Sawahlunto, (Antara Sumbar) - Sekitar 300 orang seniman tradisi di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat (Sumbar) yang tergabung dalam Forum Seni Anak Nagari (FSAN) merancang pertunjukan kolosal berbasis seni tradisi Randai.
"Karya tersebut menampilkan gabungan seni tarian "Galombang" yang diangkat dari unsur pokok tradisi randai terdiri dari galombang, dendang, gore, tapuak galembong, silek dan tari piriang yang digarap menjadi satu paket seni pertunjukan menarik," kata ketua forum tersebut, Indra Gunawan di Sawahlunto, Jumat.
Untuk tahap persiapannya, jelas dia sudah dimulai sejak 19 Januari 2017 untuk ditampilkan dalam kegiatan penyambutan tamu kehormatan pada pembukaan Pameran Buku oleh Yayasan Gerakan Seribu Minang (Gebu Minang), di halaman Masjid Raya Sumbar Kota Padang, 24 Februari 2017.
Pada penampilan mereka kali ini, melibatkan sebanyak 16 kelompok seni tradisi atau sasaran Randai di kota itu sebagai salah satu bentuk peranan dalam mendukung pengembangan pariwisata melalui sektor pelestarian kebudayaan daerah khususnya suku Minangkabau di provinsi itu.
Kepala Seksi Ekonomi Kreatif dan Kegiatan Kepariwisataaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan setempat, Syukri SSn mengatakan sebelumnya FSAN juga telah berpartisipasi pada prosesi penyambutan peserta Tour de Singkarak 2016 di kota itu.
Mereka menampilkan jenis musik tradisional lainnya, "Talempong Pacik", yang dikemas sambil memainkan tradisi "Galombang Randai dan Tapuak Galembong" diiringi gurindam atau dendang dengan total peserta sekitar 400 orang dari 14 sasaran.
"Lalu pada tahun yang sama mereka juga menampilkan atraksi 'Tapuak Galembong Rami' pada kegiatan Gelar Budaya Multikural yang dilaksanakan pada 31 Januari 2016," ujarnya.
Kepala Dinas Pariwisatan dan Kebudayaan setempat, Efri Yanto menjelaskan kehadiran kelompok seniman tersebut merupakan salah satu bentuk aplikasi dari sub program pembinaan ekonomi kreatif berbasiskan seni budaya yang gencar dilakukan pihaknya sejak beberapa tahun belakangan ini.
"Pada tahun ini, kami terus mendorong dan mempromosikan kegiatan-kegiatan ekonomi kreatif tersebut sesuai dengan tugas pokok dan fungsi organisasi perangakat daerah (OPD) yang baru, agar dapat tumbuh menjadi salah satu ikon pariwisata di kota ini," kata dia.
Sebelumnya Menteri Pariwisata Republik Indonesia, Arief Yahya, telah menegaskan pariwisata yang berbasis budaya akan menjadi masa depan ekonomi nasional sehingga diperlukan dukungan dari semua pihak termasuk dunia pendidikan, untuk mencetak sumber daya manusia (SDM) kepariwisataan yang memahami budaya bangsa. (*)