanti teruskan saya siap kapan saya untuk mendampingi,ujarnya.

Ketua Masyarakat Peduli Sijunjung Harbi Hanif Burdha berharap agar mendokumentasikan peninggalan- peninggalan ini walaupun hanya beberapa yang tersisa.

"Kedepan agar kita sama-sama menjaga karena sumpur kudus kaya akan nilai2 sejarah mulai dari rajo ibadat dan PDRI," ujarnya. 

Justru itu, ke berharap kedepan kekayaan alam di ranah lisum ini sangat banyak terjaga dengan baik.

"Kita sangat tidak inginkan adanya illegal logging dan lain sebagainya maka tanggung jawab kita bersama dari masyarakat pemuda maulun pemerintah kedepannya serta muda-mudahan perjalanan kita ini di ridhoi oleh allah swt,”tambahnya.

Pemuda peduli sijunjung Yusrizal menjelaskan  Kuburan yang berada disini merupakan kuburan nenek moyang kami yang asli sumpur kudus. 

Ulil amri selaku wali songo menjelaskan Kisah pertama nenek kami sampai ke Lisun karena tidak sanggup membayar ipeda atau pajak.

Karena itulah nenek kami menghamaar dari mangganti ke lisun serta disini juga terdapat pohon durian, nangka dan lain sebagainya sebagai bukti peninggalan nenek kami.

Pemuda atau organisasi lembaga masyarakat peduli se aliran batang sumpur  Marzeki Putra mengucapakan terima kasih kepada semua tim yang ikut pada kegiatan ini, supaya dapat di jadikan kampung kembali untuk pengembangan daerah kami, karena pada dahulu nya sebelum di sumpur kudus disini kampung kami.*

Pewarta : Noven
Editor : Siri Antoni
Copyright © ANTARA 2024