Padang Aro, (Antara Sumbar) - Bupati Solok Selatan, Sumatera Barat, Muzni Zakaria menyebutkan warga yang bermukim di daerah rawan longsor dan banjir bandang harus direlokasi untuk mencegah jatuhnya korban jiwa dan kerugian yang lebih besar jika bencana alam itu kembali terjadi.

         "Nanti warga yang berada di lokasi rawan bencana alam, seperti banjir dan longsor, akan kita relokasi jika bersedia," ujarnya di Padang Aro, Rabu.

         Untuk merelokasi warga yang telah bermukim di lokasi yang dinilai rawan bencana memang butuh waktu, ujarnya.

         "Masyarakat kadang sudah mencintai daerahnya sehingga tidak bersedia dipindahkan. Seperti contoh masyarakat di Pinti Kayu yang tidak bersedia pindah ke sini (lokasi yang aman dari bencana alam)," sebutnya.

         Untuk lokasi relokasi, nanti akan disediakan pemerintah setempat.

         Dalam upaya mencegah dan mengantisipasi kerugian yang cukup besar akibat bencana banjir bandang, pemerintah setempat akan meninjau hulu sungai-sungai guna mengetahui sejauh mana kerawanannya menimbulkan bencana alam.

         "Nanti akan kita anggarakan dan kita bentuk tim untu meninjau hulu sungai," ujarnya.

         Banjir bandang, bukannya saja terjadi karena hujan di hilir sungi namun bisa terjadi ketika hujan melanda hulu sungai.

         "Sebagai contoh banjir bandan di Pakan Rabaa Tengah. Saat 'galodo', tidak ada hujan di hilir sungai, tapi tiba-tiba banjir yang membawa material lumpur dan kayu menghantam pada Kamis malam," ujarnya.

         Tim yang dibentuk tersebut juga untuk mencegah adanya pembalakan liar yang selama ini menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir bandang.

         Sementara Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) wilayah IV David menyebutkan pihaknya mendukung rencana pemerintah setempat untuk membentuk tim guna menelusuri hulu sungai dalam upaya mengantisipasi bencana banjir bandang.

         "Kami siap bekerja sama dan membantu, khususnya di daerah TNKS," ujarnya.

         Sebelumnya Wakil Ketua DPRD Solok Selatan, Armen Syahjohan menyebutkan jika dilihat dari material yang dihanyutkan oleh banjir bandang pada Kamis (14/9) malam, yang berupa kayu gelondongan, diduga bekas pembalakan liar.

         "Banyak bekas kayu besar-besar yang dibawa banjir. Saya menduga ada pembalakan liar di daerah sekitar hulu sungai," sebutnya.

         Untuk itu, dirinya meminta pihak kecamatan dan wali nagari (kepala desa adat) yang dibantu oleh pihak kepolisian setempat terus melakukan pengawasan agar pembalakan liar bisa dicegah. (*)

Pewarta : Joko Nugroho
Editor :
Copyright © ANTARA 2024