Sawahlunto, (Antaranews Sumbar) - PT Bukit Asam (PTBA) yang mengelola pertambangan batu bara di daerah Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, menyiapkan beberapa lubang bekas tambang sebagai sarana pendidikan serta wisata.
General Manager PTBA Unit Pertambangan Ombilin, Nan Budiman di Sawahlunto, Sabtu, mengatakan salah satu lubang tambang tersebut adalah Lubang Sawah Luwung yang sudah tudak beroperasi semenjak tahun 2016 lalu.
"Lubang tersebut akan kita tutup karena sudah tidak ada lagi operasional, akan tetapi tidak ditutup secara keseluruhan, ada beberapa bagian yang tetap ditinggalkan," katanya.
Ia menyebutkan, lokasi tersebut akan difokuskan pada tempat praktek Balai Diklat Tambang Bawah Tanah melalui keberadaan Politeknik Tambang.
Selain tempat praktek untuk tujuan akademis, lubang tambang tersebut juga direncanakan sebagai tempat wisata edukasi, akan tetapi perlu melalui pengkajian dan persiapan yang lebih matang dan areanya juga terbatas karena berkaitan dengan keselamatan tambang.
"Sebenarnya terdapat dua fungsi dalam hal ini, yaitu pariwisata dan pendidikan. Dalam hal ini fungsi pendidikan sebagai tempat praktek Politeknik Tambang mengambil porsi yang lebih besar," ujarnya.
Ia menambahkan, keberadaan Politeknik Tambang yang merupakan pengembangan dari Balai Diklat Tambang Kementrian ESDM tersebut nantinya diharapkan dapat memberikan efek positif kepada masyarakat.
Menurut dia, dalam hal ini pihaknya memberikan sumbangsih berupa penyediaan lokasi praktik, yaitu pada lubang Sawah Luwung yang ada di Desa Rantih Kecamatan Talawi.
Sementara itu Koordinator Perencanaan Tambang PTBA, Munaf mengatakan panjang lubang yang akan disiapkan untuk pendidikan dan wisata itu direncanakan sepanjang 1.3 kilometer.
"Selain Lubang Luwung, lubang lain yang direncanakan untuk dijadikan sebagai destinasi wisata ialah lubang tambang yang ada di daerah Lunto," katanya.***1***
General Manager PTBA Unit Pertambangan Ombilin, Nan Budiman di Sawahlunto, Sabtu, mengatakan salah satu lubang tambang tersebut adalah Lubang Sawah Luwung yang sudah tudak beroperasi semenjak tahun 2016 lalu.
"Lubang tersebut akan kita tutup karena sudah tidak ada lagi operasional, akan tetapi tidak ditutup secara keseluruhan, ada beberapa bagian yang tetap ditinggalkan," katanya.
Ia menyebutkan, lokasi tersebut akan difokuskan pada tempat praktek Balai Diklat Tambang Bawah Tanah melalui keberadaan Politeknik Tambang.
Selain tempat praktek untuk tujuan akademis, lubang tambang tersebut juga direncanakan sebagai tempat wisata edukasi, akan tetapi perlu melalui pengkajian dan persiapan yang lebih matang dan areanya juga terbatas karena berkaitan dengan keselamatan tambang.
"Sebenarnya terdapat dua fungsi dalam hal ini, yaitu pariwisata dan pendidikan. Dalam hal ini fungsi pendidikan sebagai tempat praktek Politeknik Tambang mengambil porsi yang lebih besar," ujarnya.
Ia menambahkan, keberadaan Politeknik Tambang yang merupakan pengembangan dari Balai Diklat Tambang Kementrian ESDM tersebut nantinya diharapkan dapat memberikan efek positif kepada masyarakat.
Menurut dia, dalam hal ini pihaknya memberikan sumbangsih berupa penyediaan lokasi praktik, yaitu pada lubang Sawah Luwung yang ada di Desa Rantih Kecamatan Talawi.
Sementara itu Koordinator Perencanaan Tambang PTBA, Munaf mengatakan panjang lubang yang akan disiapkan untuk pendidikan dan wisata itu direncanakan sepanjang 1.3 kilometer.
"Selain Lubang Luwung, lubang lain yang direncanakan untuk dijadikan sebagai destinasi wisata ialah lubang tambang yang ada di daerah Lunto," katanya.***1***