Sebanyak 3.000 wartawan dari berbagai media di Tanah Air akan tumpah ruah di Sumatera Barat pada pelaksanaan HPN 2018. Itu adalah hal yang luar biasa, karena satu pena saja, disebut-sebut sudah bisa mengubah dunia. Maka, bayangkan apa yang terjadi jika 3.000 wartawan menulis bersamaan dalam satu waktu?
Efek itu yang tentu menjadi salah satu daya tarik hingga semua provinsi di Indonesia berebut ingin menjadi tuan rumah Hari Pers Nasional (HPN). Beragam persiapan dilakukan daerah untuk dapat menarik perhatian tim dari PWI Pusat agar menunjuk daerahnya menjadi tuan rumah.
Sumbar adalah provinsi yang beruntung kali ini. Provinsi ini mengalahkan Solo, Jawa Tengah, dan Medan, Sumatera Utara, yang juga mengajukan diri menjadi tuan rumah. Namun, Sumbar tidak boleh berhenti hanya pada keberuntungan itu, tetapi harus bisa memanfaatkannya semaksimal mungkin untuk kepentingan masyarakat dan daerah.
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno menegaskan setidaknya ada dua hal yang akan "dijual" pada pelaksanaan HPN 2018, masing-masing pariwisata dan energi terbarukan. Masing-masing organisasi perangkat daerah (OPD) terkait dua hal itu tentu harus menerjemahkan keinginan Gubernur dalam bentuk aksi nyata dengan perencanaan yang matang, agar tidak meleset dari target.
Targetnya jelas, pada 1-9 Februari 2018 saat pekan dan puncak HPN 2018, ribuan tulisan wartawan tentang keelokan pariwisata dan potensi energi terbarukan Sumbar akan mewarnai ribuan media massa, mulai dari cetak, elektronik hingga portal di Indonesia. Kalaupun tidak sampai 3.000 tulisan, setengah dari itu saja secara serentak terpublikasikan akan sangat besar manfaatnya bagi wisata Sumbar.
Apalagi saat ini sekat informasi sudah tidak ada lagi hingga tulisan-tulisan itu tidak hanya akan menyebar di Indonesia, tetapi berpotensi dialihbahasakan dan menyebar juga secara global hingga seluruh belahan dunia, salah satunya melalui media berbasis daring.
Betapa akan terkenalnya Sumbar nantinya. Negeri dengan sumber energi yang luar biasa dan wisata yang memikat seperti sepotong sorga. Betapa akan banyak keinginan orang untuk datang membuktikan sendiri keindahan dan keelokan alam dan budaya Ranah Minang itu. Betapa akan membuncahnya harapan mengalirnya pundi-pundi Rupiah, tidak hanya pada pendapatan asli daerah (PAD) tetapi langsung pada masyarakat.
Apalagi untuk pelaksanaan HPN 2018, Pemprov Sumbar telah mengalokasikan anggaran sekitar Rp23 miliar. Anggaran sebesar itu tentu memiliki target yang jelas. Selain pelaksanaan lancar dan sukses, efeknya untuk daerah juga harus maksimal.
Kepala Dinas Pariwisata Sumbar Oni Yulfian mengatakan Sumbar memiliki banyak destinasi yang sangat potensial untuk dipromosikan dalam HPN 2018. Sejumlah pemerintah kabupaten dan kota juga sangat bersemangat untuk mengembangkan tujuan wisata, seperti Solok Selatan dengan Seribu Rumah Gadang dan Gua Batukapal, Sijunjung dengan Silokeknya.
Ada pula tujuan wisata yang telah mendapat pengakuan internasional, seperti Nagari Tuo Pariangan sebagai salah satu desa terindah di dunia. Ada juga objek yang didorong oleh masyarakat, seperti Nyarai dan Sumpur.
Sebelumnya yang sudah lama dikenal masyarakat Indonesia ada di Padang, Pariaman, Agam, Padang Panjang, Bukittinggi, Payakumbuh, Batusangkar, Sawahlunto dan Kawasan Wisata Mandeh di Pesisir Selatan.
Kita akan pelajari dulu. Untuk HPN ini apakah kita fokus pada satu destinasi atau banyak destinasi, kata dia.
Kawasan Wisata Mandeh, menurut dia, sedang "booming" dan memang sangat potensial untuk dijual pada HPN 2018. Objek yang disebut-sebut sebagai Raja Ampat dari Sumatera itu memang menawarkan perpaduan wisata alam dan adventure yang memikat.
Gugusan pulau yang memikat dengan pantai berpasir putih, laut yang jernih, titik selam dan pancing yang tersebar serta akomodasi dan transportasi juga mulai memadai untuk "menunggu" tamu.
Mandeh merupakan kawasan wisata yang terletak di Kecamatan Koto XI Tarusan yang berjarak 56 kolometer dari Kota Padang dengan luas kurang lebih 18.000 hektare.
Pulau yang ada di Kawasan Wisata Mandeh di antaranya Pulau Cubadak, Pulau Batu Kalang, Pulau Setan, Bukit Mandeh, Pulau Saronjong Gadang dan Ketek, Bukit Langkisau, Pulau Cingkuak, Pantai Carocok, dan Pulau Pagang.
Sejumlah pelaku wisata sudah mulai melakukan pengembangan kawasan itu hingga cukup banyak cottage yang tersedia untuk dimanfaatkan oleh wisatawan.
Potensi kawasan itu diapungkan makin besar, karena sejumlah kegiatan yang digelar OPD lain, seperti Dinas Perhubungan Sumbar yang membuat seminar di atas kapal, juga bersinggungan dengan objek itu.
Maka, bisalah mulai bermimpi, Kawasan Wisata Mandeh akan menjadi destinasi wisata bertaraf dunia dengan bantuan 3.000 tulisan wartawan. Mandeh adalah objek yang bisa menjadi ikon pariwisata untuk menarik wisatawan domestik maupun asing.
Sementara untuk energi terbarukan, di Sumbar ada geotermal, mikrohidro, dan biogas yang bisa dikembangkan. Tahun ini Gubernur Sumbar Irwan Prayitno aktif "menjajakan" potensi itu ke Eropa.
HPN bisa menjadi momen untuk promosi potensi itu melalui ribuan media massa, tanpa harus menghabiskan anggaran ke luar negeri.
Kepala Biro Humas Pemprov Sumbar Jasman mengatakan selain target promosi besar-besaran untuk pariwisata dan energi terbarukan, HPN juga menjadi momen untuk menarik proyek nasional ke Sumbar agar bisa membantu pembangunan daerah.
Proyek nasional yang terkendala di Sumbar juga bisa didorong agar dipercepat. Hal itu dimungkinkan dengan hadirnya Presiden RI Joko Widodo dalam acara insan pers terbesar di Indonesia itu.
Jasman mengatakan hingga saat ini panitia terus mematangkan pelaksanaan HPN di daerah itu agar bisa berjalan sukses dan menguntungkan daerah.
Efek itu yang tentu menjadi salah satu daya tarik hingga semua provinsi di Indonesia berebut ingin menjadi tuan rumah Hari Pers Nasional (HPN). Beragam persiapan dilakukan daerah untuk dapat menarik perhatian tim dari PWI Pusat agar menunjuk daerahnya menjadi tuan rumah.
Sumbar adalah provinsi yang beruntung kali ini. Provinsi ini mengalahkan Solo, Jawa Tengah, dan Medan, Sumatera Utara, yang juga mengajukan diri menjadi tuan rumah. Namun, Sumbar tidak boleh berhenti hanya pada keberuntungan itu, tetapi harus bisa memanfaatkannya semaksimal mungkin untuk kepentingan masyarakat dan daerah.
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno menegaskan setidaknya ada dua hal yang akan "dijual" pada pelaksanaan HPN 2018, masing-masing pariwisata dan energi terbarukan. Masing-masing organisasi perangkat daerah (OPD) terkait dua hal itu tentu harus menerjemahkan keinginan Gubernur dalam bentuk aksi nyata dengan perencanaan yang matang, agar tidak meleset dari target.
Targetnya jelas, pada 1-9 Februari 2018 saat pekan dan puncak HPN 2018, ribuan tulisan wartawan tentang keelokan pariwisata dan potensi energi terbarukan Sumbar akan mewarnai ribuan media massa, mulai dari cetak, elektronik hingga portal di Indonesia. Kalaupun tidak sampai 3.000 tulisan, setengah dari itu saja secara serentak terpublikasikan akan sangat besar manfaatnya bagi wisata Sumbar.
Apalagi saat ini sekat informasi sudah tidak ada lagi hingga tulisan-tulisan itu tidak hanya akan menyebar di Indonesia, tetapi berpotensi dialihbahasakan dan menyebar juga secara global hingga seluruh belahan dunia, salah satunya melalui media berbasis daring.
Betapa akan terkenalnya Sumbar nantinya. Negeri dengan sumber energi yang luar biasa dan wisata yang memikat seperti sepotong sorga. Betapa akan banyak keinginan orang untuk datang membuktikan sendiri keindahan dan keelokan alam dan budaya Ranah Minang itu. Betapa akan membuncahnya harapan mengalirnya pundi-pundi Rupiah, tidak hanya pada pendapatan asli daerah (PAD) tetapi langsung pada masyarakat.
Apalagi untuk pelaksanaan HPN 2018, Pemprov Sumbar telah mengalokasikan anggaran sekitar Rp23 miliar. Anggaran sebesar itu tentu memiliki target yang jelas. Selain pelaksanaan lancar dan sukses, efeknya untuk daerah juga harus maksimal.
Kepala Dinas Pariwisata Sumbar Oni Yulfian mengatakan Sumbar memiliki banyak destinasi yang sangat potensial untuk dipromosikan dalam HPN 2018. Sejumlah pemerintah kabupaten dan kota juga sangat bersemangat untuk mengembangkan tujuan wisata, seperti Solok Selatan dengan Seribu Rumah Gadang dan Gua Batukapal, Sijunjung dengan Silokeknya.
Ada pula tujuan wisata yang telah mendapat pengakuan internasional, seperti Nagari Tuo Pariangan sebagai salah satu desa terindah di dunia. Ada juga objek yang didorong oleh masyarakat, seperti Nyarai dan Sumpur.
Sebelumnya yang sudah lama dikenal masyarakat Indonesia ada di Padang, Pariaman, Agam, Padang Panjang, Bukittinggi, Payakumbuh, Batusangkar, Sawahlunto dan Kawasan Wisata Mandeh di Pesisir Selatan.
Kita akan pelajari dulu. Untuk HPN ini apakah kita fokus pada satu destinasi atau banyak destinasi, kata dia.
Kawasan Wisata Mandeh, menurut dia, sedang "booming" dan memang sangat potensial untuk dijual pada HPN 2018. Objek yang disebut-sebut sebagai Raja Ampat dari Sumatera itu memang menawarkan perpaduan wisata alam dan adventure yang memikat.
Gugusan pulau yang memikat dengan pantai berpasir putih, laut yang jernih, titik selam dan pancing yang tersebar serta akomodasi dan transportasi juga mulai memadai untuk "menunggu" tamu.
Mandeh merupakan kawasan wisata yang terletak di Kecamatan Koto XI Tarusan yang berjarak 56 kolometer dari Kota Padang dengan luas kurang lebih 18.000 hektare.
Pulau yang ada di Kawasan Wisata Mandeh di antaranya Pulau Cubadak, Pulau Batu Kalang, Pulau Setan, Bukit Mandeh, Pulau Saronjong Gadang dan Ketek, Bukit Langkisau, Pulau Cingkuak, Pantai Carocok, dan Pulau Pagang.
Sejumlah pelaku wisata sudah mulai melakukan pengembangan kawasan itu hingga cukup banyak cottage yang tersedia untuk dimanfaatkan oleh wisatawan.
Potensi kawasan itu diapungkan makin besar, karena sejumlah kegiatan yang digelar OPD lain, seperti Dinas Perhubungan Sumbar yang membuat seminar di atas kapal, juga bersinggungan dengan objek itu.
Maka, bisalah mulai bermimpi, Kawasan Wisata Mandeh akan menjadi destinasi wisata bertaraf dunia dengan bantuan 3.000 tulisan wartawan. Mandeh adalah objek yang bisa menjadi ikon pariwisata untuk menarik wisatawan domestik maupun asing.
Sementara untuk energi terbarukan, di Sumbar ada geotermal, mikrohidro, dan biogas yang bisa dikembangkan. Tahun ini Gubernur Sumbar Irwan Prayitno aktif "menjajakan" potensi itu ke Eropa.
HPN bisa menjadi momen untuk promosi potensi itu melalui ribuan media massa, tanpa harus menghabiskan anggaran ke luar negeri.
Kepala Biro Humas Pemprov Sumbar Jasman mengatakan selain target promosi besar-besaran untuk pariwisata dan energi terbarukan, HPN juga menjadi momen untuk menarik proyek nasional ke Sumbar agar bisa membantu pembangunan daerah.
Proyek nasional yang terkendala di Sumbar juga bisa didorong agar dipercepat. Hal itu dimungkinkan dengan hadirnya Presiden RI Joko Widodo dalam acara insan pers terbesar di Indonesia itu.
Jasman mengatakan hingga saat ini panitia terus mematangkan pelaksanaan HPN di daerah itu agar bisa berjalan sukses dan menguntungkan daerah.