Sawahlunto, (Antara Sumbar) - Jumlah peserta pengguna alat kontrasepsi program KB di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat mencapai sebanyak 82,7 persen dari total jumlah pasangan usia subur yang ada di kota itu.
"Angka itu terhitung hingga akhir 2016 yakni sebanyak 7.433 orang dan secara umum jumlah tersebut cukup tinggi dan kami terus berupaya agar setiap tahun ada peningkatan jumlah peserta sehingga program pengendalian penduduk dapat terlaksana secara optimal," kata Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan KB setempat, Yufinarti Patma di Sawahlunto, Selasa.
Menurutnya, saat ini ada beberapa kelompok orang yang tidak menjadi pengguna alat kontrasepsi aktif diantaranya berasal dari kalangan pasangan usia subur (PUS) yang ingin memiliki atau menambah anak.
Untuk itu, pihaknya terus menargetkan sosialisasi bagi kelompok tersebut, khususnya yang berusia antara 20 sampai 49 tahun.
Salah satunya dengan menyediakan alat kontrasepsi bagi calon pengguna aktif dari kelompok masyarakat yang kurang mampu.
"Untuk pengguna aktif mandiri, mereka dapat memilih sendiri tempat dan pelayanan alat kontrasepsi sesuai kebutuhan dan keinginan," ujarnya.
Selain itu, lanjutnya, pihaknya juga melakukan pembinaan berupa program edukasi kepada pengguna aktif agar tidak terputus dalam menggunakan alat kontrasepsi.
"Diantaranya imbauan untuk menerapkan metode jangka panjang dengan menggunakan alat kontrasepsi jenis implan, IUD dan lain sebagainya," tambah dia.
Berdasarkan catatan terkahir pihaknya, upaya tersebut cukup membuahkan hasil dan hingga saat ini tercatat sekitar 20 persen diantaranya dari total pengguna aktif telah menerapkan metode tersebut.
Sementara itu, Kepala Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN Provinsi Sumatera Barat, Dra Mardalena WY MSi mengatakan kesuksesan pelaksanaan program KB pada suatu daerah tidak hanya mampu menekan risiko terjadinya ledakan penduduk.
"Hal itu juga mampu memicu peningkatan kualitas setiap individu keluarga dalam siklus hidup sebagai upaya mewujudkan generasi yang berdaya saing yang mampu mendukung terwujudnya ketahanan nasional di bidang kependudukan," kata dia.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan ke depan Indonesia harus menjadi negara dan bangsa yang maju di tengah persaingan yang ketat saat ini.
"Kalau kita ingin negara menjadi bangsa maju, dimulai dari keluarga," kata Presiden saat meninjau program Keluarga Berencana Nasional di Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul. (*)