Sarilamak, (Antara Sumbar) - Sebanyak 1.000 siswa di Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, masih libur sekolah akibat bencana banjir dan longsor yang melanda daerah itu, meskipun sudah memasuki hari ke delapan setelah peristiwa itu terjadi.

         Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Limapuluh Kota Radimas saat dihubungi dari Payakumbuh, Jumat mengatakan sebanyak 27 sekolah di delapan kecamatan yang dilanda banjir dalam keadaan rusak sehingga belum dapat melaksanakan Proses Belajar dan Mengajar (PBM).

         Banjir menggenangi 27 sekolah tersebut memengaruhi kegiatan PBM lebih 3.500 siswa yang tersebar di delapan kecamatan, namun enam kecamatan sudah kembali sekolah seperti biasa. Akan tetapi Kecamatan Pangkalan dan Kapur IX hanya beberapa sekolah yang sudah beroperasi kembali.

         "Ada sekitar 3.500 lebih siswa yang tidak bisa sekolah pasca banjir, namun sekarang sebagian besar sudah melaksanakan PBM. Hanya sekitar 1.000 siswa di Pangkalan dan Kapur IX yang belum sekolah," kata dia.

         Ia mengatakan mayoritas siswa yang belum dapat sekolah mengalami kerusakan di ruang belajar, bangku, dan meja.

         Selain itu kegiatan belajar mengajar juga diakibatkan para siswa masih membantu orang tuanya untuk membersihkan rumah, sedangkan di Kecamatan Kapur IX sudah ada beberapa sekolah yang melaksanakan PBM.

         "Mayoritas siswa yang belum bisa bersekolah itu berada di Kecamatan Pangkalan. Sedangkan di Kapur IX sudah ada beberapa yang bersekolah," kata dia.

         Sementara itu Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis kerugian akibat bencana banjir dan longsor yang melanda Kabupaten Limapuluh Kota mencapai Rp14 miliar.

         Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan kerugian terbesar terdapat di Kecamatan Harau Rp4,9 miliar dan Kecamatan Mungka Rp3,2 miliar.

         Berikutnya Kecamatan Kapur IX sebesar Rp2,8 miliar, Suliki Rp2,8 miliar, dan Pangkalan Koto Baru Rp1,6 miliar. Selanjutnya Kecamatan Luak Rp670 juta serta Kecamatan Lareh Sago Halaban Rp180 juta.

         Kemudian itu bencana banjir tersebut juga merendam 3.774 rumah masyarakat, 1.039 hektar sawah, 39 hektar kebun.

         Selanjutnya menyebabkan 166 gardu listrik rusak sehingganya menyebabkan listrik ke Kecamatan Pangkalan Koto Baru dan Kapur IX mati.

         Bencana banjir dan longsor tersebut menelan delapan korban jiwa, enam akibat tanah longsor, dua orang korban banjir meninggal, serta dua korban luka berat. (*)

Pewarta : Mardikola Tri Rahmat
Editor :
Copyright © ANTARA 2024