Padang, (Antaranews Sumbar) - Pasangan Calon Wali Kota Padang Mahyeldi-Hendri Septa mengklaim menang di Pilkada Padang 2018 berdasarkan hasil hitung cepat yang digelar Dewan Pengurus Daerah (DPD) PKS Kota Padang menggunakan metode real count.
"Berdasarkan hasil hitung cepat perolehan suara Mahyeldi-Hendri mencapai 62,92 persen dan Emzalmi-Desri 37,08 persen dengan data masuk mencapai 100 persen," kata Calon Wali Kota Mahyeldi di Padang, Rabu di posko pemenangan saat jumpa pers.
Menurut dia kemenangan ini merupakan bentuk dukungan nyata dari masyarakat.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada tim pemenangan, relawan dan semua pihak ," katanya.
Ia meyakini hasil penghitungan oleh KPU tidak akan jauh berbeda karena hasil ini dihitung dari dokumen C1 yang dimiliki saksi di TPS.
Mahyeldi mengajak semua pihak membangun soliditas karena pelaksanaan pilkada sudah hampir selesai.
Saat ditanyakan kemungkinan gugatan hasil Pilkada oleh pasangan Emzalmi-Desri ia mengatakan dalam pilkada ada aturan dan siapa saja berhak melakukan selagi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Sementara Calon Wakil Wali Kota Padang Hendri Septa mengatakan akan bekerja sungguh-sungguh untuk membangun Padang ke depan.
Turut hadir dalam jumpa pers Ketua DPW PKS Sumbar Irsyad Safar, Anggota DPR RI Asli Chaidir, Ketua Tim Pemenangan Mahyeldi-Hendri, Arnedi Yarmen, Ketua DPD PKS Padang Gufron serta para relawan.
Sementara pengamat politik Universitas Andalas (Unand) Padang Edi Indrizal menilai kemenangan pasangan calon Wali Kota Padang Mahyeldi-Hendri Septa sudah diprediksi sejak awal.
"Salah satunya penyebab adalah pesaingnya pasangan Emzalmi-Desri Ayunda diusung tujuh partai politik tapi tidak bisa menggerakan meisn politik dengan maksimal," kata dia di.
Ia menilai dari tujuh partai yang mengusung Emzalmi-Desri Ayunda bahkan sebagian besar terbelah dan lebih banyak mendukung Mahyeldi-Hendri.
Sementara di sisi lain, pemilih PKS dan PAN yang mengusung Mahyeldi-Hendri lebih solid dan paralel suaranya dengan dukungan kepada pasangan calon, kata dia.
Ia menyampaikan faktor paling paling banyak menentukan kemenangan di Pilkada Padang adalah figur Mahyeldi sebagai Wali Kota petahana.
Mahyeldi menuai insentif politik yang lebih besar terlihat dari tingkat kepuasan publik yang cukup tinggi atas perubahan pembangunan dalam empat tahun terakhir, katanya.
Pilkada Padang 2018 diikuti dua pasang calon yaitu Emzalmi-Desri nomor urut satu yang diusung tujuh partai dan Mahyeldi-Hendri Septa nomor urut dua yang diusung PKS dan PAN.
Emzalmi merupakan Wakil Wali Kota Padang petahana yang berpasangan dengan Mahyeldi pada Pilkada Padang 2013 dan tampil sebagai pemenang. Sedangkan Wakil Emzalmi, Desri Ayunda pada pilkada Padang 2013 juga mencalonkan diri sebagai wali kota berpasangan dengan James Helyward
Sementara Mahyeldi merupakan wali kota petahana yang kembali mencalonkan diri dan berpasangan dengan Ketua DPD PAN Padang Hendri Septa. (*)
"Berdasarkan hasil hitung cepat perolehan suara Mahyeldi-Hendri mencapai 62,92 persen dan Emzalmi-Desri 37,08 persen dengan data masuk mencapai 100 persen," kata Calon Wali Kota Mahyeldi di Padang, Rabu di posko pemenangan saat jumpa pers.
Menurut dia kemenangan ini merupakan bentuk dukungan nyata dari masyarakat.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada tim pemenangan, relawan dan semua pihak ," katanya.
Ia meyakini hasil penghitungan oleh KPU tidak akan jauh berbeda karena hasil ini dihitung dari dokumen C1 yang dimiliki saksi di TPS.
Mahyeldi mengajak semua pihak membangun soliditas karena pelaksanaan pilkada sudah hampir selesai.
Saat ditanyakan kemungkinan gugatan hasil Pilkada oleh pasangan Emzalmi-Desri ia mengatakan dalam pilkada ada aturan dan siapa saja berhak melakukan selagi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Sementara Calon Wakil Wali Kota Padang Hendri Septa mengatakan akan bekerja sungguh-sungguh untuk membangun Padang ke depan.
Turut hadir dalam jumpa pers Ketua DPW PKS Sumbar Irsyad Safar, Anggota DPR RI Asli Chaidir, Ketua Tim Pemenangan Mahyeldi-Hendri, Arnedi Yarmen, Ketua DPD PKS Padang Gufron serta para relawan.
Sementara pengamat politik Universitas Andalas (Unand) Padang Edi Indrizal menilai kemenangan pasangan calon Wali Kota Padang Mahyeldi-Hendri Septa sudah diprediksi sejak awal.
"Salah satunya penyebab adalah pesaingnya pasangan Emzalmi-Desri Ayunda diusung tujuh partai politik tapi tidak bisa menggerakan meisn politik dengan maksimal," kata dia di.
Ia menilai dari tujuh partai yang mengusung Emzalmi-Desri Ayunda bahkan sebagian besar terbelah dan lebih banyak mendukung Mahyeldi-Hendri.
Sementara di sisi lain, pemilih PKS dan PAN yang mengusung Mahyeldi-Hendri lebih solid dan paralel suaranya dengan dukungan kepada pasangan calon, kata dia.
Ia menyampaikan faktor paling paling banyak menentukan kemenangan di Pilkada Padang adalah figur Mahyeldi sebagai Wali Kota petahana.
Mahyeldi menuai insentif politik yang lebih besar terlihat dari tingkat kepuasan publik yang cukup tinggi atas perubahan pembangunan dalam empat tahun terakhir, katanya.
Pilkada Padang 2018 diikuti dua pasang calon yaitu Emzalmi-Desri nomor urut satu yang diusung tujuh partai dan Mahyeldi-Hendri Septa nomor urut dua yang diusung PKS dan PAN.
Emzalmi merupakan Wakil Wali Kota Padang petahana yang berpasangan dengan Mahyeldi pada Pilkada Padang 2013 dan tampil sebagai pemenang. Sedangkan Wakil Emzalmi, Desri Ayunda pada pilkada Padang 2013 juga mencalonkan diri sebagai wali kota berpasangan dengan James Helyward
Sementara Mahyeldi merupakan wali kota petahana yang kembali mencalonkan diri dan berpasangan dengan Ketua DPD PAN Padang Hendri Septa. (*)