Painan, (Antara Sumbar) - Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) di Padang, Sumatera Barat, menggelar kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) obat makanan bersama tokoh masyarakat yang ke-13 di Painan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sabtu (10/6).
"Target kami sepanjang 2017 bisa menggelar KIE sebanyak 20 kali dengan menggandeng anggota DPR RI Komisi IX," kata Kepala Balai BPOM di Padang, Zulkifli di Painan, Sabtu.
Ia menyebutkan total anggota DPR RI Komisi IX Daerah Pemilihan Sumatera Barat I berjumlah empat orang dan masing-masingnya akan diikutsertakan pada lima kegiatan.
KIE di Painan dilaksanakan di Gelanggang Olahraga Zaini Zein diikuti anggota DPR RI Komisi IX, Suir Syam, pejabat Balai BPOM di Padang, Sekretaris Dinas Pangan Pesisir Selatan, Alfis Basyir, tokoh masyarakat Pesisir Selatan dan 512 peserta dari kalangan masyarakat setempat.
Pada kesempatan itu Kepala Balai BPOM di Padang mengajak peserta menjadi konsumen cerdas sehingga dengan hal tersebut peredaran obat hingga makanan yang berbahaya bagi kesehatan bisa ditekan.
"Apapun bentuk sosialisasi serta tindakan yang diambil pemerintah terhadap penjual obat hingga makanan yang berbahaya jika masyarakat atau konsumen tetap membeli maka akan percuma," kata dia.
Pihaknya juga mengajak masyarakat untuk tidak menggunakan obat dan makanan yang berbahaya bagi kesehatan sehingga dampaknya bisa diminimalkan.
Agar tetap bisa menggunakan obat dan makanan yang aman masyarakat diminta teliti dengan cara melakukan cek KLIK atau cek kemasan, cek label, cek izin edar hingga cek kedaluwarsa.
"Akibat perjalanan kemasan obat atau makanan bisa saja rusak sehingga berpengaruh kepada isinya, hal ini juga harus diperhatikan !, hingga pengecekan kedaluwarsa sehingga obat atau makanan yang dikonsumsi benar-benar berdampak baik pada tubuh," ujarnya.
Selanjutnya kepada pedagang pihaknya mengajak teliti menerima obat atau makanan yang akan dijual sehingga tidak merugikan konsumen.
Menurutnya pada beberapa kasus saat ditemukannya obat dan makanan berbahaya beredar, pedagang biasanya berdalih tidak mengetahuinya padahal jika teliti tentu saja hal itu bisa diantisipasi.
Bahkan saat ini BPOM juga telah memiliki aplikasi yang dibisa diunduh untuk memastikan obat atau makanan memperoleh izin edar atau tidak.
"Setelah diunduh pedagang bisa mengecek kode izin BPOM maka akan diketahui terdaftar atau tidak, dan jika kode pada kemasan telah dimasukkan namun hasilnya tidak ada berarti telah terjadi pemalsuan dan segera lapor," kata Zulkifli.
Anggota DPR RI Komisi IX, Suir Syam mengajak masyarakat membiasakan diri untuk hidup sehat dengan mengkonsumsi obat dan makanan yang sehat.
"Cek KLIK yang digalakkan BPOM sangat perlu ditingkatkan sehingga berbagai penyakit yang berasal dari obat hingga makanan yang tidak sehat tidak menggerogoti tubuh manusia," kata Suir Syam.
Ia menyebutkan hampir 90 persen penyakit berasal dari lambung yang dikarenakan mengonsumsi obat dan makanan yang tidak sehat.
Sehingga kata dia, bukan kemampuan tenaga medis yang terbatas dalam mengantisipasi berbagai penyakit namun munculnya berbagai penyakit lebih disebabkan karena masyarakat yang ceroboh mengonsumsi berbagai obat dan makanan.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pangan Pesisir Selatan, Alfis Basyir mengajak masyarakat mewaspadai beredarnya obat ilegal hingga vaksin palsu, walaupun terjadi tidak di kabupaten itu namun kewaspadaan harus ditingkatkan.
Selanjutnya ia juga mengajak masyarakat mewaspadai zat-zat berbahaya dan tidak mencampuri bahan itu pada saat membuat makanan yang akan dikonsumsi.
Zat-zat berbahaya tersebut sepeti rhodamin b yang digunakan untuk mewarnai makanan, boraks, formalin dan zat berbahaya lainnya.
Menurutnya masih beredarnya zat-zat berbahaya pencampur makanan terjadi karena masih lemahnya kepedulian masyarakat terhadap hal itu, mudahnya zat-zat tersebut didapatkan baik di warung maupun di pasaran serta dampak yang ditimbulkan tidak secara langsung jadi masyarakat berfikir mengkonsumsi barang tersebut aman. (*)