Penakluk gunung yang selalu tertantang untuk mencoba jalur pendakian baru, bisa menjajal trek anyar pendakian Gunung Kerinci melalui Solok Selatan, Sumatera Barat, yang rezonasinya telah disahkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

         Jalur pendakian yang diubah zonasinya dari zona rimba menjadi zona pemanfaatan untuk pariwisata itu disetujui oleh Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebelum malam pergantian tahun 2017 ke 2018, yakni Kamis (28/12).

         Jalur baru pendakian gunung yang memiliki ketinggian 3.805 meter diatas permukaan laut (Mdpl) itu, melintasi zona rimba/inti Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).

         Kepala Balai Besar TNKS Arief Toengkagie menyebutkan untuk melintasi jalur baru itu pendaki harus mengurus Surat izin Masuk Kawasan Konservasi (Simkasi) di pusat informasi yang telah didirikan di pintu gerbang, di kawasan danau Botak, Nagari Lubuk Gadang Selatan, Solok Selatan.

         Simaksi yang selama ini pengurusannya membutuhkan waktu berhari-hari, namun untuk pendakian Gunung Kerinci di trek anyar ini bisa mengurus dan langsung diterbitkan.

         "Syaratnya cukup fotokopi KTP dan menyetujui aturan yang telah kami tetapkan," ujarnya.

         Pada dasarnya, sebutnya, Simaksi ini untuk mengikat para pendaki agar tidak mengganggu kelestarian ekosistem, baik flora dan fauna, yang berada di jalur pendakian itu.

         "Kami tidak curiga, namun waspada untuk menjaga kelestarian ekosistem dari tangan-tangan jahil," ujarnya.

         Selain diminta ikut menjaga kelestarian hutan dan satwa yang berada di dalamnya, para pendaki harus peduli menjaga kebersihan. "Semisal saja satu orang membawa lima bungkus mi instan, kalau seribu orang udah berapa? Sehingga kami berharap pendaki ikut menjaga kebersihan," ujarnya.

         Mengingat jalur baru itu memasuki wilayah rimba yang hutannya masih asli, sebutnya para pendaki harus didampingi pemandu yang telah disiapkan oleh TNKS dan Pemerintah Kabupaten Solok Selatan.

         Satu rombongan yang terdiri atas lima hingga enam orang, harus didampingi seorang pemandu. TNKS telah melatih sekitar 20 pemandu yang berasal dari Bangun Rejo, Nagari Lubuk Gadang Selatan.

         Pihak TNKS, selain telah mendirikan pusat informasi, juga telah menyiapkan sumber-sumber air di sejumlah titik untuk memudahkan pendaki memperoleh pasokan air selama menempuh jarak sekitar 12,4 kilometer untuk mencapai puncak gunung.

         Sementara dari pihak pemerintah daerah sendiri, telah membangun gerbang masuk yang berada di Bangun Rejo.

         Pendaki bisa mendapatkan sensasi yang berbeda dibanding saat melakukan pendakian ke Gunung Kerinci ini, karena para penghobi wisata minat khusus ini pergi dan pulang melalui dua jalur yang berbeda.

         "Pendaki bisa masuk lewat Bangun Rejo dan keluar melalui Kersik Tuo Kerinci, Jambi, atau sebaliknya," ujarnya.

         Pada jalur baru, pendaki bisa menikmati kealamian hutan yang selama ini belum terjamah manusia, juga dimanjakan panorama kebun teh Mitra Kerinci dari ketinggian.
   
Ikon Wisata
    Telah diizinkannya jalur baru pendakian gunung api aktif tertinggi di Indonesia ini oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, bakal menjadi magnet penikmat wisata minat khusus, bukannya saja pendaki lokal dan nasional namun dipastikan memikat pendaki asal luar negeri.

         Pemerhati pariwisata Sumbar, Yulnofrins Napilus menyebutkan jalur pendakian gunung yang berada di jajaran Bukit Barisan ini merupakan ikon baru pariwisata Solok Selatan, setelah kampung adat Kawasan Seribu Rumah Gadang di Nagari Koto Baru Kecamatan Sungai Pagu dan Gua Batu Kapal di Kecamatan Sangir Balai Janggo.

         "Solok Selatan harus mampu memanfaatkan peluang ini untuk membangun pariwisata," ujarnya.

         Nofrins menyebutkan efek viral wisata minat khusus, khususnya untuk pendakian gunung, lebih cepat dibanding dengan destinasi wisata lainnya.

         "Tidak perlu biaya besar dan tidak harus bersusah payah untuk mempromosikan jalur baru pendakian Gunung Kerinci ini karena efek viralnya cepat," ujarnya.

         Selain menjadi berkah bagi Kabupaten Solok Selatan, jalur pendakian lewat Solok Selatan menjadi tantangan bagi pemerintah dan masyarakat setempat.

         Solok Selatan harus mampu memanfaatkan potensi ini untuk membangun pariwisata dan menjadi sumber ekonomi baru baru masyarakat dan pendapat asli daerah bagi pemerintah setempat.

         "Banyak fasilitas harus dibangun dan ditata agar berkesan bagi para wisatawan. Ini adalah peluang dan tantangan," ujarnya.

         Ia mencontohkan terkait penataan kawasan pintu gerbang pendakian. Pemerintah harus menyiapkan "rest area" yang dilengkapi dengan sarana yang memudahkan pendaki memperoleh bekal untuk melakukan perjalanan.

         "Rest area" sebutnya, juga perlu dikemas agar tidak terkesan hanya sebagai tempat persinggahan sementara sebelum melakukan pendakian gunung, tetapi mesti dilengkapi spot-spot yang bisa memanjakan pendaki, semisal area untuk berswafoto.

         "Yang terpenting adalah membangun emosi pendaki. Apa bukti kalau telah sampai di puncak Kerinci? Nah, ini bisa menjadi peluang penghasilan. Bisa menyiapkan semacam kacu atau ikat kepala, ikat lengan atau dalam bentuk lainnya yang bisa dibawa pulang dan hanya bisa diperoleh di situ saja," ujarnya.

         Perekonomian masyarakat sekitar jalur pendakian bakal tumbuh jika mampu memanfaatkan peluang ini. Penginapan, ekonomi kreatif, dan perdagangan bakal berkembang.

         Destinasi wisata yang berada di sekitar jalur pendakian yang sebelumna telah dikembangkan pemerintah dan masyarakat seperti bumi perkemahan, air terjun dan puncak Bangun Rejo, bakal memperoleh imbas dengan telah terkenalnya jalur pendakian itu.

         "Objek wisata itu harus menjadi pendukung dan perlu dikembangkan destinasi wisata lainnya, seperti trek bersepeda atau lainnya," ujarnya.

         Bupati Solok Selatan, Muzni Zakaria menyebutkan telah disahkannya rezonasi jalur pendakian gunung yang berada di kawasan TNKS ini merupakan bentuk dukungan pemerintah pusat terhadap pariwisata Solok Selatan dan Sumatera Barat.

         Dengan dibukanya jalur baru pendakian Gunung Kerinci bakal memberi banyak dampak terhadap perekonomian masyarakat Solok Selatan. "Momennya juga pas dengan tahun baru 2018, dimana banyak pecinta alam yang akan melakukan pendakian di gunung tersebut," ujarnya.

         Ke depan, pihaknya bakal membangun sinergitas antara Solok Selatan dengan Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, untuk pengembangan pariwisata minat khusus ini.

         Pemerintah Kabupaten Solok Selatan bersama pihak TNKS telah mempersiapkan jalur baru pendakian Gunung Kerinci ini dengan sejumlah fasilitas pendukung, baik gerbang pendakian, posko pengunjung, serta peningkatan akses jalan pendakian.

         Pemerintah setempat juga telah melatih porter atau pemandu bekerja sama dengan pihak Kementerian Pariwisata dan Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia terkait kesiapan pemandu lokal nantinya. (*)

Pewarta : Joko Nugroho
Editor : Joko Nugroho
Copyright © ANTARA 2024