Sawahlunto, (Antara Sumbar) - Penyebab meledaknya lubang tambang batu bara milik CV Bara Mitra Kencana (BMK) di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, diduga terpicu oleh adanya peristiwa ledakan udara atau "Air Blast".

         "Kami mencatat ada peningkatan kandungan gas metana tiba-tiba hingga mencapai level ambang ledakan atas yang bereaksi dengan udara sebagai pemicu ledakan," ungkap Kepala Teknik Tambang (KTT) perusahaan itu, Andi Asmunandar di Sawahlonto, Rabu.

         Dapat disimpulkan, lanjutnya, terjadinya ledakan lebih disebabkan oleh faktor alam dan hingga saat ini pihaknya tidak menemukan adanya unsur kelalaian atau kesengajaan.

         "Namun seluruhnya masih harus menunggu hasil penyelidikan pihak kepolisian serta pejabat berwenang lainnya," ujar dia.

         Dia menambahkan, pada saat ledakan terjadi terdapat 20 orang pekerja tambang sudah memulai aktifitasnya di lubang tersebut dan empat diantaranya sempat terjebak reruntuhan namun bisa dievakuasi, dua diantaranya mengalami luka bakar serius dan segera di bawa ke rumah sakit terdekat dan sisanya sebanyak 18 orang tidak mengalami luka atau cedera parah.

         Ia memastikan sebelum aktifitas penambangan dimulai, sudah dilakukan pengecekan awal dan seluruhnya dalam keadaan aman dengan konsentrasi kandungan oksigen sebesar 20,6 gram per mol, gas metana sebesar 12 gram per mol, kandungan hidrogen sulfida berada diangka nol pada satuan part per milion(PPM) dan karbon dioksida sebesar nol pada satuan massa molekul mol.   
    
Menurutnya, saat ini kegiatan penambangan di seluruh lokasi produksi perusahaan tersebut sudah dihentikan untuk sementara waktu, sampai adanya keputusan diizinkannya aktifitas penambangan dimulai kembali oleh pihak terkait.

         Disinggung tentang penanganan terhadap dua korban ledakan yang masih dirawat, ia mengatakan seluruh pembiayaan dan kerugian yang ditimbulkan ditanggung seluruhnya oleh perusahaan dan korban juga sudah didaftarkan sebagai anggota BPJS Ketenagakerjaan di perusahaan tersebut.

         "Berdasarkan pertimbangan pimpinan, korban dirujuk ke rumah sakit milik PT Semen Padang yang diketahui memiliki peralatan medis lebih lengkap," kata dia.

         Pihaknya berharap kondisi dua korban yang sedang dirawat itu bisa membaik setelah diberikan perawatan intensif dan berkomitmen akan bertanggung jawab sepenuhnya atas peristiwa ledakan yang terjadi itu.

         Sebelumnya, dua korban ledakan tambang batu bara di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M Djamil Padang karena diduga mengalami luka bakar di atas 75 persen.

         "Dari laporan sementara yang kami terima, dua korban tersebut masing-masing Ridwan (37) tercatat sebagai warga Desa Lunto Barat Kecamatan Lembah Segar dan Yusrizal (38) tercatat sebagai warga Desa Kumbayau Kecamatan Talawi," kata Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Penanggulangan Bancana Daerah Sawahlunto, Adri Yusman. (*)

Pewarta : Rully Firmansyah
Editor :
Copyright © ANTARA 2024