Oleh Zardi Syahrir
Sungguh menakjubkan, ketika mata menatap air bening menyejukan..!!, itu kata kata yang terucap saat pertama menyaksikan keindahan lokasi Air Terjun Srilanggai. Karunia Sang Pencipta Air Terjun yang indah mempersona yang tersembunyi di pedalaman hutan pulau Siberut,
Kepulauan Mentawai. Segala kelelahan dan pesakit perjalanan tim Pemprov. Sumbar terobati. Keindahan yang tak disangka di dalam hutan belantara Siberut yang dingin.
Kenapa kami sebut pesakitan tim?, karena semua orang dalam tim ini terjerembab jatuh di jalan licin berlumpur. Dihadapankan dengan banyak acek dan nyamuk. Malahan ada yang terjatuh lebih dari lima kali. Hal itu terjadi karena faktor kelelahan kondisi medan jalan yang ditempuh.
Air Terjun Srilanggai itu, selain bersih dan jernih diperkirakan memiliki debit air antara 200-300 liter perdetik. Jika pada saat jadi sumber air bersih, maka dapat memenuhi kebutuhan masyarakat di tiga kecamatan Pulau Siberut. Jika selama ini sering orang bilang, sumber air bersih di Mentawai sulit, karena itu masyarakat sering mengkonsumsi air hujan untuk kebutuhan minum banyak menyebabkan kesehatan masyarakat sering terganggu terutama gigi masyarakat mudah keropos dan berwarna hitam.
Mulai saat ini terjawab sudah keraguan dan ketidakpastian itu dengan keberadaan Air Terjun Srilanggai Malacan. Jaraknya lebih kurang 7 km dan kalan menuju lokasi dengan perjalan kaki selama sekitar 6 jam pulang pergi. Penemuan lokasi air terjun Srilanggai Malacan, setelah dalam rangkaian kunjungan kerja instansi pemerintah provinsi, maka dalam pelaksanaan tugas dilapangan dilakukan pembagian tugas untuk pencarian data dan informasi Tim II yang dikomandoi M. Yani juga memecah tim ini menjadi 2 tim.
Tim pertama mengarahkan pencarian data dan informasi focus pada sektor pembangunan infrastruktur. Tim ini terdiri dari Dinas PSDA, Dinas Prasjal Tarkim dan Balai Wilayah Sungai Sumatera V Direktorat Sumber Daya Air Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI
dengan focus kegiatan peninjauan aliran sungai, abrasi pantai dan penyedia air bersih melihat titik Air Beku.
Tim kedua melakukan pencarian data dan informasi ke lokasi Saibi Siberut Tengah, yang dipimpin oleh Kepala Biro Pembangunan dan Rantau yang terdiri dari Dinas Koperasi UKM, Dinas Pendidikan, Dinas Perikanan, Dinas Pertanian, Dinas Peternakan, Dinas Kesehatan, Dinas Pariwisata, BPBD, Dinas Sosial.
Biro Humas menyatakan diri ikut serta untuk kedua rombongan , dengan personil rombongan humas yang tinggal berjumlah 4 orang ( Mul Rakyat Sumbar, Rina Haluan, Joni Klik Positif dan Zardi humas (penulis sendiri) membagi tim pula.
Tim Satu persoalan air bersih dan infrastruktur diliput oleh Mul Rakyat Sumbar dan Humas, sementara Tim dua diikuti oleh Rina Haluan dan Joni Klik Positif mendampingi rombongan Kepala Biro Pembangunan dan Rantau.
Keluhan dan cerita masyarakat tentang kebutuhan akan air bersih, merupakan semangat pertama dalam rombongan Syafril Daus, ST. MT ini untuk membuktikan pusat air beku itu ada dan layak untuk kecamatan Siberut Utara. Perjalanan tim ini menuju Desa Malacan dengan mempergunakan transportasi kendaraan 8 unit sepeda motor dari Ibukota Kecamatan Siberut Utara, Sikabaluan menuju Desa Malacan menempuh waktu lebih kurang 1 jam perjalan dengan jarak tempuh 15 km.
Perjalanan melintasi jalan beton ukuran lebar 4 meter atau seukuran kenderaan Viar angkutan barang berselisih, walau ada sebahagian jalan dengan aspal siram. Ada hal yang menarik disepanjang jalan menuju Desa Malacan lebih dominan oleh tanaman pisang yang subur. Betapa daerah ini dapat menjadi penghasil pisang, dan hampir tiap minggu kabarnya pisang Mentawai ini dikrim sampai ke Padang melalui transportasi laut.
Tentunya jika pisang ini dapat dikelola dengan baik oleh masyarakat, suatu saat akan mampu menjadi produsen pisang terbesar di Sumatera Barat. Tanah Siberut di pinggiran pantai ini lebih didominasi dengan tanah rawa dan air payau.
Sewaktu tim sampai di Desa Malacan, rombongan diterima Kepala Desa Bernabas Sarigei, karena kesibukan dengan masyarakat tim ini akhirnya didampingi oleh adik kepala desa. Menjelang sampai di akhir jalan yang dapat dilintasi kenderaan roda dua, kami juga melewati perkampungan amat sederhana masyarakat Desa Malacan. Bangunan rumah panggung kayu yang beratapkan daun rumbia. Mereka ramah dan memberikan salam persahabatan.
Perjalanan menuju lokasi Air Terjun Srilanggai akhirnya mesti dengan perjalan kaki, karena tidak dapat lagi diterobos oleh kenderaan roda dua, factor belum ada jembatan dan arena jalan berlumpur menelusuri perbukitan Siberut Utara yang masih perawat kawasan hutannya.
Rombongan menyempatkan diri singga sebentar di kandang ternak babi Kepala Desa Malacan yang diperkiraan memiliki ternak lebih dari 20 ekor. Ada hal menarik ketika pemilik kandang memukul kentongan di kandang, beberapa saat kemudian beberapa ekor ternak babi muncul menampak diri.
Pukulan kentong menjadi khas untuk memanggil ternak untuk masuk kandang. Setelah merasa sudah segar dan mulai pulih dari berjalan kaki selama 2 jam itu, kami kembali meneruskan perjalanan menuju Air Terjun Srilanggai.
Setidaknya 13 kali kami melintasi aliran air, 7 aliran sungai dan 5 aliran air kecil yang ada di perbukitan Siberut Utara tersebut. Sempat rombongan sedikit terhalang jalan karena hanya jalan setapak yang diberi alas batang kayu untuk menghindari dalamnya lumpur. Kondisi ini yang kadang membuat terjerembab, jatuh terpesok masuk lumpur. Bahkan ada di antara tim yang menanggalkan sepatunya.
Medan berat ini tetap dilalui dengan semangat, walau ada juga kaki sebagian teman yang terluka tertusuk duri atau lecet karena terjatuh keletihan menahan beban badan. Dalam hutan yang lebat itu, tak luput dari gigitan pacat/acek yang ada di daun jalan setapak tersebut. Sekali-kali kami berhenti untuk mencubit dan membuang acek yang hinggap dan terasa pedih hisapannya.
Menjelang sampai kelokasi, ada kegembiraan saat kami bertemu dengan material batu dan pasir di lokasi sungai kecil tersebut. Hal ini tentu akan memudahkan nantinya jika dilakukan pembangunan sarana air beku ini dalam memasang bendungan. Setidak-tidaknya tidak perlu lagi membawa pasir dan batu dari daratan Sumatera Barat. Cukup dengan membawa kebutuhan semen, pipa saja dari Padang maka pembangunanbendungan untuk air baku dapat diselenggarakan dengan baik.
Ketua Tim Syafril Daus ST,MT Kabid Sungai Pantai dan Konservasi Dinas PSDA Prov. Sumbar menyatakan bahan material di lokasi ini cukup baik dalam pelaksanaan pembangunan bendungan air baku, mungkin pasir sungai ini saja dilakukan proses pencucian dengan air ini, baru dapat dipakai karena pasir disini didominasi tanah lumpur. Tapi pada dasarnya dapat diolah dan masih baik untuk dipergunakan dalam pembangunan ini.
Asmen Simanjorang dari Dinas PU Mentawai juga mengakui hal serupa, ia tersenyum senang. Mudah-mudahan impian masyarakat Siberut untuk mendapat air bersih bisa segera jadi kenyataan.
Sekitar pukul 12.00 Wib kami sampai dilokasi Air Terjun Srilanggai. Kawan-kawan tim survei terpana tak percaya, ketika sampai pada lokasi air terjun tersebut. Deru air terjun membuat takjub tak pernah mengira seindah itu ada tersembungi di kawasan hutan Kepulauan Mentawai.
Keletihan dan rasa sakit yang ditanggung dalam perjalanan, hilang dan bangkit rasa senang dan kepuasan hati, bahwa kunjungan ini membawa hasil dan tidak sia-sia.
M. Amir Dagiri dari Balai Wilayah Sungai Sumatera V , Air Baku (ATAB II), menyatakan siapa bilang Mentawai tidak punya sumber air besih. Ini adalah air bersih yang cukup baik untuk di konsumsi, berembun dan terasa sejuk dan nikmat seperti air aqua. Walaupun nanti kita akan lakukan pengujian kualitas air ini, tapi kenyakinan saya air ini sangat baik untuk dikonsumsi. “Saya habiskan 5 botol aqua ini minum
secara langsung,†ujarnya.
Efenddi Zis dari Dinas Prasjal Tarkim Sumbar, juga mennyampaikan pembangunan ini nanti tidak akan mempengaruhi keindahan Air Terjun Srilanggai, kita akan tata pembangunan bendungn untuk air beku ini semenjak dari simpang air 400 - 500 meter menjelang lokasi Air Terjun Srilanggai ini. Kita yakin gabungan kedua aliran air bersih akan mampu menambah debit air untuk kebutuhan masyarakat nantinya.
Karena dari ungkap masyarakat masih ada sebuah embung air alam diatas sana yang besarnya dapat membuat kapal berlabuh. Ini sungguh sebuah anugrah Allah untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Siberut Utara ini, serunya berucap kagum.
Tim Survei Air Baku ini menikmati keindahan Air Terjun Srilanggai dengan berfoto selfi dan foto bersama di sekitar lokasi. Setelah makan siang bersama dan sholat Zhuhur jamak Asyar, barulah tim ini akhirnya kembali mengingat waktu sudah menunjukan pukul 13.15 WIB.
Setiba kembali di rumah kepala Dusun Malacan tim survei air beku mengadakan rapat singkat bersama, menentukan pilihan keputusan dan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk tindak lanjut pembangunan air baku Srilanggai untuk air bersih masyarakat yang diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan 4 desa Siberut Utara kecuali Desa Sibayak selain ketinggian juga karena jarak yang cukup jauh dari lokasi Desa Malacan ini.
Kepala Desa Malacan Bernabas dalam kesempatan tersebut menyatakan untuk pelaksanaan pembangunan air bersih Srilanggai telah disetujui oleh tiga suku yang ada disekita lokasi ini. Soal pembebasan tanah akan didukung dan menjadi tanggungjawab kepala Desa Malacan, tegasnya.***(Penulis Kabag Humasprov Sumbar)