Sawahlunto, (Antara Sumbar) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Yembise di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, ucapkan selamat Hari Kartini bagi kaum perempuan Indonesia.
"Kartini adalah simbol kebangkitan kaum perempuan di Indonesia dalam memperjuangkan haknya untuk hidup setara dengan pria di berbagai bidang pembangunan," kata dia dalam sambutannya pada kegiatan puncak peringatan Hari Kartini tingkat provinsi Sumatera Barat di kota itu, Jumat.
Menurut dia, sejak masa pra kemerdekaan negara Indonesia bangsa ini telah melahirkan tokoh-tokoh wanita yang unggul di berbagai bidang kehidupan.
Bahkan pada masa perjuangan fisik menuju Indonesia merdeka, sejarah mencatat sumbangsih para pahlawan nasional seperti Cut Nyak Dien dari Aceh, Rasuna Said dan Siti Manggopoh dari Sumatera Barat dan Martha Christina Tiahahu dari Ambon yang mampu menunjukkan kegigihan mereka dalam membangun Indonesia yang maju.
"Namun seiring berubahnya tatanan kehidupan dunia saat ini telah memicu pergeseran pandangan terhadap pentingnya menghargai peranan kaum perempuan sebagai penjaga terciptanya regenerasi penerus perjuangan bangsa," kata dia.
Hal itu, lanjutnya, terlihat dari banyaknya bermunculan kasus kekerasan dan kejahatan yang menempatkan perempuan dan anak sebagai korbannya.
"Melihat kondisi tersebut maka dibutuhkan gerakan yang bersifat menyeluruh di setiap lini kehidupan bangsa agar hak-hak perempuan dan anak bisa kembali terjaga," imbuhnya.
Selain membangun sebuah regulasi yang bijak dan tegas dalam memberi sanksi kepada pelaku kejahatan terhadap perempuan dan anak, membuka peluang dan kesempatan untuk berkarya bagi perempuan merupakan hal yang tidak kalah pentingnya untuk diwujudkan.
"Kartini sudah memulainya seabad yang lalu dan saat ini adalah giliran kita semua untuk menunjukkan bagaimana kuatnya wanita Indonesia dalam membentengi generasi penerus untuk membangun bangsa Indonesia agar lebih besar dan bermartabat," ajaknya.
Sementara itu, Ketua TP-PKK Provinsi Sumatera Barat Nevi Irwan Prayitno mengatakan saat ini hampir di seluruh daerah provinsi itu telah melakukan langkah-langkah untuk melindungi keberadaan wanita dan anak.
"Ibarat gunung es, jika selama ini kasus kekerasan dalam rumah tangga dan kejahatan terhadap anak nyaris tidak tersentuh oleh hukum maka saat ini secara perlahan mulai mencair dan muncul ke permukaan," katanya mengungkapkan.
Fakta tersebut dapat dilihat dari adanya peningkatan jumlah kasus yang ditangani oleh pihak berwenang seperti pengungkapan kasus perdagangan anak, eksploitasi perempuan secara tidak bermoral dan lain sebagainya.
"Pencapaian ini harus lebih ditingkatkan agar upaya membangun karakter bangsa dari sektor pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak bisa terwujud dengan baik," kata dia. (*)